Last Updated on November 13, 2023 by APPKEY-YOGI
Boikot adalah suatu kata yang akhir-akhir ini muncul sebagai perhatian masyarakat Indonesia terhadap negara Palestina yang kini sedang diporakporandakan oleh Israel. Boikot menurut KBBI merupakan persekongkolan untuk menolak bekerja sama baik itu berbicara, urusan dagang, ikut serta dan lainnya. Kita secara serentak menolak sesuatu agar dapat menekan permasalahan yang terjadi di dalamnya. Ingin tahu lebih jelas mengenai apa itu boikot dan dampaknya terhadap bisnis? Yuk simak selengkapnya di bawah ini!
Daftar Isi
Apa Itu Boikot?
Seperti yang tertulis diatas, boikot adalah persekongkolan untuk menolak bekerja sama. Dengan adanya pemboikotan diharapkan agar salah satu pihak dapat mengalami kerugian dan menyerah untuk melakukan suatu hal tertentu.
Menurut OJK (Otoritas Jasa Keuangan) boikot adalah suatu tindakan untuk mencegah keberlangsungan sebuah bisnis dengan memaksa untuk tidak membeli barang atau produk dari suatu perusahaan tersebut dan suatu tindakan yang memaksa seseorang untuk tidak melakukan kegiatan bisnis dengan pihak tertentu.
Boikot biasanya dilakukan secara terencana dengan memperhatikan berbagai konsekuensi yang ada. Tidak melibatkan kekerasan atas tujuan memaksa si yang diboikot mau untuk mengubah suatu peraturan atau kebijakan. Boikot memiliki kekuatan dan bisa berdampak pada bisnis bahkan bisa meruntuhkan rezim seperti yang telah terjadi pada rezim apartheid di Afrika Selatan.
Sejarah
Istilah boikot bermula karena kemarahan petani di Irlandia pada abad ke-19. Pada saat itu sebagian besar tanah pertanian dimiliki oleh tuan tanah berkewarganegaraan Inggris. Kebanyakan pemilik tanah atau tuan tanah itu tidak tinggal langsung di Irlandia dan menyerahkan urusan tanah termasuk menagih uang sewa kepada manajer lahan.
Salah satu nama dari manajer tersebut adalah Charles Boycott yang bekerja untuk seorang aristokrat Inggris bernama Earl of Erne. Pada tahun 1880-an terjadi gagal panen yang parah sehingga para petani meminta uang sewa diturunkan sebesar 25% untuk sekedar meringankan beban para petani.
Tapi Earl of Erne hanya mau menurunkan sebesar 10 persen saja dan memerintahkan Boycott untuk mengusir petani yang tidak membayar sewa. Karena para penduduk lokal khususnya para petani tidak terima, mereka memutuskan untuk tidak mau berurusan segala hal dengan Boycott.
Boycott dikucilkan oleh masyarakat. Penduduk sudah tidak mau lagi mengurus lahan, pelayan yang bekerja di rumahnya berhenti dan tidak ada lagi yang mau mengirimkan surat-surat padanya. Tukang cuci pakaiannya berhenti, perempuan lokal menolak untuk membuatkan roti untuknya dan tidak ada lagi pebisnis yang mau menjual apapun pada Boycott.
Memang Boycott tidak dicederai atau disiksa oleh masyarakat sekitar tapi lama-kelamaan dia tidak bisa bertahan hidup jika diperlakukan seperti itu. Akhirnya Charles Boykott meninggalkan Irlandia.
Pada tahun 1888 kata boikot resmi masuk ke kamus Oxford dan pada tahun 1950 sampai tahun 1960, istilah boikot populer dipakai di Amerika dalam pergerakan untuk memperjuangkan hak-hak sipil Amerika.
Bentuk Boikot
Ada beberapa bentuk boikot, yaitu:
- Boikot Business to Business
Boikot mungkin lebih dikenal sebagai balas dendam antar bisnis. Bentuk boikot ini adalah tindakan yang dilakukan sebagai suatu upaya perlindungan suatu bisnis terhadap bisnis lainnya. Contoh nyatanya yaitu pemboikotan Apple di China saat berlangsungnya perang dagang antara Amerika dan Tiongkok.
- Boikot Konsumen
Tindakan masyarakat umum yang disuruh untuk tidak membeli atau menggunakan produk dari suatu perusahaan yang jadi target pemboikotannya. Objeknya adalah masyarakat atau konsumen. Tujuan dari boikot ini adalah sebagai protes atas suatu ketidakadilan.
- Boikot Employee Walkout
Mungkin boikot ini lebih terkenal dengan istilah pemogokan buruh. Biasanya boikot ini dilakukan dengan aktivitas mogok kerja sebagai protes terhadap perusahaan. Mungkin contoh seperti ini sudah sangat banyak terjadi di Indonesia salah satunya pemogokan buruh akibat gaji yang tidak kunjung dibayar.
Faktor yang Dapat Menentukan Keberhasilan Boikot
Pemboikotan biasanya dilakukan untuk meruntuhkan suatu hal yang memiliki dampak luas dan menyangkut kepentingan orang banyak. Oleh karena itu tentu yang dilawan merupakan seseorang atau sekelompok orang yang berpengaruh atau istilah lainnya adalah orang besar. Oleh karena itu pemboikotan yang dilakukan bisa saja tidak berhasil terjadi. Berikut adalah beberapa faktor yang dapat menentukan keberhasilan boikot.
- Jumlah Partisipan
Tentu jumlah pemboikot harus banyak dan dengan segenap hati melakukan pemboikotan agar dampaknya bisa terasa. Jika hanya dilakukan oleh hanya satu atau dua orang saja, tidak akan mengubah apapun. Kerugian yang dirasakan oleh pihak yang diboikotpun tidak berarti apa-apa. Semakin banyak yang ikut, semakin tinggi tujuan dari pemboikotan akan tercapai.
- Melakukan Riset
Kita harus melakukan riset agar dapat menemukan sasaran yang pas atas tindakan ini. Jangan hanya asal melakukannya saja tapi justru hal yang diboikot salah sasaran dan hanya akan menjadi suatu tindakan tidak berarti. Malah akan merugikan diri sendiri.
- Melibatkan Tokoh atau Organisasi
Orang yang berpengaruh atau organisasi yang berpengaruh tentu dipercaya oleh masyarakat sehingga akan mudah untuk ikut dalam aksi boikot. Oleh karena itu jika Anda ingin melakukan boikot tidak ada salahnya untuk melibatkan tokoh masyarakat atau organisasi, tentunya melakukan boikot dengan tujuan yang baik. Tidak merusak toleransi dalam kehidupan bermasyarakat atau hal lainnya yang menyudutkan ras atau agama tertentu.
Dampak Terhadap Bisnis
Seperti yang telah dijelaskan, boikot tentu memiliki dampak yang sangat signifikan terhadap bisnis. Bila banyak orang yang protes atau melancarkan aksi untuk tidak membeli produk Anda, otomatis nama perusahaan Anda akan menjadi buruk juga produk Anda akan semakin tidak laku.
Dengan ketidaklakukan ini, pemasukan akan semakin sedikit dan bisnis Anda akan menjadi bangkrut. Kemungkinan bisa untuk menyelamatkan bisnis Anda dengan barang baru, namun nama perusahaan yang sudah buruk tentunya akan sangat sulit untuk dikembalikan citra baiknya lagi.
Kesimpulan
Boikot adalah salah satu kata yang akhir-akhir ini diperbincangkan oleh masyarakat Indonesia. Baik di media massa, media sosial bahkan pergosipan ibu-ibu komplek sekalipun. Istilah ini mengacu pada penolakan untuk berbisnis, bekerja sama, ikut serta dan lainnya terhadap pihak yang diboikot. Adapun tujuannya adalah agar pihak yang diboikot mau untuk mengubah peraturan atau kebijakan yang merugikan masyarakat luas.
Sejarahnya berawal dari protes para petani di Irlandia. Terdapat tiga bentuk boikot yaitu business to business, konsumen dan employee walkout. Pada artikel ini terdapat tiga faktor yang menentukan keberhasilan pemboikotan yaitu jumlah partisipan, melakukan riset dan melibatkan tokoh masyarakat atau organisasi.
Kalau ditanya soal dampak boikot terhadap bisnis, pebisnis bukan hanya mengalami kerugian secara materi namun nama baiknya juga akan tercoreng. Nama baik adalah hal fundamental yang sangat sulit untuk dibersihkan sekalipun dengan mengubah nama. Tetaplah semangat berbisnis dan jangan merugikan orang banyak jika tidak ingin diboikot.
Ingin mendapatkan lebih banyak tips dan artikel terbaru terkait pengelolaan bisnis online? Follow MARKEY solusinya! Klik https://markey.id atau download MARKEY APP sekarang juga di Play Store dan AppStore agar tak ketinggalan info artikel bisnis terbaru setiap hari. Sampai jumpa lagi!
Thumbnail by Freepik
Jasa Pembuatan Aplikasi, Website dan Internet Marketing | PT APPKEY
PT APPKEY adalah perusahaan IT yang khusus membuat aplikasi Android, iOS dan mengembangkan sistem website. Kami juga memiliki pengetahuan dan wawasan dalam menjalankan pemasaran online sehingga diharapkan dapat membantu menyelesaikan permasalahan Anda.