Last Updated on December 24, 2021 by
Mungkin dalam kehidupan sehari-hari Anda sering mendengar kata feedback atau umpan balik. Tetapi, tahu tidak bahwa feedback sebenarnya sangat penting? Misalnya, untuk mendukung proses komunikasi, menyelesaikan seluruh proses komunikasi dan membuat komunikasi terus berlanjut, hingga untuk mengukur efektivitas komunikasi.
Lalu, apa yang dimaksud dengan feedback itu sebenarnya? Artikel ini akan membahas seluk-beluk feedback, mulai dari pengertian feedback, jenis-jenis feedback, hingga mengapa feedback itu penting dalam komunikasi bisnis. Simak liputannya yang satu ini!
Daftar Isi
Feedback Adalah
Feedback berasal dari kata feed dan back yang berarti memberi makan kembali, tetapi sebenarnya artinya adalah memberi masukan kembali. Ada banyak sekali sumber yang mengartikan kata feedback, mulai dari Cambridge Dictionary, Kamus Besar Bahasa Indonesia, hingga para ahli.
Namun, secara umum, feedback adalah pendapat atau reaksi tentang sesuatu, yang diberikan dari seorang komunikan atau penerima pesan, kepada komunikator atau pemberi pesan. Tujuannya adalah agar sesuatu, seperti produk atau hal lain, dapat ditindak lanjuti demi diciptakannya suatu bentuk perbaikan, agar dapat memberikan kepuasan bagi ke dua belah pihak.
Bagi komunikator, umpan balik atau feedback memberikan gambaran mengenai seberapa berhasil komunikasi yang ia lakukan, sehingga feedback menjadi satu-satunya elemen untuk menilai apakah komunikasi berhasil atau gagal dilakukan. Jadi, feedback adalah bentuk penilaian atas komunikasi yang dibangun sebelumnya!
Jenis-Jenis Feedback!
Ada banyak sekali jenis feedback, diantaranya adalah sebagai berikut!
1. Feedback Positif dan Negatif
Positive feedback adalah isyarat atau gejala dimana komunikan memahami dan mau bekerja sama dengan komunikator dalam mencapai sasaran. Hal ini ditandai dengan komunikan mengangguk-angguk, memperhatikan dengan seksama, bahkan responsif ketika ditanya.
Sementara umpan balik negatif adalah reaksi yang ditunjukkan oleh komunikan dimana komunikan tidak menyetujui atau bahkan tidak menyukai pesan atau cara penyampaian komunikator. Hal ini ditandai dengan sikap acuh tak acuh, hingga melakukan hal lainnya yang tidak ada hubungannya dengan informasi yang sedang dibahas.
2. Feedback Netral dan Zero!
Umpan balik netral adalah jenis umpan balik yang sulit untuk dinilai, sebagai isyarat atau gejala yang menunjukkan respon positif atau negatif. Misalnya, sikap diam saat ditanya mengerti atau tidak.
Sementara zero feedback adalah jenis feedback dimana seorang komunikator sulit untuk memahaminya. Misalnya, komunikan yang tertawa saat komunikator tidak menyampaikan hal yang lucu, dan sebagainya!
3. Feeback Internal dan Eksternal!
Feedback ini berkaitan dengan sumber isyarat yang menjadi umpan balik. Apabila itu berasal dari komunikator, maka disebut sebagai feedback internal. Tetapi apabila berasal dari komunikan maka disebut sebagai feedback eksternal.
4. Feedback Verbal dan Non-Verbal!
Verbal feedback adalah jenis feedback dimana terdapat wujud dari apa yang disampaikan komunikan, sebagai reaksinya terhadap suatu komunikasi tertentu yang sedang berlaku. Sebagai contoh, interupsi, atau nyeletuk ketika komunikator sedang menyampaikan pesan.
Sedangkan non-verbal feedback adalah jenis feedback dimana bentuknya bukan secara lisan ataupun tulisan. Misalnya, gerak gerik, berdiri, menatap, dan sebagainya.
5. Feedback Langsung dan Tidak Langsung
Sejumlah pakar komunikasi tidak sependapat dengan adanya kedua jenis feedback ini, sebab mereka berpendapat bahwa feedback adalah sesuatu yang harusnya nampak saat terjadinya proses komunikasi, bukan sesudahnya.
Apabila sesudahnya maka disebut dengan tanggapan. Mereka menyatakan dikarenakan pengertian dari feedback langsung adalah feedback yang dapat ditunjukkan langsung ketika komunikasi sedang berlangsung. Sementara delayed feedback adalah feedback yang disampaikan ketika komunikasi telah selesai.
Adapun jenis feedback lainnya adalah sebagai berikut!
1. Internal Feedback
Internal feedback adalah feedback yang diterima oleh komunikator sendiri, bukan dari komunikan.
2. External Feedback
Feedback eksternal adalah feedback yang diterima oleh komunikator dari komunikan, dan sifatnya bisa langsung bisa tidak.
3. Immediate Feedback
Immediate feedback adalah reaksi yang dapat ditangkap langsung oleh komunikator.
4. Delayed Feedback
Delayed feedback adalah feedback yang diterima oleh komunikator setelah melewati suatu rentang waktu. Sebagai contoh, dalam suatu majalah atau surat kabar dimana terdapat rubrik Surat Pembaca, dimana menampung aspirasi sekaligus feedback dari pembaca.
5. Representative Feedback
Dalam komunikasi massa, komunikannya bersifat heterogen, karena itu sulit sekali untuk mengukur umpan balik yang didapat dari seluruh komunikan. Oleh karena itu, biasanya umpan balik didapatkan dalam bentuk sampel dari beberapa komunikan yang menjadi perwakilan atau representative. Hal ini dianggap dapat mewakili komunikan secara keseluruhan, meskipun sebenarnya yang memberikan pendapatnya hanya sebagian orang saja.
6. Cumulative Feedback
Feedback jenis ini adalah feedback yang datang kepada komunikator dulu untuk kemudian dihimpun, tidak segera diubah menjadi tindakan. Hal ini dikarenakan komunikator harus mampu mempertimbangkan dulu untuk dapat membuat kebijaksanaan selanjutnya.
7. Quantitative Feedback
Feedback jenis ini umumnya diukur dengan menggunakan jumlah atau kuantitasnya.
8. Institutionalized Feedback
Umpan balik jenis ini diupayakan oleh lembaga, dilakukan dengan cara mendatangi langsung warga sebagai komunikan untuk mengumpulkan pendapatnya. Setelah terkumpul, akan dianalisis sendiri oleh lembaga tersebut, kemudian dijadikan acuan untuk memperbaiki kinerja mereka.
Mengapa Feedback itu Penting?
Dalam bisnis, komunikasi adalah salah satu faktor penting keberhasilan. Komunikasi dalam bisnis memiliki tujuan untuk memberikan informasi, persuasi, bahkan melakukan kerja sama, dengan begitu seorang pengusaha dapat menjual produk yang dimilikinya.
Dalam komunikasi, tentunya feedback sangat dibutuhkan! Seringkali seorang komunikan memiliki kebutuhan untuk menyampaikan feedback secara sengaja, di sisi lain, seorang komunikator harus dapat menafsirkan gejala yang ditunjukkan oleh komunikan untuk kemudian mengambil tindakan yang diperlukan untuk memperbaiki keadaan.
Bahkan feedback pun dibutuhkan saat proses melahirkan suatu produk. Sebuah produk pada umumnya lahir dari asumsi-asumsi penciptanya. Produk yang diciptakan hanya berdasarkan asumsi, sudah pasti tidak akan bertahan lama, oleh karena itu dibutuhkan pemahaman mengenai apa yang dibutuhkan calon pengguna kalian.
Dalam proses ini, Anda secara sadar atau tidak sudah menggunakan feedback dari calon pengguna kalian, baik itu dengan market validation, user research atau user interview, atau melalui metode lain.
Jadi, bagaimana, bahkan sebelum produk Anda meluncur di pasaran, peran feedback dari calon pengguna Anda mengambil peran yang sangat penting, kan, untuk produk Anda?
Feedback ibarat Anda menekan tombol starter motor Anda dan motor Anda langsung menyala seolah mengatakan “Ayo kita jalan-jalan!”. Selanjutnya motor Anda membawa Anda kemanapun yang Anda inginkan dan ini merupakan contoh feedback lanjutan dengan dibawah instruksi Anda.
Kerja sama antara Anda dan motor Anda tentunya menciptakan keharmonisan dan kesinambungan, hal yang sama terjadi pada komunikator dan komunikan, dan semuanya dikarenakan feedback!
Oleh karena pentingnya umpan balik, terdapat beberapa hal yang harus diperhatikan dalam memberikan umpan balik.
Umpan balik lebih bersifat berbagi rasa dan persepsi dibandingkan nasihat, oleh karenanya umpan balik hanya sebatas masukan, tetapi keputusan tetap di tangan orang yang bersangkutan. Dengan demikian komunikator diberi kebebasan untuk menentukan pilihannya.
Umpan balik juga tidak bersifat memaksa. Umpan balik diberikan seseorang untuk membantu memberikan kesadaran sekaligus memperbaiki kesadaran diri. Dalam kasus lain, umpan balik hanya diberikan kepada orang yang mampu menerima umpan balik tersebut.
Dalam berbagai kasus, feedback juga tidak dibutuhkan hanya dalam komunikasi bisnis, tetapi juga dalam komunikasi interpersonal. Misalnya antar teman, karyawan, atau bahkan untuk pengembangan karir.
Dalam memberikan feedback juga usahakan dalam bentuk deskripsi, jangan berbentuk penilaian. Selain itu fokus pada situasi yang spesifik, daripada perilaku yang abstrak. Dan jangan terlalu berlebihan dalam memberikan umpan balik, sebab akan menyebabkan orang lain merasa overload sehingga hanya akan mubazir saja nantinya!
Ikuti terus website dan sosial media MARKEY supaya Anda tidak ketinggalan update info, trend dan juga prediksi insight dunia bisnis online terbaru. Follow websitenya di https://markey.id/ atau download versi aplikasi di Google Play dan Apple Store, ya.
Sampai bertemu lagi di pembahasan inspiratif lainnya dari MARKEY!
Jasa Pembuatan Aplikasi, Website dan Internet Marketing | PT APPKEY
PT APPKEY adalah perusahaan IT yang khusus membuat aplikasi Android, iOS dan mengembangkan sistem website. Kami juga memiliki pengetahuan dan wawasan dalam menjalankan pemasaran online sehingga diharapkan dapat membantu menyelesaikan permasalahan Anda.