Last Updated on October 12, 2020 by
Investasi menjadi pilihan yang banyak dilirik oleh masyarakat saat ini. Hal tersebut bukanlah tanpa sebab, mengingat investasi menjadi jalan pintas terbaik untuk memperoleh pendapatan pasif secara mudah dan hasil keuntungan yang signifikan.
Investasi juga dapat dilakukan oleh siapa saja, baik mahasiswa, anak muda, kaum milenial, pegawai kantoran, maupun orang tua. Asalkan memiliki pengetahuan yang mumpuni, Anda pun bisa memulai investasi saat ini juga. Terlebih dengan bantuan teknologi digital, sistem investasi menjadi lebih mudah untuk diakses dan dilakoni siapa saja.
Investasi memang memiliki segudang ragam keuntungan. Di sisi lain, dunia investasi juga mempunyai banyak sekali istilah yang mungkin tidak lazim kita dengar dalam kehidupan sehari-hari.
Istilah-istilah ini memang tidak banyak dipergunakan oleh masyarakat awam, namun sebagai seorang investor ataupun calon investor, Anda harus menguasai istilah-istilah tersebut agar aktivitas investasi Anda berjalan semakin lancar.
Tahukah Anda, bahwa salah satu faktor kegagalan seseorang dalam berinvestasi adalah kurangnya pengetahuan mereka terkait istilah-istilah penting dalam investasi? Jelas mustahil bagi seorang investor untuk melakukan investasi dengan maksimal, kalau mereka tidak memahami beragam istilah mendasar terkait prosesnya, bukan?
Suka tidak suka, Anda harus menghadapi kenyataan bahwa ada sejumlah istilah di investasi yang tidak bisa digantikan dengan kata-kata umum. Tetapi, memahami arti dari setiap istilah tersebut sesungguhnya tidak sulit.
Anda bisa menguasai setiap kosakata yang ada dengan mempelajari istilah-istilah tersebut dan menguasai maknanya. Dengan begini, dijamin, proses investasi Anda akan semakin lancar dan mulus karena Anda sudah mempunyai bekal pengetahuan yang mumpuni terkait investasi itu sendiri.
Tidak hanya sekadar menguasai tips dan trik berinvestasi, seorang investor yang baik pastinya akan memahami istilah-istilah penting di dunia investasi ini. Salah satu manfaat lain dari menguasai istilah investasi tak lain menghindarkan Anda dari peluang ditipu serta mudah dibodohi oleh oknum-oknum investasi bodong.
Jika Anda adalah investor yang baru menjejaki dunia investasi, bersiap-siaplah, sebab Anda akan bertemu dengan banyak kata-kata yang asing di telinga. Kata yield adalah salah satunya.
Yield adalah kata aneh yang tidak lazim dipergunakan oleh masyarakat. Tidak demikian halnya dalam dunia investasi. Kata yield adalah istilah yang akan kerap telinga Anda dengar saat menjalankan roda aktivitas investasi.
Apa itu kata yield? Apa artinya dan maknanya dalam dunia investasi? Daripada bertanya-tanya sendiri, yuk cari tahu definisi dan penjelasan lebih lanjut terkait istilah yield dalam artikel edisi kali ini. Selamat membaca!
Daftar Isi
Definisi Yield, Semua Investor Wajib Hapal!
Apa yang sebaiknya kita siapkan saat hendak memulai investasi? Banyak investor pemula tidak memahami dengan baik hal-hal yang harus mereka persiapkan sebelum terjun ke dunia investasi. Mayoritas investor pemula lebih cepat termakan dengan iming-iming dan fantasi akan keuntungan yang mereka dapatkan dari investasi tersebut.
Alhasil, tidak mengherankan banyak orang akhirnya menyerah dan memilih mundur saat melakukan investasi. Kurangnya pemahaman secara mendetil terkait dunia investasi inilah yang berujung mematahkan ekspektasi investor ketika bertemu dengan realita di lapangan. Namun Anda tidak perlu takut, karena saat ini sudah ada banyak wawasan mendasar yang dapat Anda pelajari sendiri secara otodidak sebelum memulai proses investasi.
“Apa sajakah hal-hal yang harus dipahami oleh seorang investor pemula saat hendak berinvestasi?”
Mayoritas orang ketika dihadapkan dengan pertanyaan tersebut akan menjawab seperti berikut:
“Sebelum memulai investasi, Anda harus memahami plus dan minus dari investasi yang dipilih,”
“Sebelum memulai investasi, Anda harus tahu resiko investasi yang diam-diam mengintai,”
“Sebelum memulai investasi, Anda harus mengecek baik-baik platform investasi yang hendak digunakan. Apakah platform tersebut terdaftar di Otoritas Jasa Keuangan (OJK) atau tidak?”
“Sebelum memulai investasi, Anda harus memiliki pemasukan tetap agar investasi Anda sukses.”
Masih ada banyak tips, trik serta saran memulai investasi yang harus dipahami oleh investor pemula. Sayangnya, banyak orang melewatkan detil informasi yang paling penting sekaligus mendasar untuk diketahui oleh setiap calon investor atau investor pemula. Informasi tersebut tak lain: “Seorang investor pemula atau calon investor harus memahami seluruh kosakata serta istilah yang populer dalam dunia investasi itu sendiri.”
Tanpa memahami kosakata-kosakata tersebut, bukan tidak mungkin bagi seorang investor pemula akan merasa kebingungan dan tersesat saat menjalankan perahu investasinya. Ketidaktahuan ini akan berakibat fatal tentunya.
Bisa jadi, karena tidak memahami arti sebuah kata khusus dalam kamus investasi, Anda justru membuat langkah yang salah. Atau, Anda berujung salah memilih platform investasi lantaran tidak mengerti bagaimana cara membaca dan mengartikan istilah-istilah dalam dunia investasi dengan tepat.
Jadi, masuk akal jika satu kunci dari kesuksesan berinvestasi adalah menguasai kosakata dan istilah yang umum sekaligus populer dipakai dalam dunia investasi. Kata yield adalah salah satu dari istilah milik kamus investasi tersebut.
Kata ini memang tidak pernah dipergunakan dalam kehidupan sehari-hari, khususnya oleh masyarakat awam. Anda pun mungkin saat ini tengah mengernyitkan dahi saat membaca kata “yield”. Apa itu yield? Apa makna kata ini dalam dunia investasi?
Jangan khawatir jika Anda belum memahami apa itu kata yield beserta maknanya. Anda beruntung karena artikel edisi kali ini dari kami sudah menyiapkan penjelasan lengkap dan mendetil terkait arti kata yield khusus untuk Anda.
Secara sederhananya, yield memiliki arti dan makna sebagai suatu bentuk keuntungan. Saat kita melakukan investasi, tentunya tujuan akhir kita adalah mendapat keuntungan. Membahas perihal keuntungan pun menjadi kebiasaan yang umum dilakukan oleh para investor. Setiap investor pastinya berlomba-lomba menerapkan strategi investasi terbaik agar bisa mendapatkan keuntungan atau yield yang besar. Itulah arti dan makna dari kata yield.
Jadi, Anda tidak perlu bingung jika suatu hari salah seorang rekan investor Anda menyebutkan “yield besar” kepada Anda. Kata “yield besar” tersebut memiliki arti yang sama dengan “keuntungan yang besar”.
Selain itu, ada pula yang mengartikan kata yield sebagai sebuah bentuk hasil atau imbalan dari aktivitas investasi Anda. Hasil investasi atau imbalan ini biasanya berupa persentase tingkatan bunga dengan besaran menyesuaikan harga pasar investasi yang berlaku ketika investasi Anda dijalankan.
Pada intinya, kata yield tetap merujuk pada sebuah bentuk keuntungan. Kata yield juga bisa diartikan sebagai sebuah indikator keuntungan, profitabilitas serta viabilitas dari investasi Anda. Jadi, selain diartikan sebagai sebuah bentuk keuntungan, arti kata yield juga bisa merujuk pada indikator atas keuntungan, viabilitas atau profitabilitas dari tabungan investasi Anda.
Jadi, para investor bisa menggunakan yield untuk mengukur, menilai dan melihat sendiri keuntungan dari investasi mereka dalam kurun waktu tertentu. Biasanya kurun waktu atau periode yang ditinjau bersifat tahunan atau annual.
Catatan tambahan untuk Anda ingat dan pahami: istilah yield merupakan hal yang sangat penting untuk selalu diperhatikan oleh Anda ketika melakukan investasi. Mengapa demikian? Memerhatikan besaran dan pertumbuhan dari yield investasi Anda tentunya menjadi hal yang penting, agar Anda tidak mengalami kerugian saat berinvestasi. Dengan memastikan bahwa besaran yield tetap stabil atau bertumbuh, maka itu berarti investasi Anda pun sedang dalam kondisi baik.
Besaran yield biasanya bergantung pada metode trading yang Anda gunakan, baik itu secara aktif ataupun pasif. Selain itu, kesuksesan dari pengukuran keuntungan inipun sangat bergantung pada tata-cara serta upaya Anda sebagai investor untuk mengatasi kondisi pasar kala proses investasi berlangsung.
Seperti yang Anda mungkin sudah pahami juga, situasi pasar investasi selalu mengalami perubahan naik dan turun. Dengan instrumen investasi yield, Anda bisa lebih mudah untuk mengontrol laju pertumbuhan investasi Anda sendiri.
Kesimpulannya, gunakanlah perhitungan yield sebagai alat ukur, dan selalu perhatikan ragam resiko potensial yang bisa mengganggu proses investasi Anda. Dengan begini, Anda bisa meminimalisir kerugian saat investasi akibat efek penurunan pasar.
Jenis dan Contoh Yield dalam Investasi
Anda sudah memahami apa itu yield serta maknanya dalam kamus dan dunia investasi. Sekali lagi, yield adalah sebuah alat untuk mengukur tingkatan pengembalian atau keuntungan dan hasil dari sebuah investasi yang tengah dijalankan. Kemudian, seperti apa contoh yield dalam investasi itu sendiri?
Ada banyak sekali contoh penerapan yield dalam dunia investasi. Contoh-contoh yield sesungguhnya bisa Anda perhatikan dan kenali dengan mudah, jika Anda memahami teorinya dengan baik.
Umumnya yield dipakai untuk melakukan pengukuran terhadap hasil investasi dari suatu instrumen keuangan. Contohnya untuk mengukur hasil investasi obligasi atau saham berdasarkan deviden (pembagian hasil investasi) serta tingkatan suku bunga investasi. Dengan yield, Anda bisa mengukur dan dan menilai hasil investasi yang dilakukan secara lebih mudah dan akurat.
Selain contoh di atas, masih ada beragam jenis-jenis yield lainnya dan sering dipergunakan oleh para investor. Contoh jenis yield yang lain seperti yield untuk obligasi, yield jatuh tempo, yield deviden, hingga yield management. Apa sajakah pengertian dan perbedaan dari masing-masing yield tersebut? Berikut adalah jawabannya:
Yield Saham (Deviden) dan Yield Obligasi
Jenis yield pertama adalah yield saham dan obligasi. Sesuai dengan namanya, kedua jenis yield ini mencakup aneka jenis yield terkait obligasi serta saham itu sendiri. Oleh sebab itu, Anda yang tertarik dengan dunia investasi saham ataupun obligasi wajib memahami yield obligasi serta saham.
Pemahaman ini akan menjadi salah satu kunci terpenting bagi Anda untuk meraih kesuksesan berinvestasi saham ataupun obligasi. Memahami yield obligasi dan saham pun akan membantu Anda agar tidak tersesat ketika hendak menjalankan kedua jenis investasi ini.
Yield saham dan obligasi masih dapat dibedakan menjadi tiga kelompok yang berbeda. Tiga kelompok atau jenis dari yield saham dan obligasi ini mencakup current yield, yield to maturity dan yield deviden.
Yield deviden biasanya berada dalam ranah investasi saham, mengingat pengertian deviden adalah sistem bagi hasil atau keuntungan antara pihak perusahaan dengan para investor saham.
Untuk memperjelas pemahaman Anda, lebih lanjut di bawah ini adalah penjelasan dari ketiga jenis yield yang terdapat dalam kelompok investasi saham dan obligasi:
Current Yield
Jika diartikan dalam bahasa Indonesia, current yield dikenal sebagai yield saat ini. Kata “current” berasal dari bahasa Inggris yang berarti “saat ini”. Berdasarkan pemahaman tersebut, maka dapat diartikan bahwa current yield adalah yield rasio yang terletak di antara harga obligasi saat ini di pasar, dengan harga kupon bunga yang dimiliki investor.
Perhitungan current yield didasarkan pada jumlah kupon yang diterima oleh sang investor selama satu tahun terhadap harga dari obligasi. Rumus sederhana dari perhitungan current yield adalah bunga tahunan dibagi harga obligasi (bunga tahunan / harga obligasi).
Contoh perhitungan dari current yield adalah sebagai berikut:
Anda melakukan investasi obligasi di PT ABC. PT ABC memberikan kupon investasi kepada Anda sebesar 15% per tahun. Harga obligasi yang Anda beli adalah 98% untuk nominal Rp1.000.000. Maka perhitungan current yieldnya adalah:
Current yield: Rp 150.000.000 / Rp 980.000.000 = 15,30%. Maka besar current yield yang Anda dapatkan adalah 15,30%.
Yield to Maturity
Jenis yield kedua adalah adalah yield to maturity. Jenis yield yang satu ini dapat juga diartikan sebagai yield jatuh tempo. Sama seperti sebelumnya, yield ini juga diperuntukkan untuk investasi obligasi.
Yield to maturity adalah perhitungan besaran hasil investasi yang bisa didapatkan oleh seorang investor sampai masa tenor investasi obligasinya berakhir, alias jatuh tempo. Namun yield ini juga bisa terjadi jika uang investasi awal Anda selaku investor telah dikembalikan seluruhnya oleh perusahaan yang membuka slot investasi obligasi.
Berbeda dengan sistem current yield, penghitungan yield to maturity dilakukan dengan menyamakan harga obligasi sekarang dengan semua tingkat pengembalian dana di masa yang akan datang.
Dengan kata lain, yield to maturity merupakan tingkat pengembalian yang bisa diperoleh oleh investor, jika obligasi yang ia punya sudah sampai waktu jatuh temponya. Ada 2 rumus untuk menghitung yield jatuh tempo, yaitu:
Rumus Harga Obligasi
I/(1+YTM) + I/(1+YTM)2 + (Kup+nom)/(1+YTM)3
Rumus pendekatan, YTM
{I + (nilai nominal – harga obligasi) : N} : {(nilai nominal + harga obligasi) : 2} x 100%
Keterangan:
I = besaran nilai kupon
N = nilai jatuh tempo
Contoh perhitungan:
Perusahaan DEF memberikan kupon obligasi sebesar 1,8 juta rupiah ke setiap investor obligasi di perusahaannya. Nilai nominal dan harga obligasi masing-masing dalam investasi tersebut adalah 10 juta dan 8,5 juta rupiah. Kira-kira, berapa persen nilai yield jatuh tempo obligasi perusahaan DEF jatuh tempo selama 5 tahun?
Dengan menerapkan rumus di atas, maka perhitungan kasus perusahaan DEF menjadi sebagai berikut: {Rp1.800.000 + (Rp10.000.000 – Rp8.500.000) : 5} : {(Rp10.000.000 + Rp8.500.000)} : 2} x 100 % = 7,135%. Maka yield to maturity yang bisa Anda dapatkan adalah 7,135%.
Pada praktiknya di lapangan, nilai keuntungan yield to maturity akan menyesuaikan dengan perubahan harga investasi obligasi yang sering naik dan turun di pasar investasi. Kedua elemen tersebut (harga pasar obligasi dan yield) bekerja dalam situasi dan kondisi yang saling bertolak belakang.
Semisal saat harga obligasi menurun, maka nilai dari yield jatuh tempo akan naik. Begitu juga sebaliknya, di mana saat harga pasar meningkat, maka nilai dari yield jatuh tempo obligasi akan menurun.
Yield Deviden
Selanjutnya adalah yield deviden. Seperti yang sudah disinggung pada pembahasan sebelumnya, jenis yield yang satu ini termasuk sebagai instrumen investasi saham. Perhitungan besaran nilai yield deviden ini didasarkan pada pembayaran atau pembagian deviden kepada setiap investor menurut besaran harga saham.
Dibandingkan dengan kedua jenis yield sebelumnya, yield deviden dinilai lebih sederhana serta simple dari segi perhitungan. Hal ini dikarenakan selaku investor, Anda dapat melihat besaran keuntungan investasi yang diperoleh hanya dengan melihat hasil pembagian deviden yang didapat. Jadi, Anda tidak perlu lagi repot-repot untuk menghitung.
Mari lihat contoh berikut ini:
Perusahaan GHI memiliki saham seharga Rp2.000. Sedangkan deviden yang dimiliki oleh perusahaan tersebut adalah Rp50 per lembar. Kemudian yield dividennya dapat dihitung dengan rumus:
Rp50 : Rp2.000 x 100% = 2,5%.
Jadi setiap investor akan mendapatkan keuntungan atau deviden sebesar 2,5%.
Mayoritas investor saham pasti akan memperhatikan besaran persentase deviden yang dimiliki oleh perusahaan investasi pilihannya. Sebagai catatan tambahan, besaran persentase deviden dari sebuah perusahaan biasanya menjadi hal yang penting untuk dipikirkan ketika Anda hendak berinvestasi saham di sebuah perusahaan.
Hal ini dikarenakan tingginya persentase deviden otomatis menunjukkan besarnya potensi keuntungan yang bisa didapatkan oleh investor dari investasi saham mereka.
Oleh sebab itu, sebelum Anda memutuskan terjun ke investasi saham, sebisa mungkin cermati besaran yield dividen yang bisa Anda dapat dari investasi di perusahaan. Dengan demikian, maka investasi saham Anda pun dapat menjadi semakin untung!
Yield Management
Jenis yield terakhir adalah yield management. Dibandingkan dengan yield sebelumnya, yield management adalah instrumen investasi yang lumayan berbeda dari segi mekanisme kerjanya. Dalam bahasa Indonesia, istilah yield management merujuk pada pengertian manajemen hasil.
Akan tetapi, terdapat istilah lain dengan arti dan makna kata yang serupa dengan yield management, yaitu revenue management. Namun Anda harus berhati-hati karena kedua istilah tersebut mempunyai arti yang serupa tetapi makna mendalam yang berbeda. Istilahnya, “serupa tetapi tidak sama.”
Lalu apa perbedaan dari yield management dan revenue management?
Perbedaan di antara yield management dan revenue management sesungguhnya sangat tipis. Revenue management lebih merupakan sebuah mekanisme manajemen dari hasil perusahaan secara makro (besar) atau menyeluruh. Oleh sebab itu, ruang lingkup bahasan dan makna istilah revenue management selalu mencakup besaran total penghasilan atau pemasukan seutuhnya dari sebuah perusahaan.
Sedangkan kata yield management merujuk pada pengelolaan hasil atau pemasukan perusahaan dengan ruang lingkup yang lebih kecil. Yield management adalah sebuah sistem strategi pembuatan harga produk ataupun jasa dari perusahaan menurut faktor waktu dan situasi pasar, jenis produk, dan target konsumen.
Dalam dunia bisnis, setiap perusahaan menyadari dan memahami bahwa harga produk yang mereka tawarkan ke konsumen dapat selalu berubah-ubah mengikuti perubahan dan situasi pasar, tingkat kualitas produk, serta sasaran masyarakat atau target konsumen. Jadi, dapat disimpulkan bahwa jenis yield yang satu ini memiliki keterkaitan yang sangat erat informasi dan harga produk yang dijual oleh perusahaan.
Oleh sebab itulah, perusahaan bisa menentukan cara terbaik untuk menjual produk dan jasa mereka, menetapkan waktu penjualan yang paling pas, hingga menentukan target pembeli yang tepat hanya dengan menggunakan perhitungan yield management saja. Hasil penjualan ini pun cenderung signifikan dan maksimal, jadi, Anda selaku pebisnis bisa memperoleh keuntungan sebesar-besarnya dengan mudah melalui pertimbangan yield management saja.
Namun sayangnya, yield management ini hanya berfokus kepada satu saluran hasil atau pendapatan perusahaan. Misalnya pada perusahaan penerbangan atau maskapai, yield managementnya hanya berfokus kepada cara-cara untuk memaksimalkan penjualan slot kursi penerbangan di waktu atau musim yang diinginkan.
Dengan bantuan teori yield management, pihak maskapai dapat merumuskan strategi promosi terbaik untuk menggaet minat masyarakat agar menggunakan jasa penerbangan mereka.
Contoh lainnya ada pada perusahaan perhotelan. Di industri yang satu ini, yield management cukup sering dipakai oleh para pengelola hotel agar mereka bisa menentukan strategi terbaik untuk menjual kamar-kamar hotel yang ke masyarakat ataupun wisatawan.
Mereka akan mempertimbangkan strategi yang paling pas agar sebuah kamar hotel bisa laku tersewa oleh pelanggan. Alhasil, mereka pun akan mendapatkan keuntungan dari transaksi tersebut.
Besaran keuntungan yang bisa diperoleh dari sistem yield management ini bergantung kepada sistem teori permintaan ekonomi. Semakin besar atau tinggi jumlah permintaan produk, dari masyarakat maka harga jual pun akan semakin besar.
Begitu pula sebaliknya. Semakin rendah tingkat permintaan konsumen terhadap produk, maka harga jual produk pun akan semakin murah.
Strategi yield management ini sangat cocok untuk diterapkan jika Anda mempunyai perusahaan dan sering kebingungan saat menentukan harga jual produk di suatu masa, terlebih karena situasi pasar konsumen yang selalu berubah-ubah dari waktu ke waktu. Bisa jadi barang yang laris manis di pasaran saat ini justru tidak laku lagi di periode selanjutnya. Untuk menghindari kerugian dan memaksimalkan keuntungan, maka Anda bisa menggunakan strategi yield management untuk merumuskan harga jual produk terbaik.
Yield management juga membawa keuntungan tersendiri bagi perusahaan, sebab memiliki sifat yang fleksibel dan tidak kaku. Tingkat kefleksibilitasan yield manajemen umumnya ditentukan oleh lima faktor penting yang dikenal dengan istilah “5C”. Adapun kelima faktor C tersebut adalah cost, calendar, clock, capacity dan consumer demand. Berikut perbedaan masing-masing faktor C dalam yield management:
Cost
Pertama adalah faktor cost. Faktor cost, sesuai namanya, merujuk pada harga layanan yang dikenakan kepada konsumen. Jadi setiap konsumen bisa mendapatkan jumlah cost yang berbeda-beda, sesuai pada situasi pasar saat itu
Calendar
Kedua adalah faktor calendar. Faktor calendar merujuk pada waktu dan durasi dari konsumen untuk bisa mengakses serta menggunakan layanan penjualan yang tersedia. Setiap konsumen pastinya melakukan pembelian pada waktu dan dalam durasi yang berbeda-beda. Oleh sebab itu, setiap orang bisa mendapatkan fasilitas dan harga produk atau jasa yang berbeda pula.
Clock
Selanjutnya adalah faktor clock. Faktor clock mirip dengan faktor calendar, hanya saja faktor clock lebih merujuk kepada durasi penawaran layanan diberikan ke konsumen saat mereka melakukan pembelian barang atau produk.
Capacity
Faktor capacity adalah besaran humlah layanan yang bisa diterima oleh konsumen saat melakukan pembelian di sebuah perusahaan.
Consumer Demand
Faktor C yang terakhir adalah consumer demand. Faktor consumer demand adalah besaran jumlah permintaan konsumen terhadap suatu produk atau jasa. Besaran ini dapat selalu berubah-ubah mengikuti minat, kebutuhan, situasi, kondisi, dan tren yang sedang berlaku di pasar atau masyarakat.
Demikianlah pembahasan kali ini tentang apa itu yield serta contoh-contoh pengaplikasiannya dalam kehidupan ekonomi. Bagaimana, menarik bukan pembahasan kali ini? Semoga artikel ini dapat menambah wawasan Anda terkait pengertian dan jenis-jenis yield, ya! Temukan lebih banyak artikel menarik dan informatif lainnya seputar dunia investasi hanya dari website kami. Sampai jumpa di artikel lainnya dari kami.
Jasa Pembuatan Aplikasi, Website dan Internet Marketing | PT APPKEY
PT APPKEY adalah perusahaan IT yang khusus membuat aplikasi Android, iOS dan mengembangkan sistem website. Kami juga memiliki pengetahuan dan wawasan dalam menjalankan pemasaran online sehingga diharapkan dapat membantu menyelesaikan permasalahan Anda.