Last Updated on October 3, 2023 by appkey
Sebagai mesin inovasi dan pertumbuhan lapangan kerja, kewirausahaan telah disadari sebagai tulang punggung setiap perekonomian. Namun, ada banyak kesalahpahaman dan mitos tentang wirausahawan dan jalur mereka. Mitos-mitos ini sering kali mendukung ekspektasi yang tidak realistis dan menghalangi orang untuk mengikuti impian kewirausahaan mereka. Dilansir dari entrepreneursdata, berikut pembahasan mitos-mitos dan fakta selengkapnya. Mari disimak!
Daftar Isi
1. Wirausahawan Selalu Sukses
Mitos bahwa semua wirausahawan atau pengusaha selalu sukses sering disebarkan dan cukup menyesatkan. Ini dapat membuat harapan yang tidak realistis, mempertimbangkan bahwa banyak bisnis yang tidak berhasil sebelum mencapai tujuannya. Misalnya, Mark Cuban. Ia meraih keberhasilan melalui serangkaian usaha bisnis yang berhasil, mendirikan HDNet, sebuah jaringan televisi. Meskipun mendapat pujian, namun kesulitan menarik pemirsa dan akhirnya dijual ke AXS TV pada 2012. Contoh lainnya Reid Hoffman. Ia mendirikan Pterodactyl, sebuah jaringan sosial online untuk profesional pada awal 2000an. Perusahaan ini kesulitan mencetak pendapatan dan akhirnya ditutup, tetapi dia kemudian menjadi salah satu pendiri LinkedIn.
2. Terlahir dengan Seperangkat Keterampilan Tertentu
Ada banyak pengusaha sukses yang memulai tanpa keunggulan atau keterampilan bawaan. Pengusaha dapat mempelajari dan mengembangkan keterampilan mereka seiring waktu. Misalnya Bill Gates, adalah anak yang pemalu dan introvert yang kesulitan berbicara di depan umum. Oprah Winfrey, memiliki bakat alami untuk berbicara di depan umum, tetapi tidak memiliki keahlian atau pengalaman khusus dalam kewirausahaan ketika memulai karirnya. Brian Chesky, salah satu pendiri Airbnb, tidak memiliki pengalaman di industri perhotelan atau memulai bisnis saat memulai.
3. Hanya Termotivasi Oleh Uang
Banyak pengusaha termotivasi oleh berbagai faktor lainnya seperti keinginan untuk otonomi, semangat untuk pekerjaan mereka, dan keinginan untuk memberikan dampak positif pada dunia. Misalnya Elon Musk, adalah pendiri SpaceX dan Tesla Motors. Blake Mycoskie adalah pendiri TOMS Shoes, dan Anita Roddick adalah pendiri The Body Shop. Semua pengusaha ini telah menghasilkan uang melalui bisnis mereka, tetapi motivasi utama mereka adalah menciptakan perusahaan yang dapat memberikan dampak positif di dunia.
4. Wirausahawan Selalu Menjadi Inovator
Banyak pengusaha sukses membangun bisnis mereka dengan mengambil ide-ide yang sudah ada dan mengembangkannya menjadi sesuatu yang baru dan kreatif. Misalnya Mark Zuckerberg, memperbaiki model yang sudah ada dengan menciptakan platform yang lebih user-friendly dan lebih menguntungkan dengan Facebook. Jeff Bezos, menciptakan pasar online yang lebih efisien dan mudah diakses daripada toko konvensional. Ray Kroc berinovasi dengan model bisnisnya dengan menciptakan sistem waralaba yang memungkinkan perluasan McDonald’s dengan cepat.
5. Selalu Self-Employed
Banyak pengusaha sukses membangun bisnis mereka sambil bekerja untuk perusahaan lain dan bahkan menciptakan peluang baru di dalam perusahaan tersebut. Contohnya, Apple didirikan oleh Steve Jobs, yang menjabat sebagai CEO selama beberapa tahun sebelum Tim Cook mengambil alih. Cook berperan penting dalam ekspansi dan pengembangan perusahaan, memberikan kontribusi dalam memperluas kehadiran global Apple dan memperkenalkan produk baru. Tony Hsieh, yang memulai karirnya di Microsoft, mengundurkan diri dari posisinya dan memulai bisnisnya sendiri.
6. Selalu Berusia Muda
Banyak pengusaha sukses memulai usahanya di usia yang lebih tua. Ray Kroc, Harland Sanders, Vera Wang, dan Jeff Bezos adalah beberapa contoh. Mereka membuktikan bahwa kewirausahaan tidak terbatas pada generasi muda. Pengalaman dan kebijaksanaan yang dikumpulkan seiring waktu bisa menjadi aset berharga dalam membangun bisnis yang sukses.
7. Selalu Ekstrovert
Banyak pengusaha sukses adalah introvert, merasa lebih nyaman dan produktif dalam lingkungan yang lebih tenang atau lebih terisolasi. Misalnya Bill Gates, dikenal dengan kecintaannya terhadap membaca dan merenung dalam kesendirian. Elon Musk dikenal karena fokus dan dorongannya yang kuat. Sara Blakely, pendiri Spanx, mengatasi kecemasannya dan menjadi salah satu pengusaha paling sukses dalam industri fashion. Mark Zuckerberg lebih suka bekerja secara mandiri atau dalam kelompok kecil.
8. Wirausahawan Selalu Percaya Diri
Pengusaha seperti Howard Schultz dan Arianna Huffington secara terbuka membahas tentang perjuangan mereka melawan keraguan diri. Schultz menghadapi banyak penolakan saat pertama kali mengusulkan ide untuk jaringan kedai kopi di Amerika Serikat. Huffington juga pernah berjuang melawan ketidakpastian dan keraguan diri. Sementara itu, Oprah Winfrey berhasil mengatasi keraguan diri dan membangun kerajaan media. Richard Branson, pendiri Virgin Group, juga berbicara tentang tantangan-tantangan yang dihadapinya sebagai pengusaha, namun ia berhasil menciptakan salah satu bisnis paling sukses di dunia.
9. Selalu Mengambil Risiko
Beberapa pengusaha sukses seperti Warren Buffett, Jeff Bezos, Sara Blakely, dan Bill Gates tidak selalu berani mengambil risiko. Buffett dikenal karena pendekatannya yang berhati-hati dan penelitian yang cermat dalam membuat investasi. Spanx, didirikan oleh Blakely, dibangun secara bertahap dan metodis, bermain aman dengan bereksperimen pada konsep dan produk sebelum memperluas pasarnya. Bill Gates, pendiri Microsoft, juga membangun bisnisnya dengan teliti, mempelajari industri dengan cermat dan melihat prospek pertumbuhannya.
10. Tidak Membutuhkan Pendidikan Formal
Banyak pengusaha sukses seperti Elon Musk, Oprah Winfrey, Mark Zuckerberg, dan Reed Hastings yang memiliki latar belakang pendidikan formal. Winfrey lulus dengan gelar Sarjana Komunikasi dari Tennessee State University. Musk meraih gelar sarjana di bidang Fisika dan Ekonomi dari University of Pennsylvania dan juga Stanford University. Zuckerberg adalah mantan mahasiswa Harvard University dan datang dengan konsep Facebook saat di sana. Reed Hastings, dengan latar belakang pendidikan di bidang komputer dan matematika dari Stanford University dan Bowdoin College, memiliki keahlian yang diperlukan untuk menciptakan layanan streaming sukses.
11. Memiliki Kendali Penuh Atas Bisnis Mereka
Karena adanya elemen-elemen seperti investor, klien, konsumen, hukum, dan tekanan pasar, pengusaha mungkin tidak memiliki kendali penuh atas bisnis mereka. Sebagai imbalan atas investasi, investor mungkin menyerahkan sebagian kekuasaan. Pelanggan harus memperhatikan saran mereka dan memodifikasi barang atau jasa mereka. Pengusaha harus mematuhi norma atau standar tertentu yang ditetapkan oleh pemerintah. Kekuatan pasar seperti persaingan dan tren ekonomi harus diperhitungkan saat membuat keputusan bisnis. Jadi kontrol penuh atas bisnis mereka adalah mitos.
12. Wirausahawan Bekerja Lebih Keras Daripada Orang Lain
Wirausahawan sukses memahami pentingnya faktor-faktor keseimbangan kehidupan kerja, delegasi dan outsourcing, serta efisiensi produktivitas, dan fokus untuk memaksimalkan waktu dan sumber daya mereka untuk menyelesaikan pekerjaan seefektif mungkin. Mark Zuckerberg. CEO Facebook ini dikenal karena etos kerjanya. Dia mengambil waktu istirahat, mengatakan bahwa dia mengambil satu hari libur setiap minggu untuk menghabiskan waktu bersama keluarga dan teman-temannya.
13. Melakukan Semuanya Sendiri
Pengusaha sukses memahami pentingnya bekerja dengan tim dan membangun hubungan. Mengalihdayakan tugas kepada penyedia atau kontraktor pihak ketiga dapat membebaskan waktu dan fokus pada tugas-tugas yang lebih tinggi. Mentor dan penasihat dapat memberikan arahan dan dukungan saat wirausahawan memandu tantangan dalam membangun perusahaan. Misalnya Steve Jobs, ia dibimbing oleh mantan eksekutif Intel, Tom Alberg, pada tahun-tahun awal Amazon.
14. Selalu Mencari Hal Besar Berikutnya
Model bisnis yang berkelanjutan, pasar khusus, dan kewirausahaan sosial adalah contoh-contoh wirausahawan yang menemukan kesuksesan dengan berfokus pada sesuatu yang berbeda daripada menciptakan hal besar berikutnya. Sebagai contoh, CEO Patagonia, Yvon Chouinard, telah menciptakan bisnis yang menyeimbangkan tanggung jawab lingkungan dan sosial dengan profitabilitas. Blake Mycoskie, pendiri TOMS Shoes, menciptakan model bisnis yang menyumbangkan sepasang sepatu untuk anak yang membutuhkan untuk setiap pasang sepatu yang dibeli.
15. Memiliki Visi yang Jelas Tentang Tujuan Mereka
Perencanaan yang didorong oleh penemuan menekankan pembelajaran coba-coba untuk meningkatkan tujuan dan taktik dari waktu ke waktu. Perputaran kewirausahaan memerlukan perubahan model bisnis dalam menanggapi umpan balik pelanggan atau situasi yang berkembang. Strategi yang muncul memerlukan penyesuaian tujuan dan rencana dalam menanggapi peluang dan perubahan kondisi pasar. Penyempurnaan tujuan memerlukan permulaan dengan konsep atau tujuan yang luas dan mengasahnya dari waktu ke waktu seiring dengan berkembangnya bisnis dan menghadapi kesulitan-kesulitan baru.
16. Wirausahawan Nyaman Dengan Kegagalan
Tidak semua pengusaha merasa nyaman dengan pemikiran tentang kegagalan. Contohnya adalah dampak emosional, kerugian finansial, rasa malu secara sosial, dan pelajaran yang didapat dari kegagalan. Sebagai contoh, setelah menyelesaikan investigasi post-mortem yang mendetail, Dom Hofmann, pencipta situs jejaring sosial Peach, merasa sulit untuk menentukan penyebab kegagalan startup-nya. Contoh-contoh ini menyoroti nilai dari mengambil risiko, nilai dari pelajaran kegagalan, dan biaya emosional dan finansial dari kegagalan.
17. Memiliki Banyak Pendanaan
Bootstrapping adalah ketika para pengusaha memulai usaha mereka dengan modal kecil atau tanpa modal eksternal. Mereka mempercayai sumber daya yang mereka miliki atau meminjam dana dari teman dan keluarga. Crowdfunding adalah cara yang terkenal bagi pemilik bisnis untuk mengumpulkan uang untuk usaha mereka. Kemitraan strategis melibatkan pembentukan kemitraan strategis dengan perusahaan atau organisasi lain. Metodologi startup ramping, yang menekankan eksperimen dan pengulangan yang cepat, dapat membantu pengusaha menghemat sumber daya mereka dan menguji ide-ide mereka dengan investasi minimal.
18. Wirausahawan Memulai Bisnis Mereka Dari Awal
Pengusaha tidak sering meluncurkan perusahaan mereka dari nol. Salah satu pendiri Apple, Steve Jobs dan Steve Wozniak, mendirikan bisnis mereka dengan memanfaatkan sumber daya dan keahlian mereka. Jobs menyumbangkan keahlian bisnis dan pengetahuan pemasarannya. Wozniak membawa pengetahuan teknis dan keahliannya di bidang elektronik. Salah satu pendiri Airbnb adalah Brian Chesky dan Joe Gebbia. Kasur udara pertama kali disewakan oleh mereka kepada para peserta konferensi di San Francisco saat mereka tinggal di rumah mereka.
19. Fokus Hanya Pada Bisnis Mereka
Pengusaha biasanya memprioritaskan keseimbangan kehidupan kerja dan mengejar minat dan kegiatan di luar bisnis mereka. Kegiatan-kegiatan ini memungkinkan mereka mencapai keseimbangan kehidupan kerja dan memberikan motivasi dan pandangan baru untuk usaha mereka. Hal ini menekankan pentingnya menjaga keseimbangan antara pekerjaan dan kehidupan pribadi dalam berwirausaha dan manfaat potensial dari mengejar minat dan aktivitas yang beragam.
20. Wirausahawan Tidak Memiliki Keseimbangan Kehidupan Kerja
Banyak pengusaha sukses yang memprioritaskan keseimbangan kehidupan kerja. Mereka memahami betapa pentingnya menjaga kesehatan fisik dan emosional. Pengusaha seperti Tony Hsieh, mendiang CEO Zappos, dan Arianna Huffington, pencipta The Huffington Post dan Thrive Global, semuanya telah menerapkan prosedur untuk menjaga kesehatan diri mereka sendiri. Hal ini menggarisbawahi bahwa menemukan keseimbangan antara pekerjaan dan kehidupan pribadi tidak hanya mungkin dilakukan, namun juga dapat meningkatkan produktivitas, kreativitas, dan kesuksesan bisnis secara keseluruhan.
Kesimpulan
Kewirausahaan adalah elemen penting dalam pertumbuhan ekonomi, namun seringkali terdapat mitos dan kesalahpahaman seputar dunia ini. Mitos bahwa wirausahawan selalu sukses, terlahir dengan seperangkat keterampilan tertentu, hanya termotivasi oleh uang, selalu menjadi inovator, selalu bekerja sendiri, dan selalu berusia muda. Faktanya, banyak pengusaha sukses yang memulai usaha mereka pada usia yang lebih tua, banyak yang introvert, dan banyak yang tidak memiliki pendidikan formal. Selain itu, pengusaha tidak selalu memiliki kendali penuh atas bisnis mereka, tidak selalu bekerja lebih keras daripada orang lain, dan tidak selalu melakukan segalanya sendiri. Mereka juga tidak selalu mencari hal besar berikutnya, tidak selalu memiliki visi yang jelas tentang tujuan mereka, dan tidak selalu nyaman dengan kegagalan. Meski beberapa memulai bisnis mereka dari awal, tidak semua memiliki banyak pendanaan, dan banyak yang memprioritaskan keseimbangan antara kehidupan kerja dan pribadi.
Ingin mendapatkan lebih banyak tips terkait pengelolaan bisnis online? Follow MARKEY solusinya! Klik https://markey.id/ atau download MARKEY APP sekarang juga di Play Store dan AppStore agar tak ketinggalan info artikel bisnis terbaru setiap hari. Sampai jumpa lagi!
Jasa Pembuatan Aplikasi, Website dan Internet Marketing | PT APPKEY
PT APPKEY adalah perusahaan IT yang khusus membuat aplikasi Android, iOS dan mengembangkan sistem website. Kami juga memiliki pengetahuan dan wawasan dalam menjalankan pemasaran online sehingga diharapkan dapat membantu menyelesaikan permasalahan Anda.