Media Bisnis Online | by APPKEY

Home Blog Page 101

Apa itu Desain Informasi dan Mengapa Itu Penting ?

0
Informasi Adalah

Setiap orang pasti membutuhkan informasi, karena informasi adalah salah satu elemen untuk selalu memperbarui pengetahuan, berita, bahan untuk membuat opini, dan pengambilan keputusan.

Makna sederhana informasi adalah sebuah rangkaian data yang telah melalui proses pengolahan yang menghasilkan suatu nilai maupun hal yang bermakna. Bisa dikatakan informasi adalah hasil dari banyak data yang digabungkan.

Definisi Informasi

definisi-informasi

Informasi adalah hasil dari data yang diolah menjadi sesuatu hal yang berguna dan bermakna bagi penerima informasi, dan juga digunakan sebagai pertimbangan untuk mengambil sebuah keputusan.

Informasi adalah istilah yang berasal dari Perancis kuno yang berarti Informacion yang merupakan adaptasi dari bahasa latin yaitu informare yang artinya sebuah aktivitas pengetahuan yang dikomunikasikan.

Gordon B. Davis berpendapat bahwa informasi adalah bentuk data yang sudah diolah menjadi bentuk yang berguna bagi para penerima dan nyata.

Sementara menurut Barry E. Cashing menjelaskan bahwa informasi adalah sesuatu yang memberikan hasil dari adanya pengolahan data secara terorganisir dan memberikan manfaat bagi penerimanya.

Jadi Informasi adalah kumpulan dari banyak data secara fakta yang telah melalui proses pegolahan secara sedemikian rupa sehingga menghasilkan sesuatu yang dapat dipahami dan memberikan banyak manfaat bagi para penerima dalam membuat keputusan.

Siklus Informasi

siklus-informasi

Siklus informasi adalah merupakan gambaran secara general tentang proses terhadap data yang pada akhirnya menghasilan sebuah informasi yang berguna bagi penerimanya. Informasi juga akan menghasilkan data yang nantinya akan menjadi informasi selanjutnya dan begitulah seterusnya.

Penjelasan untuk gambar siklus informasi adalah data yang didapatkan diolah dengan sebuah model atau cara sehingga menjadi sebuah informasi untuk penerima, kemudian setelah penerima mendapatkan informasi ia akan membuat sebuah keputusan dan tindakan, kemudian akan menghasilkan sebuah data lagi. Nah data yang didapatkan akan dikategorikan ke dalam input.

Nilai Sebuah Informasi

Nilai dari informasi adalah hasil dari adanya keputusan yang dibuat oleh penerima informasi. Apabila informasi yang didapatkan oleh penerima namun penerima tidak memberikan keputusan maupun tindakan maka informasi tersebut tidak diperlukan dan menjadi tidak berguna.

Parameter dalam mengukur sebuah nilai informasi didasarkan pada manfaat informasi tersebut (use or benefit) dan biaya (cost)

Informasi dikatakan memiliki nilai apabila manfaat > biaya yang artinya informasi memiliki nilai apabila manfaat yang dihasilkan dari adanya informasi tersebut jauh lebih besar daripada biaya yang dikeluarkan untuk mendapatkan informasi tersebut.

Sebagian besar dari informasi tidak secara tepat dapat ditaksirkan keuntungannya dengan menggunakan uang, tetapi diukur dari nilai efektivitasnya.

Jenis-Jenis Informasi

Di kehidupan sehari-hari, tentu saja banyak informasi yang didapatkan. Berikut jenis-jenis informasi yang biasa ditemukan dalam kehidupan harian Anda :

Informasi dari Fungsi dan Kegunaannya

Informasi ini memiliki manfaat seperti menambah pengetahuan seperti sebuah berita terjadinya peristiwa. Serta informasi ini memberikan Anda panduan untuk membuat prakarya atau sebuah tips berbisnis.

Informasi dari Format yang Disajikan

Informasi ini berupa dalam bentuk tulisan, gambar, foto, lukisan, maupun dalam sebuah video ataupun film.

Informasi dari Aspeknya

Informasi ini didapat dari segala bidang seperti informasi mengenai perekonomian negara, informasi mengenai sebuah pendidikan, Informasi yang terkait dengan kesehatan, gaya hidup, hingga politik suatu negara ataupun pejabatnya.

Informasi dari Cara Menyampaikannya

Informasi ini berdasarkan pada setiap waktu dalam menyampaikannya, ataupun disampaikan secara berkala, secara mendadak, yang dikecualikan, hingga informasi yang baru dapat disampaikan setelah permintaan disetujui.

Fungsi dari Adanya Informasi

fungsi-informasi

Selain jenis, informasi pun memiliki fungsinya yaitu :

Sebagai Sumber Berita

Informasi dapat menjadi sumber berita bagi penonton yang mengetahui melalui media elektronik seperti televisi, radio, website maupun media sosial seperti facebook, Instagram, twitter dan lain sebagainya.

Sebagai Sumber Pengetahuan Baru

Pengetahuan akan selalu diperbarui setiap saat. Meskipun terkadang kita sudah mengetahui informasi terlebih dahulu tapi bagi penerima yang baru menerima informasi tersebut dapat menjadi pengetahuan baru bagi mereka.

Sebagai Hiburan

Kadang kala informasi tidak hanya berupa ilmu pengetahuan atau berita yang terlalu serius. Informasi dapat juga sebagai hiburan apabila disampaikan melalui media yang menarik seperti video, foto maupun narasi yang tepat.

Sebagai Media untuk Mensosialisasikan Kebijakan

Sebuah kebijakan yang baru dibuat dan sebelum dilaksanakan secara resmi harus disosialisasikan kepada masyarakat agar informasi yang didapatkan tidak simpang siur dan dilakukan secara benar.

Sebagai Dasar untuk Menyampaikan Opini dan Membuat Keputusan

Informasi menjadi acuan utama bagi seseorang untuk membuat pendapatn maupun memberikan sebuah keputusan yang nantinya akan memberikan pengaruh besar terhadapnya entah itu pengaruh baik maupun pengaruh buruk.

Kualitas Informasi

Informasi tentunya harus memiliki kualitas yang baik dan memberikan manfaat besar bagi penerima informasi. Berikut Faktor dari adanya kualitas informasi :

Relevansi

Informasi yang ada haruslah memiliki keterkaitan dan memberikan manfaat secara langsung untuk para penerimanya. Jika tidak, maka informasi tersebut belum termasuk informasi yang berkualitas baik.

On Time

Penerima informasi tidak mengalami keterlambatan dalam menerima informasi yang mereka butuhkan. Karena informasi yang sudah usang tidak lagi memiliki nilai, walau masih tetap berfungsi namun tingkat ketertarikan orang lain untuk mengetahui informasi tersebut mungkin sudah mulai berkurang.

Akurat

Informasi yang dihasilkan harus berdasarkan fakta yang ada bukan berasal dari dugaan, perkiraan, isu ataupun sebuah opini yang tidak memiliki dasar. Hal ini juga dapat menunjang tingkat kepercayaan penerima informasi terhadap informasi yang disajikan. Tentunya jika informasi dibuat tidak berdasarkan fakta akan memberi dampak buruk untuk penyaji informasi tersebut, karena sudah ada hukum untuk informasi yang disebarluaskan tanpa adanya fakta atau yang sering disebut dengan hoax.

Ekonomis

Seberapa besar biaya dan sumber daya yang dikeluarkan untuk menghasilkan informasi tersebut yang nantinya akan menjadi pemecah masalah yang ada.

Efisien

Informasi akan memberikan manfaat apabila informasi diberikan kepada penerima yang tepat.

Dapat Dipercaya

Untuk menghasilkan informasi, selama proses pengumpulan data haruslah berasal dari sumber yang tepat dan dapat dipercaya. Sehingga penerima informasi tidak meragukan kualitas dan tingkat akurasi dari informasi tersebut.

Umur Sebuah Informasi

Umur Informasi dibedakan menjadi dua yaitu  Umur Informasi yang berupa data kondisi di mana umur informasi ini memiliki hubungan dengan sebuah titik waktu. Sedangkan umur informasi yang berupa data operasi merupakan cerminan dari terjadinya perubahan data selama periode waktu yang telah ditetapkan.

Itulah pembahasan mengenai informasi. Dari adanya penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa informasi sangatlah penting terutama di era saat ini. Dengan semakin canggihnya teknologi membuat informasi dapat dengan mudah didapatkan dimana pun, tidak hanya itu data juga semakin mudah diolah dengan banyaknya sistem informasi yang mendukung. Dengan memahami banyaknya informasi adalah suatu keuntungan bagi Anda karena akan lebih mudah mendapatkan banyak pengetahuan.
[online-about]

Biaya Tetap adalah : Pemula dalam Bisnis Wajib Tahu!

0
biaya tetap

Berbagai jenis perusahaan, mulai dari perusahaan manufaktur hingga perusahaan yang bergerak dalam bidang jasa pasti mengeluarkan biaya untuk menjalankan operasional perusahaan. Biaya yang dikeluarkan oleh perusahaan terbagi dalam beberapa kategori seperti biaya tetap, biaya semi tetap, sampai biaya variabel.

Sangat penting bagi sebuah perusahaan untuk dapat membedakan ketiga jenis biaya tersebut, sebab berkaitan dengan penghitungan dan bagaimana cara perusahaan membuat dan mengambil sebuah keputusan. Ketiga jenis biaya tersebut akan dikeluarkan dalam tahapan atau proses produksi.

Pada kesempatan kali ini kami akan membahas artikel yang berisi beragam informasi terkait biaya tetap. Mulai dari pengertian, jenis, hingga contoh biaya tetap. Juga akan dibahas terkait perbedaan biaya tetap dan biaya tidak tetap (biaya variabel). Berikut kami sajikan!

Pengertian Biaya Tetap

biaya-tetap

Biaya tetap adalah biaya yang dikeluarkan dalam keadaan konstan atau tidak berubah kendati pendapatan bisnis dalam suatu perusahaan mengalami penurunan atau peningkatan. Dalam pengertian lain berdasarkan ilmu ekonomi, biaya tetap adalah pengeluaran suatu bisnis yang tidak tergantung perubahan jumlah barang atau jasa yang dihasilkan.

Biaya tetap tidak akan mengalami perubahan meskipun jumlah produk baik barang atau jasa yang dihasilkan terjadi penurunan. Contoh biaya tetap adalah uang sewa gedung, pajak usaha, biaya asuransi, juga biaya depresiasi mesin yang harus dibayarkan dalam jangka waktu tertentu. Biaya tetap adalah biaya yang harus tetap dibayarkan tidak peduli produksi dilakukan atau tidak.

Seorang manajer atau penanggung jawab pada proses produksi sebuah perusahaan perlu mengetahui biaya tetap ini agar dapat menganggarkan dan menentukan jadwal produksi. Telah dijelaskan diatas, biaya tetap harus tetap dibayarkan ada atau tidak proses produksi oleh karena itu, seorang manajer harus pandai dalam memperhitungkan jumlah produksi yang dihasilkan untuk menutupi biaya tetap tersebut.

Biasanya, seorang manajer akan menggunakan perhitungan break event point (BEP) untuk mengetahui berapa jumlah unit produksi yang harus dijual agar dapat menutupi biaya tetap dan biaya tidak tetap (variabel) sekaligus menentukan jumlah keuntungan yang diinginkan perusahaan. Untuk diketahui, biaya tetap adalah biaya yang hanya konstan pada kisaran operasi tertentu artinya semua biaya bervariasi dari waktu kewaktu.

Perbedaan Biaya Tetap dan Biaya Tidak Tetap (Biaya Variabel)

biaya variabel

Jika biaya tetap adalah biaya yang memiliki nilai konstan, maka biaya variabel atau biaya tidak tetap adalah biaya yang akan berubah seiring perubahan baik jumlah maupun komposisi produk. Perubahan pada biaya tidak tetap adalah perubahan yang sejalan dengan perubahan output atau hasil produksi.

Perbedaan antara kedua jenis biaya ini juga didasarkan pada penilaian, dimana biaya tetap berkaitan dengan waktu sementara biaya variabel berhubungan dengan volume. Kedua hal ini waktu dan volume merupakan penentu berapa besaran kedua jenis biaya ini. Jika biaya tetap tetap harus dibayarkan tidak peduli ada atau tidaknya produksi, maka biaya variabel atau biaya tidak tetap adalah biaya yang hanya akan dikeluarkan apabila ada proses produksi.

Perbedaannya dilihat dari harga satuan perunit produksi, maka biaya perunit untuk biaya tetap dapat mengubah harga satuan dari tiap unit produk yang dihasilkan. Jika jumlah keseluruhan unit produk yang dihasilkan dalam jumlah banyak, maka harga biaya tetap untuk setiap unitnya mengalami penurunan, sebaliknya ketika jumlah keseluruhan unit dalam jumlah sedikit maka harga biaya tetap untuk setiap unitnya meningkat atau naik. Artinya, biaya tetap untuk setiap unit produksi berbanding terbalik dengan jumlah unit yang diproduksi.

Dalam perhitungan unit produksi dalam biaya variabel, tidak terpengaruh jumlah unit produksi. Artinya, meski perusahaan memproduksi dalam jumlah sedikit atau dalam jumlah besar, harga variabel untuk setiap unit produksi akan tetap sama.

Dalam hal komposisi atau penyusun, biaya tetap terdiri atas overhead produksi tetap, distribusi overhead, biaya penjualan tetap, dan biaya administrasi tetap. Sementara komposisi biaya variabel atau biaya tidak tetap adalah pengeluaran untuk tenaga kerja langsung, bahan langsung, beban langsung, biaya variabel penjualan, variabel produksi overhead, dan distribusi overhead.

Jenis-jenis Biaya Tetap

gaji karyawan

Biaya tetap atau fixed cost dibedakan menjadi dua, yaitu committed fixed cost dan discretionary fixed cost. Berikut ulasan lengkapnya.

Committed Costs

Jenis pertama biaya tetap adalah committed cost atau biaya komitmen merupakan biaya yang wajib dan memang harus dikeluarkan, seperti biaya sewa bangunan, biaya pabrik serta biaya berbagai peralatan yang penting dan dibutuhkan dalam proses produksi.

Juga mencangkup biaya penyusutan, asuransi, pajak, dan lain sebagainya. Hal ini karena setelah pembelian berbagai peralatan, dengan sendirinya peralatan tersebut akan mengalami depresiasi.

Mengapa berbagai biaya tetap disebut sebagai biaya komitmen? Berbagai biaya tetap tersebut karena perusahaan berkomitmen untuk biaya tersebut dalam jangka waktu yang lama. Namun, terkadang biaya yang satu ini diabaikan untuk keputusan jangka pendek, akan tetapi harus diingat bahwa biaya depresiasi akan tetap berkurang seiring waktu.

Discretionary Fixed Cost

Jenis selanjutnya dari biaya tetap adalah discretionary fixed cost atau biaya tetap diskresioner yang merupakan pengeluaran untuk biaya pada periode tertentu atau aset tetap. Biaya ini dapat dihilangkan atau dikurangi namun tidak akan berdampak langsung pada laba yang akan didapatkan dari bisnis yang dijalankan.

Terkadang, dalam sebuah perusahaan tidak banyak pengeluaran yang harus dikeluarkan perusahaan untuk discretionary fixed cost ini, akan tetapi nilai dari biaya ini umumnya dapat sangat besar, sehingga patut untuk ditinjau ulang. Membatasi pengeluaran yang sebenarnya penting akan berdampak negative terhadap kemampuan daya saing bisnis dimasa mendatang.

Terutama jika pembatasan ini dilakukan dalam jangka waktu yang panjang. Oleh karena itu, pengurangan biaya ini umumnya hanya akan dilakukan dalam jangka waktu yang singkat, dengan waktu maksimal satu tahun.

Bisnis perlu melakukan pembaruan pengeluaran biaya tetap direksioner dan bisa saja diharuskan melakukan peningkatan pengeluaran dimasa mendatang. Peningkatan pengeluaran ini dilakukan dengan tujuan menutupi kekurangaan dimasa lalu.

Dengan begitu, pihak manajemen mungkin dapat memangkas biaya direksioner ini hanya pada saat perusahaan menghadapi kekurangan kas dengan jangka waktu singkat. Kemudian akan kembali mengimprovisasi bisnis segera setelah arus kas kembali membaik.

Tidak baik juga untuk mengurangi jenis biaya ini secara terus menerus. Pengurangan yang dilakukan berulang akan menyebabkan penurunan kesadaran merek, penurunan kualitas produk atau penurunan efektivitas karyawan.

Resiko yang dihadapi ini bergantung pada jenis pengeluaran yang dikurangi. Oleh karena itu, pastikan untuk melakukan pengurangan biaya ketika memang sangat dibutuhkan.

Contoh Biaya Tetap dan Contoh Kasus

Contoh Biaya Tetap (Fixed Cost)

Di bawah ini adalah beberapa biaya yang masuk dalam kategori biaya tetap:

Penyusutan (Depreciation)

Penyusutan disebut juga dengan depresiasi adalah pembebanan bertahap dan sistematis terhadap biaya aset berwujud. Contohnya peralatan produksi seperti mesin, kendaraan, dan juga termasuk bangunan.

Asuransi (Insurance)

Asuransi atau insurance adalah biaya yang dibayarkan secara berkala atas asuransi yang digunakan. Pembayaran asuransi ini bergantung pada kontrak yang disepakati bersama dengan pihak atau perusahaan pemberi asuransi.

Beban Bunga (Interest Espenses)

Pengertian dari beban bunga adalah biaya dana yang dipinjamkan keperusahan oleh pemberi pinjaman, seperti bank. Beban bunga ini akan dikategorikan dalam biaya tetap dengan syarat suku bunga tetap dimasukkan dalam perjanjian ketika pinjaman dilakukan.

Pajak Properti

pajak property adalah pajak yang dibebankan kepada perusahaan oleh pemerintah. Pajak ini didasarkan pada biaya aset yang dimiliki oleh perusahaan.

Biaya Sewa

sewa atau rent yang dimaksud ialah biaya berkala yang dibayarkan untuk penggunaan real estat, seperti pabrik, kantor, dan gudang yang dimiliki oleh pihak lain yang digunakan perusahaan untuk melakukan aktivitas operasional perusahaan.

Gaji (Salary)

Gaji merupakan kompensasi yang tetap dibayarkan kepada karyawan. Perlu diketahui, pekerja yang dimaksud adalah pekerja yang bekerja secara tetap dengan gaji tetap. Artinya, gaji yang diberikan tidak akan berubah karena pengaruh jumlah produksi yang dihasilkan.

Utilitas

Ultilitas merupakan biaya seperti biaya air, listrik, telepon, juga gas dan berbagai hal lainnya. Biaya ini memang beberapa berelemen variabel namun sebagain besarannya tetap dari waktu kewaktu.

Contoh Kasus

Sebuah perusahaan yang bergerak dalam bidang percetakan, mengeluarkan biaya sewa untuk gedung sebesar 20 juta rupiah. Gedung terus digunakan sebagai tempat untuk memproduksi undangan. Pada suatu waktu, selama sebulan, karena terjadi suatu hal perusahaan tersebut tidak melakukan produksi apapun namun tetap saja harus membayar sewa gedung tersebut. Di waktu biasa, perusahaan melakukan produksi 100ribu eksamplar undangan setiap bulannya dengan biaya variabel 80 juta rupiah, dan sewa gedung tetap sebesar 20 juta rupiah.

Ini berarti, biaya tetap tidak akan berubah meski terjadi perubahan kondisi produksi, sementara biaya variabel berubah seiring perubahan produksi.

Nah itulah berbagai informasi terkait biaya tetap. Biaya tetap adalah hal yang sangat penting untuk diketahui dan dipahami para pelaku bisnis. Dengan mengetahui dan memahami hal ini, maka pengusaha atau seseorang yang bertanggung jawab dalam kegiatan produksi akan dapat membuat keputusan yang tepat dalam melakukan produksi.

Jadi, produksi dapat dilakukan dengan memperhitungkan jumlah unit yang tepat untuk diproduksi agar dapat memperoleh keuntungan yang sesuai dengan apa yang diharapkan pihak perusahaan.

Ingat bahwa biaya tetap adalah biaya yang tetap harus dibayarkan ada atau tidaknya kegiatan produksi, pastikan perusahaan Anda tetap melakukan produksi dan menghindari hal-hal yang dapat mengganggu proses produksi Anda. Terima kasih telah mengikuti sesi Markey hingga akhir. Sampai berjumpa diartikel lain dan semoga bermanfaat.

14 Prinsip Manajemen, Definisi Serta Contohnya

0
prinsip manajemen

Salah satu kunci keberhasilan perusahaan terletak dari baik buruknya pengimplementasian prinsip-prinsip manajemen yang dimiliki. Semakin baik sistem manajemen yang perusahaan Anda miliki, otomatis perusahaan akan berjalan dengan lebih efektif dalam mencapai target. Prinsip dari manajemen sendiri merupakan nilai-nilai yang mendasari sistem manajemen suatu organisasi.

Ada banyak aspek perusahaan yang dapat diatur dengan prinsip ini, seperti prinsip manajemen risiko ataupun prinsip prinsip manajemen keuangan. Ingin tahu lebih banyak lagi? Ayo simak ulasan berikut ini tentang pengimplementasian prinsip dari manajemen perusahaan!

Prinsip Manajemen Menurut Para Ahli

management-menurut-ahli

Pada dasarnya, prinsip suatu manajemen merupakan nilai-nilai dasar yang digunakan untuk memanajemen beragam aspek dalam organisasi. Terdapat cukup banyak ragam implementasi ilmu manajemen, seperti prinsip manajemen risiko serta prinsip prinsip manajemen keuangan.

Sesuai dengan namanya, prinsip manajemen risiko digunakan untuk mengelola hal-hal yang berkaitan dengan risiko serta ancaman yang mengintai perusahaan. Sedangkan prinsip prinsip manajemen keuangan digunakan untuk mengelola permasalahan keuangan.

Kembali ke teori manajemen secara general. Anda bisa menemukan banyak sekali definisi prinsip manajemen, sebab ada begitu banyak ahli ekonomi yang pernah merumuskannya. Kali ini kami merangkup beberapa prinsip manajemen menurut para ahli yang dapat Anda pelajari untuk menambah wawasan. Yuk simak 3 prinsip manajemen menurut para ahli berikut ini!

Richard L. Daft

Menurut Daft, manajemen adalah suatu perencanaan kepemimpinan, pengorganisasian, dan pengendalian atas sumber daya perusahaan guna mencapai target dengan efektif sekaligus efisien.

Marry Parker Follet

Follet merumuskan manajemen sebagai suatu seni untuk memberdayakan orang lain agar melakukan suatu pekerjaan.

Henry Fayol

Henry Fayol terkenal dengan 14 teori manajemen yang banyak diterapkan dalam kehidupan sehari-hari hingga saat ini. Menurut Fayol, prinsip-prinsip dalam manajemen suatu organisasi harus bersifat fleksibel dan menyesuaikan dengan situasi kondisi perusahaan.

Untuk mengetahui lebih dalam terkait 14 teori manajemen menurut Henry Fayol, mari lanjut membaca ke bagian selanjutnya!

Mengenal 14 Prinsip Manajemen dan Contoh Implementasinya di Perusahaan

prinsip-management

Ada 14 prinsip umum dalam manajemen menurut Henry Fayol. Semua prinsip ini masih sangat relevan dan bisa diterapkan dalam proses pengelolaan perusahaan guna mendapatkan hasil yang efektif.

1. Pembagian Kerja yang Sesuai

Prinsip pertama adalah pembagian kerja yang harus menyesuaikan dengan keahlian serta kemampuan tenaga kerja. Tujuannya tentu agar pekerjaan di setiap divisi perusahaan bisa rampung dengan baik, efektif dan efisien.

Jadi, Anda harus berhati-hati dalam menempatkan karyawan di setiap posisi perusahaan. Penempatan karyawan yang tepat posisi juga akan melahirkan kestabilan dan meminimalisir kegagalan pekerja saat melaksanakan tugasnya.

2. Pemberian Tanggung Jawab dan Wewenang yang Seimbang

Setiap tenaga kerja wajib diberikan tanggungjawab dan wewenang dalam pekerjaanya. Ingatlah untuk memberikan porsi tanggung jawab yang seimbang dengan wewenang. Maksud dari seimbang di sini adalah pekerja dengan wewenang yang besar, akan memiliki tanggung jawab pekerjaan yang besar pula. Demikian sebaliknya.

3. Rasa Disiplin

Rasa disiplin masih berkaitan erat dengan wewenang. Sikap dan rasa disiplin akan muncul jika proses pemberlakukan wewenang telah dilakukan dengan sesuai sebagaimana mestinya.

Kemudian rasa disiplin ini akan memunculkan perasaan tanggung jawab dari pekerja terhadap pekerjaan yang diberikan untuknya. Jadi selalu pastikan bahwa lingkungan perusahaan dan setiap pekerja Anda mampu menumbuhkan rasa disiplin dalam bekerja.

4. Satu Kesatuan Perintah

Agar dapat melaksanakan kerja dengan baik, setiap pegawai harus mampu memerhatikan satu kesatuan perintah dalam organisasi. Maksudnya, setiap pegawai minimal harus mengetahui kepada siapa ia bertanggung jawab atau siapa saja orang-orang yang mengetuai divisi kerjanya.

Jangan sampai ada manajer di bidang lain yang memberikan wewenang serta tanggung jawab kepada manajer dari divisi berbeda, sebab hal ini akan mengacaukan jobdesc karyawan.

5. Satu Kesatuan Pengarahan

Prinsip yang satu ini berhubungan dengan pembagian kerja atau jobdesc setiap karyawan. Melalui prinsip ini, Anda dapat memastikan bahwa setiap karyawan dapat menjadi terarah dalam melaksanakan tugas kerjanya.

Prinsip ini masih berhubungan juga dengan satu kesatuan perintah guna menghindari hadirnya perintah dua arah berlawanan yang membingungkan pekerja. Anda selaku atasan atau manajer harus bisa mengatur secara jelas alur koordinasi dan kepemimpinan dalam perusahaan, hal ini penting dalam memaksimalkan kinerja.

6. Mengutamakan Kepentingan Perusahaan atau Bersama

Prinsip selanjutnya adalah mengutamakan kepentingan perusahaan daripada kepentingan pribadi. Hal ini menjadi salah satu syarat yang dipenuhi oleh setiap orang yang bekerja di perusahaan guna mewujudkan kelancaran sistem kerja dan mencapai tujuan perusahaan.

7. Pemberian Upah Karyawan

Upah karyawan atau gaji menjadi buah penentu kelancaran kerja yang cukup krusial hampir di semua perusahaan. Ini disebabkan karyawan akan dapat bekerja dengan baik jika mereka mendapat gaji yang baik.

Sebaliknya, mereka akan kesal, cemas dan sulit berkonsentrasi menyelesaikan pekerjaan jika dibayang-bayangi pemikiran pengurangan gaji dari perusahaan. Jika hal ini terjadi di perusahaan Anda, maka Anda harus bersiap-siap ditinggalkan oleh karyawan yang merasa tidak puas dan lebih memilih bekerja di tempat lain.

8. Pemusatan Wewenang

Prinsip ke delapan adalah pemusatan wewenang dan tanggung jawab pada pihak tertinggi dalam sistem yakni kepala manajer. Proses pemusatan wewenang akan mengakibatkan pemusatan tanggung jawab atas suatu pekerjaan sekaligus tidak menghapus asas pelimpahan wewenang. Fungsi dari prinsip ini adalah untuk menghindari ketidakjelasan wewenang dan tanggung jawab kerja.

9. Sistem Hierarki atau Tingkatan Kerja

Perusahaan-perusahaan besar biasa menerapkan sistem struktur yang hierarki atau berupa tingkatan-tingkatan kerja. Sistem inilah yang melahirkan kehadiran “atasan” dan “bawahan” seperti yang umum kita kenal dalam dunia kerja. Sistem hierarki disusun berdasarkan wewenang tertinggi lalu dilanjutkan hingga yang terbawah.

Fungsi dari sistem hierarki adalah mempermudah bawahan mengetahui dari siapa ia akan mendapatkan perintah dan kepada siapa bertanggung jawab. Begitupun para atasan yang mengetahui kepada siapa ia bisa memerintah atau memberikan arahan.

10. Ketertiban Kerja

tertib-kerja

Nyatanya, tak seorangpun dapat bekerja dalam situasi yang chaos, kacau, berantakan maupun penuh ketegangan. Oleh sebab itu, dalam memanajemen perusahaan, Anda harus memegang prinsip ketertiban kerja. Prinsip ini baru bisa terwujud jika semua karyawan memiliki rasa disiplin yang tinggi terhadap dirinya sendiri serta pekerjaan yang menjadi tanggung jawab masing-masing.

11. Kejujuran dan Keadilan

Prinsip kejujuran dan keadilan berkaitan erat dengan aspek moral setiap pegawai. Tanpa adanya prinsip ini, dapat dipastikan bahwa pekerjaan dan sistem perusahaan akan kacau karena banyak pihak yang bersikap tidak jujur. Alhasil, sistem keadilan serta kejujuran harus ditegakkan.

Penegakan ini dapat dilakukan dari atasan selaku pemegang wewenang tertinggi dalam sistem. Oleh sebab itu pula, Anda harus memastikan para atasan di perusahaan Anda memiliki mental yang jujur, bersih dan adil agar mereka dapat memimpin bawahan dengan baik.

12. Kestabilitasan Kondisi Karyawan

Manusia selaku tenaga kerja selalu memiliki perasaan, keinginan dan pikiran yang berubah sewaktu-waktu. Oleh karena itu, jika pegawai Anda memiliki masalah dan gangguan, maka mereka tidak akan mampu bekerja dengan sebagaimana mestinya.

Menjaga kestabilitasan kondisi karyawan menjadi hal penting agar perusahaan dapat terus bergerak dengan maksimal. Menciptakan lingkungan kerja yang disiplin serta tertib saat berkegiatan mampu menjadi cara efektif untuk menciptakan kestabilitasan kondisi karyawan.

13. Insiatif atau Prakarsa

Rasa inisiatif atau prakarsa muncul dari dalam diri yakni akal pikir seseorang berdasarkan kehendak, keahlian, pengalaman, pengetahuan, dan perasaan. Karyawan yang memiliki rasa inisiatif tinggi atau baik cenderung dapat memanfaatkannya guna menyelesaikan pekerjaan dengan maksimal.

Rasa inisiatif ini perlu untuk ditumbuhkan dan dipelihara juga oleh perusahaan dalam bentuk pemberian apresiasi seperti penerimaan ide-ide atau pemberian prestasi kepada karyawan berprestasi.

Hingga hari ini masih banyak atasan yang menolak ide-ide dari para bawahan dan memandang mereka secara sebelah mata saja. Padahal sikap seperti inilah yang mulai mengikis rasa semangat dan gairah kerja karyawan.

14. Rasa dan Semangat Persatuan Antar Sesama Karyawan

Prinsip terakhir menurut Fayol adalah rasa dan semangat persatuan antar sesama karyawan perusahaan. Rasa semangat dan persatuan karyawan ini dikenal dengan esprit de corp. Untuk bisa melahirkan keharmonisan kerja, setiap pegawai harus memiliki rasa senasib sepenanggungan dan akhirnya memiliki rasa persatuan di antara mereka.

Pastikan bahwa setiap karyawan menyadari bahwa kehadiran mereka dibutuhkan oleh satu sama lain dan setiap orang memiliki arti penting dalam perusahaan. Karyawan justru tidak senang jika ada dari mereka yang mendapat perlakuan berbeda selayaknya anak kandung versus anak tiri.

Demikianlah pembahasan terkait prinsip-prinsip manajemen, mulai dari definisi para ahli hingga penjelasan 14 prinsip manajemen menurut Henry Fayol disertai contoh implementasinya di perusahaan. Semoga dapat membantu Anda dalam mengorganisasi perusahaan dengan lebih baik, ya!

Uang Kartal : Definisi, Jenis dan Contohnya

0
uang kartal

Beberapa tahun belakangan, kondisi perekonomian di berbagai negara, terutama di Indonesia sedang berkembang namun sering mengalami ketidak stabilan dan ketidak pastian. Hal ini membuat para pelaku ekonomi memegang uang kartal dalam jumlah yang besar untuk berjaga-jaga.

Uang jenis ini telah menjadi alat pertukaran bagi setiap pelaku ekonomi untuk memenuhi kebutuhan dan hasrat mereka kepada sebuah produk atau layanan. Pada artikel kali ini akan dibahas mengenai uang kartal. Berikut penjelasannya.

Definisi Uang Kartal

uang kartal

Uang adalah sebuah benda atau hal yang diterima dan dipercaya oleh semua orang untuk digunakan sebagai alat pembayaran ataupun transaksi. Uang kartal adalah alat pembayaran yang diterbitkan oleh Bank Sentral atau yang biasa kita tahu Bank Indonesia untuk digunakan sebagai alat transaksi yang sah dalam kegiatan jual-beli sehari-hari untuk memenuhi kegiatan ekonomi.

Ada pula definisi yang menyebutkan uang kartal adalah jenis uang yang terdiri dari kertas dan logam yang sudah ditetapkan oleh pemerintah dalam undang-undang. Menurut Undang-Undang Pokok Bank Sentral No. 13 Tahun 1968 pada pasal 26 ayat 1, Bank Indonesia merupakan lembaga yang diberikan otoritas tertinggi serta memiliki hak untuk menerbitkan uang kertas dan uang logam di Indonesia.

Fungsi Uang Kartal

Adapun fungsi uang kartal diantaranya ialah:

Sebagai Satuan Hitung

Yang dimaksud sebagai satuan hitung adalah uang mampu memberikan harga pada komoditas seperti barang, pelayanan, ataupun lainnya berdasarkan ukuran umum, dalam hal ini fungsi sebagai satuan hitung menggantikan sistem barter yang menghendaki adanya kehendak ganda yang selaras. Selain itu dengan adanya harga pada setiap komoditas akan memudahkan masyarakat dalam bertransaksi dan tidak menimbulkan kerugian.

Sebagai Alat Transaksi atau Pembayaran

Sebagai alat pembayaran uang kartal haruslah mendapat penjaminan dari lembaga berwenang sehingga memberikan kepercayaan bagi masyarakat untuk menggunakannya. Dengan adanya uang jenis ini, akan mempermudah masyarakat dalam bertransaksi.

Sebagai Penyimpan Nilai

Uang dianggap memiliki kemampuan untuk menyimpan hasil transaksi, pembelian serta penjualan yang meningkatkan perekonomian. Sehingga, masyarakat tidak perlu langsung menghabiskan semua transaksi pada saat itu juga.

Sebagai Standar Pembayaran di Masa Mendatang

Dengan adanya ukuran pembayaran, uang akan mempermudah proses transaksi di masa mendatang. Terutama dalam hal transaksi hutang piutang atau yang lebih dikenal dengan transaksi kredit.

Dengan adanya standar pembayaran di masa mendatang, beberapa balas jasa dan pembayaran akan lebih mudah untuk dihitung, karena menggunakan pengukuran daya beli daripada diukur dengan suatu komoditas.

Ciri-ciri Uang Kartal

Uang kartal secara umum memiliki ciri-ciri yang memberikan perbedaan antara mata uang ini dengan jenis uang lainnya. Berikut ciri-cirinya:

  • Di Indonesia uang sejenis ini hanya dikeluarkan oleh lembaga berwenang yaitu Bank Indonesia.
  • Uang yang dikeluarkan dibagi menjadi dua jenis yaitu uang kertas dan uang logam.
  • Alat transaksi ini dalam penggunaanya sudah di lindungi oleh hukum.
  • Alat pembayaran ini dapat digunakan sebagai alat pertukaran yang sah untuk kegiatan perekonomian yaitu jual-beli.

Selain keempat ciri-ciri diatas beberapa karakterisitiknya juga diatur dalam Undang-Undang Dasar BI No. 11 Tahun 1953, yang dibagi menjadi dua jenis mata uang yaitu:

Uang Negara

Uang negara adalah jenis uang yang dikeluarkan oleh pemerintah yang terbuat dari bahan plastik. Berikut karakteristik uang negara:

  • Diterbitkan oleh pemerintah.
  • Penggunaannya telah dijamin oleh hukum.
  • Terdapat nama negara yang mengeluarkannya.
  • Telah ditandatangi oleh menteri keuangan.

Uang Bank

Sejak tahun 1968 yang diatur dalam UU No. 13, uang negara telah berhenti diedarkan dan diganti dengan uang bank yaitu uang yang dikeluarkan oleh Bank Indonesia dengan berbentuk kertas dan logam. Berikut karakteristik uang bank :

  • Diterbitkan oleh Bank Indonesia.
  • Untuk penerbitannya diberikan jaminan terlebih dahulu berupa emas ataupun valuta asing yang didepositokan ke Bank Indonesia.
  • Terdapat nama Bank Indonesia sebagai lembaga yang menerbitkan.
  • Terdapat tanda tangan gubernur Bank Indonesia.

Jenis-Jenis Uang Kartal dan Contohnya

Uang kartal dibagi menjadi dua yaitu uang kertas dan uang logam, berikut pembahasannya:

Uang Kertas

uang kertas, uang kartal

Jenis satu ini merupakan jenis uang yang paling sering Anda temui bukan? Uang kertas merupakan alat transaksi yang terbuat dari bahan kertas khusus, memiliki gambar dan stempel khusus yang disertakan untuk memperkuat keabsahan uang kertas sebagai alat pembayaran yang sah.

Contoh Uang Kertas

Uang kertas adalah uang yang paling banyak beredar di masyarakat. Banyak jenis uang kertas dengan nominal beragam yang mudah untuk ditemukan. Uang kertas yang beredar tersebut bernilai mulai dari 1000 hinggan 100.000 rupiah.

Kelebihan Dari Uang Kertas

  • Untuk menggunakannya lebih praktis dan efisien karena ringan meskipun dibawa dalam jumlah yang banyak.
  • Dapat dilipat serta disimpan.

Kekurangan Dari Uang Kertas

  • Mudah hilang karena bentuknya yang tipis dan ringan
  • Cepat sobek, kusut dan rusak
  • Dapat terbakar
  • Dapat dipalsukan
  • Tidak bernilai penuh

Uang Logam

uang logam, uang kartal

Apakah Anda sering berbelanja ke minimarket? Jika iya, Anda pasti sering melihat uang jenis ini sebagai kembalian dari pembayaran yang Anda lakukan. Uang logam merupakan jenis uang yang terbuat dari bahan baku logam terdiri atas emas dan perak yang dibentuk sedemikian rupa.

Uang jenis ini memiliki dua nilai yaitu instrinsik yang merupakan nilai bahan untuk membuat uang logam dan nilai tukar yang merupakan jumlah nilai uang logam serta kemampuannya untuk ditukar dengan suatu komoditas.

Contoh Uang Logam

Ada beberapa contoh uang logam yang beredar di masyarakat. Namun, uang logam yang dikenal dan sering digunakan dalam transaksi adalah uang logam dengan nilai 100 hingga 1000 rupiah.

Kelebihan Uang Logam

  • Bernilai penuh
  • Terbuat dari bahan yang tahan lama serta kuat
  • Memiliki bentuk yang kecil sehingga mudah dibawa apabila tidak terlalu banyak
  • Saat jatuh akan berbunyi sehingga tidak mudah hilang

Kekurangan Uang Logam

  • Apabila dibawa dalam jumlah banyak uang logam sangat berat
  • Logam memiliki keterbatasan bahan baku
  • Tidak efisien dan tidak efektif

Itulah pembahasan mengenai uang kartal dari definisi hingga contohnya. Semoga artikel ini dapat membantu Anda untuk lebih memahami tentang jenis uang satu ini.

Kurs Adalah : Definisi, Jenis dan Faktor Pengaruh

0
kurs adalah

Pernahkah Anda datang dan menggunakan jasa agen money changer di kota Anda? Atau paling tidak, pernahkah Anda melihat informasi nilai tukar mata uang saat ini dari setiap negara yang biasa terpasang di loket-loket agen money changer dan mengapa nilainya berbeda-beda? Selain itu, pernahkah Anda mendengar instilah kurs? Nah, kurs adalah nilai tukar mata uang itu sendiri.

Saat ini. sudah bukan hal yang mustahil lagi bagi Anda untuk memiliki mata uang asing. Sudah tentu Anda tidak bisa membelanjakan mata uang asing di toko-toko dalam negeri. Tetapi, situasi ini justru dimanfaatkan oleh banyak orang sebagai bentuk tabungan atau investasi, lho! Investasi menggunakan mata uang asing dikenal juga sebagai investasi valuta asing (valas).

Namun, untuk terjun ke dalam dunia permainan mata uang asing memerlukan ketelitian serta pengetahuan yang baik terkait nilai tukar dari setiap jenis mata uang. Anda harus berhati-hati karena besaran nilai tukar mata uang selalu berubah yang disebabkan oleh beragam faktor. Selain itu, Anda juga harus mengetahui jenis-jenis nilai tukar dan ragam sistem transaksi yang berlaku di pasar valuta asing.

Ingin mengetahui lebih lanjut soal nilai tukar mata uang? Artikel kali ini akan membahas lengkap perihal nilai tukar suatu mata uang yang dikenal sebagai “kurs”. Di sini, Anda akan berkenalan dengan apa itu kurs, jenis-jenis kurs, ragam sistem transaksi kurs, hingga faktor-faktor yang berkontribusi mengubah nilai kurs sehingga harus diwaspadai. Penasaran? Tunggu apa lagi, let’s check this article out!

Kurs Adalah

kurs

Kurs adalah istilah yang umum ditemui dalam dunia perdagangan mata uang asing. Namun, Anda mungkin bertanya tanya tentang apa yang dimaksud dengan kurs?

Ada beragam pengertian kurs yang dapat Anda cermati. Pertama, kurs adalah mata uang suatu negara yang ditukarkan dengan mata uang milik negara lain. Kedua, kurs merupakan mata uang milik suatu negara dengan nilai tertentu. Selain itu, ada juga yang mendefinisikan kurs sebagai nilai tukar mata uang lainnya yang biasanya melibatkan beberapa negara di dunia.

Istilah lain kurs yang lebih mudah dipahami dan dipakai oleh masyarakat yakni nilai tukar suatu mata uang. Dalam Bahasa Inggris, nilai tukar mata uang ini diterjemahkan sebagai exchange rate.

Kurs memegang peranan penting dalam transaksi internasional seperti ekspor dan impor. Mengapa? Sebab, kurs membantu kita untuk “menerjemahkan” besaran nilai atau harga mata uang negara lain dengan mata uang lokal.

Tanpa kurs, kita akan kesulitan dalam menentukan patokan nilai mata uang negara lain dengan uang lokal. Kurs juga turut andil dalam pasar valuta asing yang lebih dikenal sebagai forex. Forex merupakan singkatan dari foreign exchange market.

Umumnya, kurs bisa mengalami 2 jenis perubahan yang dinamakan apresiasi dan depresiasi. Apresiasi muncul saat permintaan dan penawaran di pasar valas memiliki daya “tarik menarik” yang kuat. Alhasil, terjadi kenaikan nilai mata uang lokal terhadap nilai mata uang luar negeri. Efek lainnya adalah biaya ekspor di negara tersebut menjadi lebih mahal sementara biaya impor akan lebih murah.

Depresiasi merupakan kondisi yang sebaliknya. Depresiasi kurs terjadi saat nilai mata uang lokal menurun terhadap nilai mata uang luar negeri. Hal ini pun menyebabkan biaya impor di menjadi lebih mahal, sedangkan biaya ekspor di negara tersebut lebih murah.

Kurs adalah mata uang asing yang besaran nilainya ditentukan oleh bank sentral milik negara. Oleh sebab itu, nilai tukar mata uang asing di bank sentral mempunyai besaran yang sama atau pasti.

3 Jenis Kurs yang Wajib Diketahui Sebalum Menukarkan Mata Uang

Seperti yang telah Anda pahami, kurs adalah pertukaran antara satu mata uang negara dengan mata uang negara lain. Kurs merupakan pertukaran antara dua mata uang yang dapat dibagi ke dalam 3 jenis yakni kurs beli, kurs jual, dan kurs tengah. Apa saja definisi dari masing-masing jenis kurs? Berikut jawabannya.

1) Kurs Beli

Kurs beli merupakan harga beli suatu mata uang yang digunakan sebagai patokan dalam proses penukaran mata uang asing oleh bank serta agen money changer. Selain itu, kurs beli juga dijadikan patokan harga saat pedagang valas hendak membeli valas. Semisal Anda ingin menukar mata uang Euro ke Rupiah, maka Anda akan memakai patokan kurs beli.

2) Kurs Jual

Berbanding terbalik dengan kurs sebelumnya, kurs jual merupakan harga dari penjualan mata uang asing dalam pertukaran yang digunakan oleh bank, money changer dan para pedagang valas. Semisal Anda hendak menukar rupiah ke mata uang Yen, maka Anda akan menggunakan patokan kurs jual.

3) Kurs Tengah

Kurs tengah merupakan gabungan dari kurs jual dan kurs beli. Besaran nilai dari kurs ini didapat dengan mencari rata-rata dari kurs jual dan beli. Namun kurs tengah masih tergolong jarang digunakan di masyarakat.

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kurs Adalah

faktor-kurs

Kurs adalah pertukaran antara sejumlah mata uang di dunia. Oleh sebab itu, wajar jika besaran kurs valas dipengaruhi oleh sejumlah faktor. Berikut beberapa faktor yang dapat mempengaruhi kurs tersebut.

1) Pembayaran Impor

Pembayaran impor menjadi salah satu faktor penting dalam kurs, sebab kurs adalah suatu nilai tukar mata uang lainnya yang biasanya melibatkan berapa negara. Aktivitas impor barang menggunakan kurs beli untuk melunasi pembayaran.

Alhasil, semakin tinggi nilai impor produk di suatu negara, maka akan semakin tinggi pula permintaan terkait valas dan kurs mata uang lokal di negara tersebut akan menurun. Kurs mata uang lokal baru meningkat jika jumlah impor menurun.

2) Capital Outflow

Capital outflow merupakan modal milik negara yang digunakan untuk membayar kebutuhan negara serta hutang-hutangnya. Capital outflow juga menjadi faktor penentu penting mengingat kurs adalah nilai tukar mata uang lainnya yang biasanya melibatkan beberapa negara di dunia.

Sistem kerjanya adalah jika utang atau kebutuhan yang dipenuhi semakin banyak, maka permintaan akan valas meningkat dan kurs mata uang lokal menurun. Kurs baru akan meningkat kalau negara melakukan pengeluaran berupa penanaman modal di negara lain.

3) Besaran Inflasi

Besaran nilai inflasi yang dialami oleh suatu negara akan turut memengaruhi nilai tukar mata uang. Kalau suatu negara mengalami inflasi yang tinggi, maka nilai mata uang lokalnya akan menurun.

Namun, saat inflasi negara menurun, nilai mata uang lokal akan kembali naik. Perubahan ini dikarenakan daya beli masyarakat terhadap produk/jasa di negara tersebut akan menurun selama inflasi. Alhasil, nilai tukar uang dalam negeri akan ikut anjlok.

4) Kebijakan Pemerintah

Pemerintah suatu negara juga turut mengatur besaran kurs melalui kebijakan-kebijakan yang diterapkannya. Ada beragam kebijakan yang dikeluarkan oleh pemerintah guna mengatur kurs, seperti intervensi pasar uang, serta upaya untuk menghindari hambatan nilai perdagangan internasional dan pertukaran valas.

5) Aktivitas dari Neraca Perdagangan

Faktor yang mempengaruhi nilai tukar kurs yang terakhir adalah neraca perdagangan. Aktivitas dari neraca perdagangan memang secara langsung memengaruhi nilai tukar mata uang asing.

Saldo neraca perdagangan yang aktif menaikkan jumlah permintaan debitur luar negeri sekaligus menambah nilai tukar dari mata uang lokal negara tersebut. Sementara saldo neraca pasif menurunkan nilai pertukaran mata uang lokal sebab debitur lokal memilih melakukan penjualan menggunakan valuta asing.

Ragam Tipe Transaksi Kurs di Pasar Valas

transaksi-kurs

Ada setidaknya 3 tipe transaksi kurs yang biasa berlangsung di pasar valas. Ketiga tipe tersebut yakni transaksi berjangka, spot dan swap. Sebelum Anda melakukan jual beli mata uang asing, ada baiknya Anda memahami dulu jenis-jenis transaksi kurs agar tak salah memilih tipe transaksi.

1) Transaksi Berjangka

Transaksi berjangka adalah sistem pertukaran mata uang internasional yang baru berlangsung di waktu mendatang. Jadi dalam sistem ini, pihak-pihak yang hendak menukar valas akan membuat kesepakatan untuk merealisasikan pertukaran di waktu mendatang saat harga kurs telah sesuai dengan keinginan.

2) Transaksi Spot

Berbeda dengan sistem sebelumnya, transaksi spot merupakan pertukaran valas yang bersifat langsung. Untuk Anda yang memerlukan dana mendesak atau memenuhi kebutuhan yang bersifat urgent, lebih baik memilih menggunakan sistem transaksi ini.

3) Transaksi Swap

Transaksi swap adalah sistem jual beli sejumlah mata uang asing yang dilakukan secara bersamaan. Namun, transaksi ini menerapkan 2 tanggal untuk proses penyerahan masing-masing mata uang.

Demikianlah pembahasan artikel kali ini seputar kurs. Kesimpulannya, kurs adalah harga atau nilai dari mata uang asing yang dipergunakan oleh bank, agensi money changer dan pedagang valas.

Semoga wawasan dalam artikel ini berguna menjadi pedoman bagi Anda yang melakukan transaksi mata uang asing. Jangan lupa untuk membagikan pengetahuan ini kepada teman-teman dan kerabat Anda, ya!

Produksi Massal : Definisi, Ciri, Keuntungan dan Tujuannya

0
produksi massal

Dalam mata pelajaran ekonomi di sekolah, kita diajarkan bahwa mata rantai perekonomian terdiri dari 3 unsur yakni produksi, distribusi dan konsumsi. Produksi adalah sistem pembuatan produk oleh produsen atau pabrik.

Produk kemudian didistribusikan oleh pedagang hingga akhirnya sampai di tangan konsumen. Saat Anda membeli sebuah produk dan menggunakannya untuk kepentingan pribadi itulah proses konsumsi terjadi.

Selaku konsumen, Anda mungkin sudah sangat familiar dengan aktivitas konsumsi. Namun bagaimana halnya dengan sistem produksi? Pernahkah Anda bertanya-tanya bagaimana sebuah produk bisa dibuat oleh perusahaan atau pabrik?

Sistem produksi, pada kenyataannya, tidaklah sesederhana yang masyarakat awam perkirakan. Ada beragam tipe produksi yang bisa dilakukan oleh industri pabrik dan perusahaan.

Pada artikel edisi kali ini, kami akan mengajak Anda melihat lebih jauh tentang sistem produksi massal. Apa itu sistem produksi massal dan seperti apa cara kerjanya? Simak pembahasan lengkap berikut ini untuk mengetahui jawabannya, ya!

Apa Itu Produksi Massal? Pengertian dan Cara Kerja Produksi Massal

produksi-massal

Mata rantai ekonomi produksi, distribusi dan konsumsi memang tidak dapat dipisahkan satu sama lain. Jika dipisah, maka jelas, kehidupan perekonomian kita pun akan terancam lumpuh dan menjadi tidak stabil.

Tidak adanya produsen yang membuat produk akan berimbas pada distributor yang tak memiliki barang untuk dijual, serta konsumen yang tidak bisa memenuhi kebutuhan hariannya. Alhasil, roda perputaran ekonomi akan macet.

Setiap barang yang Anda nikmati dan gunakan dalam kehidupan sehari-hari adalah buah hasil karya dari para produsen. Produsen adalah pihak yang menciptakan aneka produk. Produsen umumnya berupa perusahaan, industri pabrik, manufaktur, atau pabrik produksi rumahan.

Setiap produsen bekerja dengan caranya sendiri-sendiri, menyesuaikan dengan jenis produk yang mereka jual. Namun sebagian besar produsen bekerja dengan menerapkan sistem produksi massal.

Apa itu sistem produksi massal? Sistem produksi massal adalah sistem produksi (pembuatan barang) yang dilakukan secara terus-menerus. Sistem produksi massal ini juga dikenal dengan nama aliran produksi produk.

Produksi massal biasanya dilakukan atau diterapkan oleh perusahaan dan pabrik industri berskala besar dengan ratusan karyawan. Hal ini dikarenakan dalam sekali produksi, pihak pabrik dapat menciptakan ratusan produk sekaligus.

Sistem produksi massal juga dikenal sebagai satu rangkaian mekanisme kerja berupa aliran dari satu pos kerja ke pos yang lain. Anda bisa mencari video YouTube atau mendatangi pabrik besar yang ada di sekitar wilayah tempat tinggal Anda untuk melihat bagaimana persisnya sistem produksi massal ini dilakukan.

Nantinya Anda akan mendapati bagaimana sebuah produk seolah-olah “mengalir” dari satu tempat operasi ke tempat operasi lainnya, hingga akhirnya produk-produk tersebut akan “bermuara” di tempat pengemasan barang dan siap dikirim ke distributor.

Sesuai namanya, sistem produksi massal menghasilkan jumlah barang atau kuantitas dalam skala besar (masif), terlebih karena dalam sistem ini, aliran produk selalu berjalan secara terus-menerus. Jadi, tidak mengherankan jika suatu pabrik besar dapat menghasilkan ribuan hingga ratusan ribu produk dalam satu hari saja.

Sistem produksi massal ini biasanya diaplikasikan pada perusahaan-perusahaan yang bergerak di industri makanan, alat elektronik, obat-obatan dan bahan kimia, bahan bakar dan masih banyak lagi. Kebutuhan-kebutuhan tersebut lebih cocok diproduksi dengan sistem produksi massal, mengingat tingginya jumlah peminat di masyarakat akan produk-produk tersebut.

Bayangkan saja, di Indonesia sendiri ada ratusan ribu penduduk yang membutuhkan makanan di setiap harinya. Tingginya kebutuhan masyarakat akan makanan jelas akan mendorong pabrik industri makanan untuk memproduksi komoditi ini dalam jumlah yang tinggi.

Hanya dengan cara inilah, produsen makanan bisa mencukupi permintaan dan kebutuhan pasar. Semakin banyak barang yang diproduksi pun, maka pabrik akan semakin banyak mendapatkan keuntungan.

Sistem produksi massal dapat diibaratkan seperti metode estafet yang berkesinambungan terus-menerus. Proses ini dimulai dari mencari dan memilih bahan baku, lalu mengolah bahan baku hingga menjadi barang setengah jadi.

Kemudian, pabrik akan menyelesaikan proses pembuatan produk hingga menjadi barang jadi untuk siap didistribusikan oleh distributor ke agen-agen pedagang. Nantinya, dari agen-agen pedagang, produk akan dijual secara langsung ke konsumen untuk digunakan memenuhi kebutuhan harian.

Agar proses produksi berjalan secara efisien, maka sistem kerja di pabrik akan dibagi-bagi ke beberapa pos dan dikerjakan oleh karyawan-karyawan secara berkelompok. Dengan begini, sistem produksi massal dapat berjalan dengan lebih efisien, hemat waktu, ringan dan pabrik akan memiliki tingkat produktivitas yang tinggi.

Sepintas Sejarah Kemunculan Produksi Massal

Anda telah memahami gambaran besar dari sistem produksi massal. Meskipun sudah diterapkan hampir semua pabrik, sistem kerja produksi massal ini tidak serta merta muncul begitu saja, lho. Sebelum akhirnya diterapkan oleh semua pabrik di seluruh dunia, ada sejarah khusus terkait asal-muasal kemunculan sistem produksi massal ini.

Bermula di tahun 1926 silam, ada sebuah perusahaan mobil bernama Ford Motor Company. Perusahaan inilah yang memelopori sistem produksi massal dalam skala industri. Di awal kemunculan dan penerapan mekanisme kerja ini, sistem produksi massal masih dipergunakan khusus untuk membuat barang-barang tertentu saja. Semisal bahan kimia, bahan bakar dan makanan.

Seiring berjalannya waktu, keberhasilan perusahaan dan pabrik-pabrik meningkatkan produktivitas serta efisiensi kerja dengan sistem produksi massal akhirnya mendorong mayoritas pabrik lainnya untuk menerapkan praktek kerja yang sama.

Sampai hari ini, sistem produksi massal banyak dipergunakan oleh pabrik-pabrik yang memproduksi beragam produk manufaktur serta produk-produk komoditi lain dalam berskala besar.

5 Karakteristik Khusus Produksi Massal

karakteristik-produksi-massal

Apa sajakah karakteristik dari produksi massal? Mengingat tujuannya yang berbeda dari sistem produksi lain, maka sudah tentu sistem produksi massal memiliki karakteristik atau ciri-cirinya tersendiri. Memahami ciri-ciri produksi massal berikut ini akan mempermudah Anda untuk menyusun sendiri strategi produksi massal di perusahaan. Berikut pembahasan lengkapnya!

1. Memproduksi Produk dalam Jumlah Besar

Ciri pertama sekaligus karakteristik utama dari produksi massal pabrik adalah menghasilkan produk-produk dalam jumlah atau kualitas yang besar secara kontinu. Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya, pabrik yang menerapkan sistem produksi massal mampu menghasilkan produk dalam jumlah banyak dalam waktu singkat.

Pembuatan barang dalam produksi massal dilakukan secara terus-menerus, memakai pola kerja yang cenderung tetap dan tidak berubah baik untuk kurun waktu sementara ataupun selamanya.

Jika Anda memutuskan untuk bekerja atau mendirikan perusahaan produksi massal sendiri nantinya, Anda harus ingat bahwa pabrik tipe ini harus terus membuat produk dalam jumlah banyak Jadi, Anda harus mengupayakan strategi terbaik agar perusahaan Anda bisa terus menghasilkan produk dalam target yang telah ditentukan setiap hari.

2. Alur Produksi yang Sesuai Urutan

Ciri selanjutnya yang mencerminkan produksi massal adalah alur pembuatan produk yang selalu sesuai dengan urutan. Setiap pabrik produksi massal pasti akan memiliki pola urutan kerja masing-masing.

Semisal pos 1 untuk memasukkan dan mengolah bahan baku, lalu produk akan dioper ke pos 2 untuk dijadikan barang setengah jadi. Begitu seterusnya hingga produk sampai di titik pengemasan dan siap kirim oleh distributor barang.

Berdasarkan sistem ini, dapat disimpulkan bahwa alur produksi pembuatan barang di pabrik produksi massal adalah menggunakan alur maju. Jadi, pekerjaan Anda di pabrik dapat menjadi lebih terstruktur sekaligus tidak membingungkan. Penerapan alur maju produksi tidak akan menimbulkan kekacauan sistem seperti pencampuran produk atau kinerja bolak-balik.

Semisal Anda bekerja mengolah barang jadi menjadi barang setengah jadi. Lalu produk justru berakhir dipecah menjadi bahan baku untuk diolah kembali menjadi barang jadi. Cara kerja ini sangat keliru dan hanya membuang-buang waktu plus tenaga.

3. Banyak Memakai Tenaga Mesin

Ciri selanjutnya adalah banyak menggunakan tenaga mesin dalam sistem operasi pembuatan produk. Untuk bisa menghasilkan ratusan hingga ribuan produk dalam sehari, semua pabrik yang menerapkan sistem produksi massal pasti akan menggunakan banyak tenaga mesin. Bekerja dengan mesin jauh lebih efisien dan cepat, sehingga perusahaan Anda bisa menghasilkan ribuan produk dalam satu hari.

Mengapa harus demikian? Jawabannya kembali lagi karena produk dalam jumlah banyak sudah menjadi patokan standar kesuksesan dari pabrik produksi massal. Jika pabrik Anda tidak berhasil membuat produk sesuai target yang telah dicanangkan, maka besar kemungkinan penjualan dan pemasukan dari perusahaan Anda akan terganggu. Alhasil, hal ini menjadi sebuah tantangan yang harus dihadapi oleh pabrik massal Anda saat berbisnis.

Mesin-mesin yang digunakan dalam produksi massal umumnya tidak sembarangan. Setiap pabrik memiliki mesin-mesin produksi yang bersifat khusus dengan beragam fungsi. Semisal mesin khusus untuk meracik bahan baku, mesin khusus pengolahan produk setengah jadi, mesin khusus pengemasan produk jadi, mesin untuk mengecek cek kualitas dari setiap produk, dan masih banyak lainnya.

Seringkali mesin-mesin ini digunakan sebagai solusi praktis untuk mengoper produk dari satu pos ke pos lainnya selama proses produksi massal. Dengan bantuan mesin, karyawan Anda hanya cukup mengoperasikan dan mengawasi jalannya kerja alat, sehingga tidak akan ada banyak tenaga yang dihabiskan. Tingkat produktivitas pabrik Anda pun akan menjadi sangat efisien, terutama jika pabrik Anda selalu menggunakan teknologi mesin terbaru.

Di sisi lain, ciri inipun melahirkan satu tantangan lainnya, di mana perusahaan Anda harus memiliki modal yang besar agar bisa membeli mesin-mesin yang dibutuhkan dalam proses produksi. Selain itu, Anda juga harus selektif dalam memilih karyawan. Pastikan bahwa karyawan Anda mampu mengoperasikan mesin-mesin produksi dengan baik. Jika tidak, maka semua proses produksi yang telah dirancang hanya akan berjalan sia-sia.

4. Sedikit Karyawan

Banyak orang beranggapan bahwa industri produksi massal pasti akan menggunakan tenaga karyawan yang banyak. Padahal kenyataannya belum tentu. Masih berkaitan dengan poin karakteristik produksi massal sebelumnya, penggunaan mesin-mesin produksi tergolong sangat efektif untuk memangkas jumlah karyawan yang diperlukan di pabrik.

Dibandingkan dengan tenaga manusia, produksi massal berbasis mesin dapat bekerja jauh lebih cepat, efisien dan efektif. Bayangkan Jika Anda harus membuat 5000 produk dalam sehari. Ada berapa banyak karyawan yang harus Anda gaji dan pekerjakan agar target tersebut bisa terpenuhi? Jawabannya tentu sangat besar, dan jika dihitung ulang, dapat lebih merugikan dibandingkan dengan memilih membeli mesin-mesin khusus produksi.

Berkat bantuan mesin-mesin inilah, pabrik pabrik produksi massal cenderung memiliki jumlah karyawan yang sedikit. Meski sedikit, karyawan yang dipekerjakan sudah dipastikan memiliki skill dan pendidikan khusus untuk bisa mengoperasikan setiap peralatan untuk bekerja.

5. Efisien dalam Menggunakan Bahan Baku

Satu lagi kekeliruan yang sering muncul dalam benak masyarakat awam adalah pabrik produksi massal pasti akan menggunakan bahan baku yang banyak juga. Lagi-lagi kenyataannya tidak seperti itu.

Jika pabrik Anda memproduksi ribuan barang dengan sistem produksi massal, kenyataannya, pabrik Anda hanya akan menggunakan bahan baku yang lebih sedikit.

Mengapa hal ini terjadi? Jawabannya karena setiap mesin dalam sistem produksi massal sudah memperhitungkan secara tepat bahan baku yang akan digunakan untuk membuat satu produk. Ketepatan perhitungan ini pun sudah diatur dengan baik oleh sistem mesin sebelum pengoperasian dimulai.

Sifat dari mesin yang selalu pasti menjadikan nyaris tidak ada bahan baku yang terbuang selama proses produksi berlangsung. Pola pembuatan produk yang teratur dalam sistem produksi massal pun turut dalam proses kalkulasi bahan baku yang lebih tepat dan akurat.

6. Produk Homogen

Ciri terakhir dari pabrik dengan sistem produksi massal adalah menghasilkan produk-produk yang homogen alias tidak bervariasi. Semisal pabrik sabun mandi yang menghasilkan ribuan produk dalam varian, warna, dan ukuran yang sama di setiap harinya.

Sayangnya, ciri ini pun menjadi salah satu kekurangan dari sistem produksi massal pabrik. Lagi-lagi karakteristik khas ini disebabkan karena sistem kerja pabrik massal yang menggunakan pola serta struktur kerja yang telah tersusun pasti oleh mesin.

Seandainya pabrik membuat produk dengan variasi lain, maka dapat dipastikan produk variasi lain tersebut akan dikerjakan pada assembly line atau susunan rangkaian mesin produksi khusus lainnya.

Semisal produk sabun mandi warna merah akan diproduksi pada rangkaian jalur mesin A. Sementara produk sabun mandi warna kuning akan dibuat di sistem mesin jalur B. Semakin banyak variasi produk yang perusahaan Anda miliki, maka akan semakin besar pula industri pabrik produksi massal Anda.

3 Keuntungan Produksi Massal

keuntungan-produksi-massal

Lalu apa saja keuntungan yang bisa Anda dapatkan dengan mendirikan pabrik produksi massal? Setiap sistem kerja produksi pasti memiliki keuntungannya tersendiri. Begitu pula sistem produksi massal.

Berikut ini kami sudah menyiapkan tiga keuntungan utama yang perusahaan Anda bisa dapatkan jika menerapkan sistem kerja produksi massal. Berikut pembahasannya

1. Memiliki Kondisi Finansial yang Lebih Efisien

Keuntungan pertama dari mengaplikasikan sistem produksi massal untuk perusahaan Anda adalah lebih hemat dari segi biaya pabrik. Pabrik atau industri dengan sistem produksi massal umumnya memiliki kondisi finansial yang lebih efisien dan stabil, dibandingkan industri lainnya yang masih menerapkan kerja manual.

Hal ini dikarenakan sistem kerja produksi massal yang lebih banyak dilakukan dengan mesin. Sehingga, Anda tidak perlu banyak mengeluarkan uang untuk menggaji karyawan. Selain itu, bahan baku yang dipakai juga lebih sedikit, sebab dengan bantuan mesin produksi, perhitungan penghabisan bahan baku selalu tepat dan akurat.

Efisiensi penggunaan sumber daya dan bahan baku ini menjadi kunci utama dari terciptanya kondisi finansial perusahaan yang jauh lebih hemat serta efisien. Anda tidak perlu pusing lagi memikirkan bahan bahan baku yang terbuang percuma, lalu bisa mengalihkan modal produksi kerja yang tersisa untuk hal lain yang lebih membutuhkan.

2. Produksi Cepat

Keuntungan kedua dari mengaplikasikan sistem produksi massal adalah memiliki tingkat produksi yang tinggi sekaligus cepat. Perusahaan produksi massal pasti memiliki teknologi canggih.

Mesin-mesin produksi ini seringkali menggunakan sistem conveyor khusus yang bisa mempercepat semua aktivitas produksi. Alhasil, produksi produk secara massal dapat berlangsung secara cepat. Inilah kunci rahasia mengapa pabrik industri skala besar bisa membuat ribuan produk setiap hari.

Untuk semakin memaksimalkan kualitas dari kinerja produksi, tidak ada salahnya Anda membeli dan memakai peralatan produksi terbaru sekaligus tercanggih. Seperti mesin yang memiliki kecerdasan buatan sendiri.

Mesin-mesin produksi berbasis kecerdasan buatan dapat bekerja secara otomatis, semisal mengidentifikasi dan mengarahkan produk ke jalur produksi berikutnya tanpa perlu diawasi terus-menerus oleh pekerja. Lebih praktis, bukan?

3. Produksi yang Akurat

Keuntungan terakhir dari pengaplikasian sistem produksi massal pada pabrik yang Anda kembangkan adalah memiliki tingkat akurasi produksi yang baik. Keakuratan produksi produk yang dilakukan oleh pabrik produksi massal terjadi karena pola pengerjaan barang yang telah terstruktur dengan rapi.

Seluruh operasi utama dan tambahan dari pengerjaan produk selalu dilakukan secara berulang dalam tata cara dan tempo yang sama. Jadi, tidak ada produk yang keliru ketika dibuat, ataupun ada produk yang memiliki hasil akhir berbeda sendiri.

Bahkan, berkat bantuan mesin-mesin produksi otomatis ini, para karyawan yang tidak terlalu menguasai cara membuat produk tidak akan mempengaruhi kualitas dari produk yang dihasilkan. Berkat bantuan mesin juga, produk-produk yang dihasilkan oleh perusahaan Anda akan selalu tepat, benar dan sama persis satu dengan yang lainnya.

4 Kekurangan Produksi Massal

Selain kelebihan, terdapat pula kekurangan yang bisa menghampiri sistem produksi massal pada pabrik Anda. Oleh sebab itulah kami merangkum beberapa kekurangan yang sering muncul saat menerapkan sistem produksi massal di pabrik ini.

Memahami kekurangan-kekurangan berikut ini akan sangat membantu Anda agar menjadi lebih siaga jika suatu hari permasalahan muncul dalam sistem produksi di pabrik:

1. Kurang Fleksibel dengan Permintaan Pasar

Kelemahan pertama penerapan sistem produksi massal pabrik dengan mesin otomatis adalah tidak mampu memproduksi variasi barang secara fleksibel mengikuti permintaan konsumen. Hal ini disebabkan lantaran pabrik massal hanya berfokus memproduksi satu jenis produk dalam skala besar.

Sudah menjadi hal umum bahwa industri produksi massal selalu kesulitan menyesuaikan produk mereka dengan permintaan konsumen yang selalu berubah-ubah di pasaran. Dengan kata lain, Anda tidak bebas mengkustomisasi atau mengubah spesifikasi produk, baik itu warna, kemasan, ataupun komposisi mengikuti permintaan pasar.

Bahkan seringkali permintaan produk yang sulit untuk diproduksi berujung pada kegagalan, karena produk menjadi mudah rusak. Itulah mengapa pabrik berskala besar cenderung hanya membuat dan memasarkan barang yang itu-itu saja.

2. Sulit dalam Merestrukturisasi Produksi

Kelemahan kedua adalah kesulitan bagi pengelola perusahaan untuk merekonstruksi kinerja mesin dan alur pembuatan barang. Seperti yang Anda telah ketahui, sistem produksi massal memiliki mesin-mesin yang telah diprogram dengan pakem-pakem pasti. Jadi, Anda tidak bisa mengubah sistematika kerja mesin seenaknya.

Selain itu, kesulitan ini turut disebabkan karena setiap mesin bekerja secara serempak saat proses pembuatan barang berlangsung.

Alhasil, jika anda harus mengubah struktur produksi pembuatan produk, maka Anda perlu memastikan perubahan tersebut telah cocok dengan seluruh mesin lainnya yang terlibat dalam satu rangkaian produksi. Alias, Anda harus merekonstruksi ulang susunan mesin produksi secara keseluruhan. Hal ini tentunya akan sangat memakan waktu dan tenaga.

3. Pengurangan Tenaga Kerja

Kelemahan sistem produksi massal yang terakhir adalah menimbulkan terjadinya pengurangan tenaga kerja manusia. Mengingat produksi yang lebih banyak dilakukan dengan mesin, maka perusahaan Anda tidak akan memerlukan banyak tenaga kerja manusia.

Jadi, pegawai-pegawai yang dirasa kurang berkompeten atau tidak memiliki kinerja kerja yang baik sangat berpotensi untuk segera diberhentikan dari perusahaan Anda.

Sebab sudah pasti Anda hanya akan memerlukan tenaga kerja yang kompeten dan ahli dalam mengoperasikan mesin, bukan? Pengurangan tenaga kerja karyawan ini akan sangat berdampak, khususnya bagi masyarakat di mana angka pengangguran dapat semakin tinggi.

4. Tujuan Produksi Massal

Apa tujuan dari penerapan produksi massal untuk pembuatan produk? Jawaban utama dari pertanyaan tersebut adalah mewujudkan produksi barang dalam jumlah banyak sekaligus, dan dalam waktu, tenaga dan biaya seefisien mungkin.

Seperti yang telah dijelaskan pada bagian-bagian sebelumnya, sistem produksi massal memang diciptakan untuk memenuhi tuntutan pemenuhan produk secara massal agar bisa dimanfaatkan oleh masyarakat sesegera mungkin.

Selain bertujuan untuk memenuhi kebutuhan harian masyarakat dalam jumlah besar, produksi massal ini pun dikembangkan oleh pebisnis untuk memperoleh keuntungan tinggi. Semakin cepat dan banyak produk yang bisa dihasilkan dan dipasarkan, maka akan semakin cepat dan banyak pula keuntungan yang masuk ke perusahaan Anda.

Dari segi ekonomi dan bisnis, penggunaan sistem produksi massal ini memang sangat menguntungkan. Terlebih lagi, perusahaan dengan sistem produksi massal mempunyai efisiensi biaya produksi yang sangat minim.

Alhasil, Anda bisa mendapatkan keuntungan berkali-kali lipat dari mengelola pabrik produksi massal saja. Apakah anda tertarik untuk mencoba membangun perusahaan produksi massal ini?

Contoh Perusahaan yang Mengaplikasikan Produksi Massal

Mungkin sedari tadi anda bertanya-tanya “Apa saja contoh perusahaan yang mengaplikasikan produksi massal?” Sesungguhnya ada banyak sekali industri pabrik yang menggunakan sistem kerja produksi massal.

Di bawah ini kami merangkum dua perusahaan besar sekaligus ternama dunia yang sukses berkat mengaplikasikan sistem produksi massal dalam pekerjaannya. Kedua perusahaan ini adalah perusahaan Toyota dan Coca-Cola.

1. Toyota

Contoh pertama adalah perusahaan otomotif asal Jepang yang sangat terkenal di Indonesia bernama Toyota. Toyota beroperasi di Indonesia dalam naungan PT. Astra. Perusahaan otomotif satu ini melakukan sistem produksi massal guna memproduksi produk-produk kendaraan seperti mobil dalam jumlah banyak di kurun waktu yang singkat.

Selain itu, karena memproduksi kendaraan menggunakan sistem produksi massal, maka harga mobil-mobil Toyota selalu lebih terjangkau dibandingkan harga-harga mobil milik kompetitornya. Alhasil, penjualan mobil dari Toyota selalu berlangsung lebih cepat dan menguntungkan, karena produknya dapat dibeli dari semua kalangan, termasuk masyarakat kelas menengah.

2. Coca-Cola

Siapa yang tidak mengenal nama minuman yang satu ini? Coca-cola adalah merk minuman bersoda yang sangat diminati oleh seluruh masyarakat penjuru dunia, termasuk Indonesia. Pertumbuhan Coca-cola yang sangat pesat di seluruh dunia ini tidak terlepas dari peranan pengaplikasian sistem produksi massal pada pabriknya.

Berkat bantuan sistem produksi massal jugalah, Coca-cola dapat memasarkan produknya dengan cepat setiap hari dan mendapatkan keuntungan yang besar. Angka produksi minuman dari perusahaan Coca-cola pun tergolong fantastis.

Kini, setidaknya ada 1,9 miliar porsi minuman yang dibuat oleh pabrik ini di setiap harinya. Dengan jumlah produk sebanyak itu, bayangkan betapa besarnya keuntungan yang sanggup diraih oleh PT Coca-cola.

Perhatikan Ini Saat Membuat Rencana Produksi Massal

Bagaimana, apakah saat ini Anda tertarik untuk mendirikan bisnis industri produksi berskala besar? sebelum memulai membuat rencana produksi massal, ada beberapa hal yang harus Anda perhatikan dengan cermat terlebih dahulu. Tujuannya tak lain agar rencana produksi massal perusahaan Anda tidak berantakan dan dapat berjalan secara efektif di kemudian hari.

Apa sajakah hal-hal yang harus diperhatikan tersebut? Berikut jawabannya:

Konsep Kerja

Hal terpenting pertama yang harus Anda perhatikan dalam membuat rancangan produksi massal produk adalah konsep kerja. Sebelum memulai praktek membuat barang, Anda harus memiliki konsep susunan kerja yang baik dan matang terlebih dahulu.

Di konsep inilah Anda bisa menuangkan semua ide, gagasan dan inovasi dalam pikiran untuk menciptakan produk berkualitas secara massal dan dijual ke pasaran.

Selain itu, Anda juga harus memastikan semua produk yang dibuat memiliki nilai-nilai baik serta memenuhi kebutuhan masyarakat umum. Jadi, tidak ada salahnya untuk Anda meluangkan waktu khusus melakukan brainstorming bersama tim kerja untuk menciptakan konsep produksi massal yang paling baik dan cocok dengan kebutuhan.

Jika perlu, Anda bisa membuat desain dan rancangan sistematika kerja dalam bentuk cetak biru agar gambaran, ide-ide serta inovasi Anda tidak cepat terlupakan.

Membuat Prototipe

Selain konsep, Anda pun perlu membuat prototipe rancangan produksi massal. Kehadiran prototipe ini tidak kalah penting dibandingkan konsep. Prototipe sendiri merupakan bentuk atau model awal dari implementasi konsep yang telah Anda buat sebelumnya bersama tim.

Prototipe ini umumnya berwujud sebagai produk awal yang bisa Anda lempar terlebih dahulu sebagai “tester” ke masyarakat. Produk awal berupa prototipe ini diharapkan mampu memancing reaksi dan komentar dari masyarakat terhadap produk yang nantinya akan Anda produksi secara kontinu.

Setelah memberikan tester produk ke masyarakat, amati baik-baik bagaimana produk Anda mampu memenuhi kebutuhan konsumen. Cari tahu bagaimana pendapat konsumen terhadap produk tester Anda, baik dari segi keunggulan maupun kelemahannya.

Jika masih ada hal-hal yang dapat ditingkatkan atau diperbaiki, maka Anda masih memiliki waktu untuk menyempurnakan produk sebelum mulai memproduksi dalam skala besar. Dengan begini, potensi kerugian gagal penjualan produk akan dapat dihindari.

Prototipe atau tester produk ini pun dapat membawa keuntungan tersendiri dari sisi konsumen. Saat mencoba tester produk, konsumen dapat menentukan apakah mereka hendak membeli produk yang sama di lain waktu atau tidak.

Sebab, bukan tidak mungkin prototipe produk Anda ternyata cocok dengan selera dan kebutuhan dari konsumen. Setelah anda membuat konsep dan prototipe produk dengan baik, plus mengantongi respon dari masyarakat terhadap produk, maka Anda kini siap untuk melakukan sistem produksi secara massal.

Lengkap sekali pembahasan edisi kali ini, ya! Sampai di sini pembahasan kami tentang produksi massal dalam ekonomi. Selamat, kini Anda sudah memahami dengan betul apa itu pengertian produksi massal, sisi plus dan minus dari produksi massal, hingga ciri-ciri, contoh, dan hal-hal yang harus diperhatikan secara seksama sebelum melaksanakan aktivitas produksi massal.

Setelah membaca artikel ini, apakah Anda sudah memutuskan untuk mencoba menerapkan sistem produksi massal? Sekali lagi, ingatlah bahwa semua keputusan berada di tangan Anda.

Apapun tipe produksi massal yang hendak Anda pilih untuk lakukan, selalu pastikan dan sesuaikan usaha tersebut sudah memenuhi kemampuan dan kebutuhan dari perusahaan Anda, ya! Silahkan mulai membuat rancangan kerja dengan step by step atau proses perencanaan yang semaksimal mungkin.

Terima kasih telah mengikuti artikel ini hingga akhir. Semoga penjelasan dari kami mampu menambah wawasan Anda! Temukan pula lebih banyak artikel informatif dan menarik lainnya terkait dunia bisnis hanya dari situs dan media sosial kami. Sampai jumpa!

6 Unsur-Unsur Manajemen Terpenting dalam Bisnis

0
unsur-unsur manajemen

Dalam dunia bisnis, sangat diperlukan sebuah manajemen yang bisa bekerja dengan baik dan benar. Adanya sebuah manajemen mampu menghadirkan sistem secara baik, benar, efektif, serta efisien yang akan menghindarkan perusahaan dari sebuah kebangkrutan.

Manajemen yang baik biasanya memiliki peran disebuah perusahaan untuk memastikan proses produksi, distribusi, dan penjualan agar tetap berjalan dengan lancar tanpa ada penurunan omset. Karena apabila sebuah perusahaan memiliki sistem manajemen yang tidak berjalan dengan baik, hal ini akan memberikan nilai yang sangat negatif bagi perusahaan itu sendiri.

Biasanya apabila manajemen yang tidak berjalan dengan baik dan benar akan mengakibatkan rendahnya produktivitas, dan merosotnya nilai keuntungan yang didapatkan dari sebuah penjualan produk, yang akan berujung sebuah kebangkrutan. Didalam dunia bisnis ada beberapa jenis manajemen yang bisa dilakukan, yaitu manajemen keuangan, pemasaran, operasional, serta manajemen distribusi.

Dari seluruh bidang manajemen tersebut, ada 6 unsur unsur manajemen yang paling penting dalam dunia bisnis diantaranya adalah man, money, material, machinses, methods, dan market. Penasaran? Mari simak penjelasan berikut ini.

Unsur-Unsur Manajemen

manajemen-perusahaan

Untuk mengetahui secara lengkap tentang unsur-unsur manajemen, berikut penjelasannya:

MAN (Sumber Daya Manusia)

sdm

Sumber daya manusia adalah faktor paling penting dalam menentukan bagaimana langkah yang baik dan benar dalam sebuah manajemen.

Manusia selaku perencana sekaligus yang melaksanakannya sebuah proses manajemen agar mampu mencapai target dari perusahaan itu sendiri. Tanpa adanya pekerja maka tidak akan pernah ada yang namanya sebuah perencanaan atau proses kerja dalam manajemen.

Bahkan didalam dunia yang serba canggih pun sebuah perusahaan atau organisasi tidak akan mampu berkembang tanpa adanya sumber daya manusia tersebut. Namun ada beberapa hal yang harus diperhatikan lagi dalam unsur unsur manajemen melalui sumber daya manusia, yaitu:

Jumlah: Jumlahnya harus sesuai dengan kebutuhan perusahaan.

Persyaratan: Persyaratan seperti harus memiliki keahlian, ketrampilan, pendidikan, serta pengalaman.

Komposisi: Komposisi seperti menduduki jabatan sebagai pemimpin, pelaksana, bagian teknis atau bagian administrasi dll.

Money (Uang)

Untuk menjalankan sebuah manajemen yang mampu bekerja secara baik, tentunya sangat dibutuhkan biaya yang bisa memadai, baik itu untuk pembelian alat, perawatan alat, pembelian bahan baku, pembayaran gaji, dan lain sebagainya.

Jika pengelolaan uang bisnis mampu berjalan secara baik dan benar, maka hal ini yang akan memberikan pengaruh sukses atau tidaknya unsur unsur manajemen yang dilakukan tersebut.

Maka dari itu, lakukan pengelolaan biaya secara rasional agar target yang telah ditetapkan tersebut segera bisa tercapai tanpa harus ada tantangan apapun.

Matherials (Bahan Baku)

Unsur unsur manajemen yang ketiga ini adalah materials atau bahan baku. Untuk memproduksi sebuah barang, perusahaan akan membutuhkan bahan baku. Ketersediaan bahan baku memiliki peran yang sangat vital untuk menyukseskan sebuah proses produksi, baik itu masih berupa setengah jadi (raw material) ataupun bahan yang sudah jadi.

Supaya bisa memproduksi sebuah barang yang memiliki kualitas bagus serta sesuai dengan keinginan, selain dibutuhkan manusia yang memiliki keahlian dalam bidangnya, perusahaan juga harus selalu menggunakan bahan atau materi yang memiliki kualitas bagus dan berkualitas.

Machines (Mesin)

mesin

Unsur unsur manajemen selanjutnya adalah machines atau mesin. Mesin sangat dibutuhkan peranannya dalam proses pengolahan bahan, mengolah dari bahan mentah menjadi barang yang sudah jadi.

Mesin serta peralatan kerja yang lainnya sangat dibutuhkan karena dapat mempermudah sebuah pekerjaan yang sulit dan banyak supaya bisa menjadi lebih cepat dan efisien, peran dari mesin inilah yang akan meningkatkan hasil serta keuntungan yang didapatkan perusahaan tersebut.

Dengan perkembangan teknologi yang sangat cepat dan pesat seperti saat ini, penggunaan sebuah mesin kini tentunya sudah semakin canggih dan tentunya jauh lebih modern. Sehingga hal inilah yang mampu meminimalisir sebuah kesalahan saat proses produksi sedang dilakukan dan tentunya akan membuat sebuah pekerjaan menjadi jauh lebih efisien serta efektif dengan hasil yang lebih banyak daripada harus melakukan sebuah pekerjaan secara manual.

Method (Metode)

Dalam unsur unsur manajemen yang baik, sangat diperlukan yang namanya sebuah metode. Karena metode berfungsi sebagai penentu mengenai bagaimana sebuah pekerjaan tersebut dapat dilakukan. Serangkaian prosedur serta instruksi ditetapkan dengan sebuah pertimbangan mengenai tujuan yang akan dicapai, fasilitas yang tersedia, waktu, uang, serta kegiatan bisnis.

Metode tersebut yang ditetapkan untuk standar operasional baku, yang memiliki peran untuk meningkatkan semua sumber daya serta faktor produksi, sampai semua pekerjaan tersebut bisa dilakukan secara efektif dan efisien.

Market (Pasar)

Unsur unsur manajemen yang terakhir adalah market atau pasar. Untuk bisa memasarkan sebuah hasil produksi secara baik, perusahaan harus memahami terlebih dahulu tentang bagaimana cara pemasaran yang baik dan benar.

Pemasaran dari sebuah produk sangat penting, tujuannya adalah untuk melangsungkan proses produksi hasil dari perusahaan itu sendiri. Proses produksi dari perusahaan akan terhenti jika barang-barang yang diproduksi tersebut tidak laku dipasaran karena sedikit peminat.

Jika hal itu terjadi, itu artinya perusahaan tersebut belum terlalu menguasai unsur unsur manajemen tantang ilmu pemasaran yang baik. Pemasaran sangat perlu dikuasai oleh perusahaan demi melancarkan kelangsungan sebuah proses produksi yang dihasilkan oleh perusahaan itu sendiri.

Namun, penguasaan pasar oleh sebuah perusahaan harus selalu dengan cara baik dan benar. Jika perusahaan melakukan pemasaran yang baik, maka hal tersebut akan memungkinkan barang atau jasa dari perusahaan tersebut mempunyai peminat banyak (menguasai pasaran luas). Pemasaran yang baik juga akan berperan sangat penting agar barang atau jasa dari perusahaan tersebut bisa didistribusikan untuk seluruh konsumen namun masih tetap dengan menjaga serta memperhatikan kualitas barang dan juga harganya.

Hal ini dilakukan dengan tujuan untuk memuaskan kebutuhan para konsumen agar tujuan dari perusahaan tersebut bisa tercapai. Barang yang memiliki kualitas rendah namun mematok harga yang relatif mahal akan membuat perusahaan sepi konsumen.

Namun apabila perusahaan tersebut menjual barang dengan kualitas yang bagus tetapi mematok harga yang normal, mungkin para konsumen akan selalu siap untuk membelinya dipasaran, atau bahkan bisa menjadi rebutan dari para konsumen.

Kesimpulan

Unsur unsur manajemen adalah hal yang sangat mutlak dalam sebuah manajemen karena ditujukan sebagai penentu arah bagi perusahaan dalam melakukan berbagai macam aktifitas perusahaan yang penting.

Keenam unsur unsur manajemen diatas saling berkaitan secara erat satu sama lain, masing-masing dari elemen berperan sangat penting sebagai rangka untuk menerapkan fungsi manajemen tersebut agar mampu mencapai sebuah hasil yang jauh lebih maksimal dan efisiensi dari aktivitas perusahaan.

Demikian penjelasan dari kami dalam bisnis kali ini, semoga artikel ini dapat membantu!

[business-about]

Biaya Variabel : Definisi, Jenis dan Contoh

0
biaya variabel

Biaya adalah sesuatu yang dapat diklasifikasikan dalam beberapa cara tergantung pada sifatnya. Salah satu metode yang paling populer adalah klasifikasi berdasarkan biaya tetap dan biaya variabel. Biaya tetap tidak berubah dengan kenaikan maupun penurunan satuan volume produksi.

Biaya tetap dan biaya variabel adalah istilah kunci dalam akuntansi manajerial, digunakan dalam berbagai bentuk analisis laporan keuangan. Menurunkan biaya variabel Anda adalah salah satu cara paling umum dan efektif untuk meningkatkan margin keuntungan Anda dan menghasilkan lebih banyak uang per penjualan.

Kabar baik jika bisnis Anda benar-benar mulai meningkat, tetapi Anda masih kesulitan membayar tagihan. Dalam ilmu ekonomi kedua biaya ini adalah hal utama yang dimiliki perusahaan ketika memproduksi barang dan jasa.

Biaya variabel bervariasi dengan jumlah yang diproduksi, sementara biaya tetap tetap sama tidak peduli berapa banyak output yang dihasilkan perusahaan. Variabel biaya adalah biaya produksi atau pengeluaran yang berubah secara proporsional sesuai dengan aktivitas bisnis yang dilakukan. Biaya variabel dapat dikontraskan dengan biaya tetap. Berikut ini kami akan membahas beberapa jenis dan contohnya!

Pengertian Biaya Variabel

biaya-variabel

Biaya variabel adalah pengeluaran yang bervariasi sesuai dengan volume barang atau jasa yang dihasilkan bisnis. Dengan kata lain, itu adalah biaya yang bervariasi tergantung pada volume kegiatan. Biaya meningkat ketika volume kegiatan meningkat dan menurun seiring volume kegiatan menurun.

Semakin banyak Anda menghasilkan, semakin banyak Anda membayar, dan sebaliknya. Mungkin kedengarannya seperti keseimbangan gaya hidup yang sempurna antara pengeluaran dan laba. Bayar sekian untuk membuat produk, jual dengan harga dua kali lipat dari harga, dan dapatkan untung. Sederhana bukan? Namun sayangnya, tidak.

Biaya Tetap dan Biaya Variabel

biaya variabel

Total biaya yang dikeluarkan oleh bisnis apa pun terdiri dari biaya tetap dan variabel. Biaya tetap dan biaya variabel tentu saja berbeda. Biaya tetap adalah biaya yang tetap sama terlepas dari output produksi. Apakah perusahaan membuat penjualan atau tidak, ia harus membayar biaya tetapnya, karena biaya ini tidak tergantung pada output.

Variabel biaya, di sisi lain, tergantung pada output produksi. Variabel biaya produksi adalah jumlah konstan per unit yang diproduksi. Ketika volume produksi dan output meningkat, biaya variabel juga akan meningkat. Sebaliknya, ketika lebih sedikit produk diproduksi, variabel biaya yang terkait dengan produksi akan berkurang.

Contoh Biaya Tetap dan Biaya Variabel

Contoh biaya tetap adalah sewa, gaji karyawan, asuransi, dan perlengkapan kantor.

Perusahaan harus tetap membayar sewa untuk ruang yang ditempatinya untuk menjalankan operasi bisnisnya terlepas dari volume produk yang diproduksi dan dijual. Meskipun biaya tetap dapat berubah selama periode waktu tertentu, perubahan tersebut tidak akan terkait dengan produksi.

Contoh variabel adalah komisi penjualan, biaya tenaga kerja langsung, biaya bahan baku yang digunakan dalam produksi, dan biaya utilitas. Total variabel biaya hanyalah jumlah output yang dikalikan dengan biaya variabel per unit output.

Berikut daftar contoh biaya tetap dan biaya variabel:

Contoh Biaya Tetap

  • Sewa tempat
  • Pengeluaran properti (pajak, pemeliharaan)
  • Penyusutan
  • Asuransi bisnis
  • Biaya situs web
  • Media sosial
  • Utilitas (tidak terkait dengan produksi)
  • Gaji
  • Iklan
  • Pajak

Contoh Biaya Variabel

biaya variabel

Penting untuk memahami proporsi biaya variabel dalam bisnis, karena proporsi yang tinggi berarti bahwa bisnis dapat terus berfungsi pada tingkat penjualan yang relatif rendah. Sebaliknya, proporsi tinggi dari biaya tetap mensyaratkan bahwa bisnis mempertahankan tingkat penjualan yang tinggi agar tetap dalam bisnis. Berikut adalah sejumlah contoh variabel biaya , semuanya dalam pengaturan produksi:

  1. Material langsung adalah bahan baku yang masuk ke suatu produk.
  2. Tenaga kerja freelance. Ini adalah jumlah yang dibayarkan kepada pekerja untuk setiap unit yang diselesaikan.
  3. Pasokan produksi. Hal-hal seperti oli mesin dikonsumsi berdasarkan jumlah penggunaan mesin, sehingga biaya ini bervariasi dengan volume produksi.
  4. Upah staf yang dapat ditagih. Jika perusahaan menagih waktu karyawannya, dan karyawan itu hanya dibayar jika mereka bekerja dengan jam yang dapat ditagih. Namun, jika mereka dibayar gaji, di mana mereka dibayar tidak peduli berapa jam mereka bekerja, maka ini adalah biaya tetap.
  5. Tenaga penjual dibayar komisi hanya jika mereka menjual produk atau jasa, jadi ini jelas merupakan variabel biaya.
  6. Biaya kartu kredit. Biaya hanya dibebankan pada bisnis jika menerima pembelian kartu kredit dari pelanggan. Hanya biaya kartu kredit yang merupakan persentase dari penjualan yang harus dianggap variabel.
  7. Pengangkutan keluar. Suatu bisnis dikenakan biaya pengiriman hanya ketika menjual dan mengirimkan produk. Dengan demikian, pengiriman keluar dapat dianggap sebagai variabel biaya.

Sebagian besar bisnis akan memiliki lebih banyak biaya tetap daripada variabel biaya. Tentu, apakah Anda menghabiskan lebih banyak untuk biaya tetap atau variabel tergantung pada berapa banyak penjualan yang Anda lakukan.

Dampak terhadap Profitabilitas

Bisnis dengan variabel biaya yang lebih tinggi dibandingkan dengan biaya tetap cenderung memiliki profitabilitas yang lebih konsisten. Itu karena titik impas lebih rendah, karena biaya tetap yang lebih rendah, dan variabel biaya yang lebih tinggi menghasilkan laba yang lebih rendah per unit yang terjual.

Sebaliknya, perusahaan dengan variabel biaya yang lebih rendah dan biaya tetap yang lebih tinggi kemungkinan akan memiliki laba yang lebih tinggi setelah biaya tetapnya ditanggung. Itu karena setelah titik impas tercapai, laba lebih tinggi per unit karena variabel yang lebih rendah.

Ketika volume produksi meningkat, sering kali dimungkinkan untuk menegosiasikan, atau menegosiasikan kembali, perjanjian pembelian untuk lebih mengurangi biaya per unit Anda. Itu terutama berlaku untuk bahan baku dan pengiriman. Semakin tinggi volume produksi, semakin besar kekuatan negosiasi Anda.

Satu variabel biaya yang Anda mungkin mengalami kesulitan bernegosiasi adalah biaya tenaga kerja langsung. Salah satu strategi untuk mengurangi biaya-biaya tersebut adalah beralih ke pembayaran per satuan yang diproduksi, bukan upah per jam. Dengan begitu, biaya tenaga kerja benar-benar terkait dengan produksi.