Last Updated on December 3, 2022 by
Anda sedang mencari strategi marketing yang murah-meriah tapi efektif menciptakan transaksi? Jika iya, maka Anda wajib mencoba indirect selling.Indirect selling adalah strategi menawarkan produk/jasa secara halus yang sudah terbukti manjur mendatangkan pembeli. Taktik marketing ini juga sedang sangat direkomendasikan karena mudah, minim modal, serta ampuh meyakinkan konsumen.
Penasaran seperti apa itu indirect selling? Yuk langsung simak penjelasan selengkapnya di bawah ini!
Daftar Isi
Pengertian Indirect Selling Adalah
Indirect selling adalah taktik penjualan produk atau jasa secara tidak langsung. Pengertian tersebut sesuai dengan kata “indirect” yang berarti “tidak langsung”. Ada juga yang menyamakan indirect selling sebagai marketing soft selling.
Trik marketing indirect memang tergolong cukup unik. Pasalnya, kita tidak hanya fokus kepada penjualan saja, tetapi juga turut membangun awareness (kesadaran), trust (kepercayaan) dan loyalty (loyalitas) konsumen.
Maka dari itu, bisnis-bisnis yang menerapkan indirect selling cenderung lebih populer, disukai, serta mempunyai citra yang baik di masyarakat. Hubungan erat konsumen dengan brand juga tercipta dengan baik karena indirect selling memberi pengalaman belanja terbaik bagi masyarakat.
Perbedaan Direct Selling VS Indirect Selling Adalah
Selain indirect, Anda mungkin juga akan mendengar istilah marketing lain bernama direct selling. Keduanya mempunyai perbedaan yang signifikan meski sepintas tampak mirip.
Secara harfiah indirect selling adalah kebalikan dari direct selling. Kata direct dalam bahasa Indonesia berarti “langsung”. Jadi, pemasaran direct adalah strategi menjual produk secara terang-terangan alias hard selling.
Perusahaan yang menerapkan marketing direct akan terang-terangan mendorong target konsumen untuk membeli produk/jasa mereka. Semua informasi penawaran disuguhkan secara gamblang demi memantik keinginan belanja konsumen.
Sedangkan indirect selling sebaliknya. Di sini Anda memperkenalkan produk secara halus, nyaris seperti tidak sedang berpromosi. Misalnya melalui konten-konten edukatif atau menghibur. Lalu penonton yang tertarik dengan brand akan terdorong mencari lebih banyak info seputar produk/jasa yang ditawarkan.
8 Jenis dan Contoh Indirect Selling Adalah
Seperti apa contoh-contoh indirect selling? Tanpa kita sadari, ada banyak jenis pemasaran tidak langsung yang berseliweran di sekitar kita saat ini.
Berikut adalah beberapa jenis dan contoh indirect selling terpopuler kekinian:
1. Strategi Content Marketing
Content marketing adalah contoh terbaik dari indirect selling. Tentunya Anda sendiri sudah familiar dengan bentuk pemasaran satu ini, bukan?
Content marketing adalah strategi pemasaran halus melalui penerbitan konten informatif dan bermanfaat. Para content creator membuat beragam konten dengan berbagai tema lalu diunggah ke platform tertentu.
2. Search Engine Optimization
SEO (Search Engine Optimization) juga termasuk sebagai pemasaran indirect, lho. Ini karena tujuan utama SEO yaitu menaikkan ranking website atau akun bisnis Anda di hasil penelusuran. Alhasil calon pelanggan dapat dengan mudah menemukan website ecommerce Anda dan berbelanja.
3. Reseller
Praktik reseller diyakini sebagai indirect selling karena konsumen membeli produk dari tangan kedua atau ketiga. Ambil contoh pada bisnis smartphone. Konsumen rata-rata membeli HP baru dari penjual reseller atau agen yang mewakili produsen.
4. Media Sosial Marketing
Tidak lengkap rasanya membicarakan jenis indirect selling tanpa menyebut media sosial marketing. Kasus pemasaran tidak langsung terbukti paling banyak ditemukan di platform ini.
Sosmed marketing hampir selalu berjalan bersamaan dengan content marketing. Perpaduan kekuatan sosmed dan konten dapat dengan mudah menumbuhkan awareness sekaligus menarik calon-calon konsumen potensial.
5. Referral/Affiliate Marketing
Trend kode referral sedang naik daun akhir-akhir ini. Banyak brand menjanjikan keuntungan luar biasa bagi orang-orang yang aktif memasarkan produk, jasa atau merekrut pengguna baru lewat kode unik tersebut.
Strategi bisnis ini dikenal dengan nama affiliate marketing. Brand sengaja mengajak para konsumen lamanya bekerjasama melalui sistem komisi. Hasilnya, promosi dilakukan oleh sesama konsumen, brand tidak perlu turun tangan lagi.
6. System Integrator
Siapa bilang indirect selling tidak bisa diterapkan pada marketing B2B? System integrator adalah contoh pemasaran indirect untuk level Business to Business.
System integrator sering muncul dalam industri teknologi, khususnya jual beli perangkat keras dan lunak. Cara kerjanya ialah dengan menyelipkan produk kita ke dalam solusi permasalahan klien. Jadi kita tidak terang-terangan menawarkan produk kepada konsumen.
Perusahaan konsultasi bisnis IBM dikenal mempraktekkan sistem marketing ini. Mereka sering memasukkan komponen perangkat buatan sendiri ke rancangan solusi klien. Akibatnya konsumen pun akan membeli produk mereka.
7. Humas (Public Relation)
Jauh sebelum era digital marketing melanda, pemasaran indirect dilakukan secara tradisional lewat tangan-tangan humas.
Tim public relation bisnis akan membuat press release lalu membagikannya ke berbagai media massa, klien, atau partner usaha. Publikasi humas masih ampuh untuk membangun kepercayaan audiens.
8. Endorsement/Influencer Marketing
Contoh indirect selling terakhir adalah influencer marketing atau endorsement. Trik pemasaran ini bekerja memadukan content dan sosial media marketing.
Pemasaran dilakukan oleh orang-orang terkenal sekaligus berpengaruh di masyarakat. Mereka akan merekomendasikan produk Anda di berbagai platform populer, lalu memancing banyak orang agar tertarik membeli.
Kelebihan dan Kekurangan Indirect Selling Adalah
Sama seperti taktik pemasaran lain, indirect selling mempunyai beragam kelebihan dan kekurangannya tersendiri. Anda wajib mengetahuinya sebelum mencoba strategi penjualan ini.
Apa sajakah sisi plus dan minus dari pemasaran tidak langsung? Berikut jawabannya:
Manfaat Indirect Selling
- Menjadikan bisnis lebih mudah diingat konsumen. Ini karena indirect sellingsering dijalankan dengan strategi brand awareness.
- Menambah angka kepercayaan dan loyalitas konsumen. Brand menampilkan rincian informasi produk/jasa secara lengkap, mulai dari deskripsi hingga testimoni. Jadi konsumen bisa lebih percaya dengan kualitas produk/jasa.
- Memperkecil peluang skip iklan.Masyarakat zaman sekarang cenderung melewati iklan hard selling karena dianggap mengganggu.
- Mudah membangun hubungan konsumen jangka panjang. Audiens yang menyukai konten-konten Anda akan selalu antusias menunggu unggahan baru, termasuk beragam promo spesial.
- Memakan sedikit biaya, khususnya untuk jangka panjang. Anda tidak perlu keluar modal besar untuk menjalankan strategi indirect selling. Misalnya menggunakan sosial media dan aplikasi-aplikasi pembuat konten yang gratis.
- Menurunkan resiko negatif bisnis. Anda tidak langsung menawarkan produk/jasa di depan mata, jadi tidak ada tuntutan bahwa item dagangan harus segera laku terjual. Anda bisa menguji popularitas produk sembari berpromosi.
Kekurangan Indirect Selling
- Promosi memakan waktu lama. Membangun awarenessdan kesiapan belanja konsumen memang tidak mudah. Jadi hasil indirect selling cenderung tidak instan.
- Bisa menghabiskan banyak sumber daya di awal. Indirect sellingdapat diartikan sebagai investasi awal brand. Untuk itu, Anda perlu menyiapkan segala sesuatunya secara rinci. Misalnya ketika mengawali YouTube marketing, Anda perlu menyiapkan materi serta peralatan editing videonya.
- Adanya potensi sharingpendapatan. Jika Anda menjalankan strategi reseller atau affiliate, maka Anda harus membagi pendapatan dengan pihak-pihak terkait.
- Jumlah pemasukan tidak menentu. Proses promosi yang lama juga berdampak pada jumlah pemasukan yang tidak menentu.
5 Strategi Indirect Selling yang Efektif Menciptakan Penjualan, Yuk Coba!
Tertarik membesarkan nama brand Anda dengan indirect selling? Kabar gembiranya, membuat promosi soft selling sejatinya cukup mudah—bahkan untuk pemula yang belum berpengalaman.
Anda hanya perlu mengikuti lima cara di bawah ini saja:
1. Pahami Siapa Konsumen Bisnis
Sebelum mulai berpromosi, pastikan dulu Anda sudah memahami tipe konsumen yang ingin dituju. Anda bisa melakukan riset karakteristik konsumen untuk mendapatkan data-data penting terkait calon pembeli potensial.
Informasi ini nantinya akan berguna ketika Anda menyusun isi konten. Penawaran harus selalu disesuaikan dengan kebutuhan audiens agar konten kita ramai dilihat.
Sebagai contoh, bisnis merchandise menargetkan konsumen gadis remaja dan wanita muda pecinta KPOP. Agar bisnis tersebut laris, sebaiknya perbanyaklah konten-konten yang membahas update dunia KPOP.
2. Pilih Jenis Indirect Selling Terbaik
Ada delapan jenis indirect selling yang bisa Anda coba gunakan, namun tidak harus langsung semuanya sekaligus. Cukup pilih satu atau dua indirect selling yang dirasa terbaik sesuai kondisi dan tujuan bisnis.
Misalnya Anda baru membuka online shop dan ingin menumbuhkan brand awareness. Untuk itu, strategi content dan sosial media marketing bisa dicoba.
Fokus menjalankan satu model pemasaran juga merupakan langkah yang baik karena mengurangi beban kerja dan menjadikan Anda lebih fokus.
3. Gali Trend dan Isu Viral di Masyarakat
Tarik perhatian audiens dengan menyelipkan isu-isu yang lagi ngetrend di masyarakat. Konten indirect Anda akan lebih mudah diterima karena relevan dengan berita terkini.
Contohnya sensasi TikToker Alif Cepmek dengan tagline-nya, “Kamu nanya?”. Banyak brand membubuhkan jargon tersebut ke konten promo mereka sendiri, seperti “Kamu nanya lagi ada promo apa hari ini?”.
4. Selipkan Solusi dan Penawaran secara Halus
Konten yang menarik biasanya terdiri atas komposisi permasalahan dan solusi. Sajikan isu utama atau permasalahan yang mungkin dihadapi audiens sebagai pembuka, lalu tutup dengan rekomendasi solusi.
Nah, pada bagian solusi tersebutlah kita bisa menyelipkan penawaran secara halus ke konsumen. Semisal Anda menjual produk-produk skincare, lalu menulis konten artikel bertema jerawat meradang.
Buka artikel dengan pemahaman apa itu jerawat meradang beserta faktor-faktor pemicunya. Lalu di akhir barulah Anda menyelipkan beberapa solusi untuk mengatasi masalah—di mana salah satunya yakni dengan menggunakan skincare yang Anda jual.
5. Buat Konten Sesuai Niche Bisnis
Tips terakhir, selalu buat konten indirect selling yang sesuai dengan niche bisnis. Jika Anda berbisnis di bidang IT, maka konten indirect selling yang dibuat haruslah bertopik seputar IT. Jangan asal mengikuti trend random yang tidak relevan.
Kaitkan juga topik konten dengan penawaran agar tujuan marketing Anda tersampaikan ke audiens. Contohnya seperti menjadikan produk sebagai jawaban masalah konsumen; mengadakan kampanye sesuai trend yang lagi naik daun; atau mencoba memperkenalkan produk lewat video review bergaya kekinian.
Itulah pembahasan lengkap seputar indirect selling, mulai dari pengertian, jenis, manfaat hingga strategi menjalankannya. Semoga ulasan di atas bermanfaat bagi Anda, ya!
Yuk sukseskan bisnis online Anda bersama MARKEY. Dapatkan aneka tips marketing terbaru dengan mengklik https://markey.id/ atau mendownload MARKEY APP di Playstore dan Appstore. Sampai bertemu lagi!
Jasa Pembuatan Aplikasi, Website dan Internet Marketing | PT APPKEY
PT APPKEY adalah perusahaan IT yang khusus membuat aplikasi Android, iOS dan mengembangkan sistem website. Kami juga memiliki pengetahuan dan wawasan dalam menjalankan pemasaran online sehingga diharapkan dapat membantu menyelesaikan permasalahan Anda.