Media Bisnis Online | by APPKEY

PembuatanDesain7 Prinsip Desain Grafis yang Perlu Kamu Ketahui &...

7 Prinsip Desain Grafis yang Perlu Kamu Ketahui & Pelajari

-

Last Updated on July 11, 2023 by appkey

Pernahkah Anda melihat sebuah film animasi atau sebuah gambar dengan desain grafis yang cantik, estetik dan menarik? Pernahkah Anda bertanya-tanya, bagaimana cara membuat sebuah karya desain grafis yang cantik dan enak untuk dipandang? Ternyata untuk bisa membuat sebuah karya desain grafis, Anda harus mempunyai pemahaman yang baik terkait 7 prinsip desain grafis.

Banyak orang menyepelekan kegiatan membuat karya desain grafis sebagai sesuatu yang gampang. Terlebih di era teknologi saat ini, ada banyak sekali software desain grafis yang dapat dioperasikan dengan mudah. Alhasil muncul anggapan di masyarakat awam bahwa karya desain grafis sangat mudah untuk dibuat, segampang dengan “klik klik” di atas kanvas saja.

Graphic-design 7 prinsip desain grafis

Padahal kenyataannya tidak demikian. Sebagai sebuah ilmu seni, desain grafis yang berkualitas tidak dapat dibuat sembarangan. Ilmu desain grafis ini pun sama seperti ilmu seni lainnya, di mana desain grafis memiliki cukup banyak aturan yang harus dikuasai dan dipahami oleh para desainer agar karya seni mereka menjadi indah dipandang mata.

Pakem-pakem desain ini juga hadir untuk membantu proses belajar dari seorang desainer grafis pemula, agar bisa menyusun berbagai elemen dalam desain grafis dengan baik. Sehingga, design yang mereka buat pun dapat menjadi sebuah satu kesatuan seni yang unik, estetik dan mampu menarik perhatian dari setiap mata yang melihatnya.

Sama juga seperti ilmu seni lainnya, pakem-pakem dalam desain grafis ini pun bersifat tidak mutlak. Meski demikian, pemakaian prinsip-prinsip desain grafis ini bisa menjadi pedoman belajar terbaik Anda untuk mengasah skill dan kemampuan dalam membuat sebuah karya desain grafis.

Apa sajakah prinsip-prinsip dari desain grafis yang dimaksud? Daripada penasaran, mari temukan jawabannya langsung pada artikel edisi kali ini.

Apa itu Prinsip Desain Grafis? Pengertian dan Manfaat untuk Desainer Grafis Pemula

Apa yang terlintas di pikiran Anda ketika mendengar kata “desain grafis”? Jawaban yang pertama muncul di benak Anda bisa jadi “sebuah karya seni berupa gambar atau film animasi”. Ada juga yang mungkin akan menjawab “desain grafis adalah sebuah karya visual dengan warna-warni serta tampilan yang estetik.”

Sebuah karya desain grafis yang baik tentunya akan sangat enak untuk dilihat dan dipAndang oleh siapa saja. Ada banyak sekali bentuk implementasi dari karya seni desain grafis ini, semisal pada film, pamflet, lukisan digital, animasi, dan seterusnya. Sebuah karya desain grafis pun dapat membawakan pesan tertentu yang ingin disampaikan oleh sang desainer kepada masyarakat umum.

Pernahkah terlintas di benak Anda, bagaimana sebuah karya desain grafis dapat dibuat dengan sangat baik dan apik? Untuk bisa membuat sebuah karya seni yang baik dan berkualitas, tentunya sang designer harus mempunyai pengetahuan dan skill desain yang mumpuni.

Meskipun saat ini ada banyak sekali aplikasi desain grafis berkualitas dan mudah untuk digunakan, rupanya hal tersebut masih belum cukup untuk bisa menghasilkan karya desain grafis yang berkualitas. Penggunaan software desain grafis tersebut tetap harus diimbangi dengan pengetahuan yang baik dari sang desainer terkait prinsip-prinsip desain grafis.

Apa itu prinsip-prinsip desain grafis? Apa pula peranan prinsip-prinsip desain grafis dalam karya seni ini?

Ketika Anda hendak menjadi seorang desainer grafis, maka Anda harus mempelajari prinsip-prinsip dari desain grafis itu sendiri. Adapun prinsip-prinsip desain grafis adalah serangkaian metode yang  digunakan sebagai acuan untuk membuat karya desain.

Setiap desainer grafis profesional pasti akan melibatkan prinsip-prinsip desain grafis dalam karya-karyanya. Hal ini, tentu saja, karena sudut pandang dan perspektif dari seorang desainer grafis profesional akan sangat berbeda dari sudut pAndang masyarakat awam. Seorang desainer grafis profesional dapat menilai baik-tidaknya sebuah karya seni menggunakan prinsip-prinsip desain grafis tersebut.

Jika orang awam menganggap karya desain grafis A sangat bagus, penilaian yang sama belum tentu diberikan oleh seorang desainer grafis profesional. Berbekalkan pengetahuannya tentang prinsip-prinsip desain grafis, bisa jadi sang designer akan menilai karya seni A masih memiliki kekurangan di beberapa bagian. Semisal proporsi gambar yang tidak seimbang, atau penggunaan warna-warna yang tidak cocok dalam karya tersebut.

Banyak orang awam tidak memahami pentingnya prinsip-prinsip pada seni desain grafis. Hampir semua masyarakat awam tidak memandang prinsip desain grafis sebagai sesuatu yang penting, sebab, sebagai seorang pengamat umum, masyarakat awam memperhatikan karya seni secara keseluruhan. Jika karya seni tersebut bagus menurut masyarakat, maka hal tersebut sudah cukup.

Prinsip ini jelas tidak diterima oleh para desainer grafis profesional. Mereka akan selalu berkarya mengikuti kreativitas dan inspirasi masing-masing, disertai dengan prinsip-prinsip desain grafis yang baik.

Hasil karya seni mereka pun tidak pernah dibuat secara sembarangan. Selalu ada pertimbangan matang dalam proses pembuatan karya seni desain grafis mereka. Apabila hal tersebut tidak dilakukan, maka karya seni yang diciptakan bisa berpotensi rusak atau kacau di proses akhirnya.

Ketidaktahuan seorang desainer terhadap prinsip-prinsip desain grafis juga dapat membahayakan jenjang karirnya, di mana karya-karya yang ia buat bisa menjadi sangat buruk menurut dunia designer profesional.

Semisal desain grafis yang Anda buat memakai lima jenis font huruf dan warna-warni yang bertabrakan. Karya seni ini mungkin masih dapat diterima oleh masyarakat umum, namun tidak dengan  kalangan desainer profesional. Karya Anda ini berpotensi mendapat kritikan secara besar-besaran.

Selain itu, memahami prinsip-prinsip desain grafis bisa membantu Anda menjadi lebih mudah menuangkan kreasi dan ide ke dalam bentuk karya. Sebab, Anda sudah mengetahui pakem-pakem dasar serta bagaimana cara terbaik untuk membuat sebuah karya desain grafis.

Manfaat lain dari memahami prinsip desain grafis adalah Anda mempunyai kemampuan lebih untuk mengolah elemen-elemen desain sebagai media penyampaian pesan tersirat ke masyarakat. Jadi, karya seni desain grafis Anda pun bisa tampil secara estetik, mencuri perhatian masyarakat, sekaligus mudah menyampaikan pesan kepada mereka.

Bayangkan jika Anda menonton film animasi atau melihat pamflet karya seni desain yang berantakan dan tidak estetik. Kira-kira, dapatkah Anda menangkap makna atau pesan yang ingin disampaikan oleh sang desainer? Jawabannya sudah jelas “tidak”. Oleh sebab itu, Anda tidak boleh menyingkirkan pemahaman prinsip desain grafis jika Anda ingin sukses sebagai seorang desainer profesional.

Apa sajakah prinsip-prinsip desain grafis yang harus Anda pahami dan pelajari? Mari lanjutkan membaca ke bagian selanjutnya untuk mengetahui jawabannya.

7 Prinsip Desain Grafis yang Perlu Dipahami dan Kuasai oleh Designer Pemula

Pada dasarnya, terdapat 7 prinsip desain grafis yang perlu dipahami dan dikuasai oleh setiap desainer pemula. Ketujuh prinsip desain grafis tersebut mencakup keseimbangan (balance), penekanan (emphasis), pengulangan (repetition), ritme (rhythm), gerakan (movement), kesatuan (unity), dan ruang (space). Dengan memahami prinsip-prinsip ini, Anda bisa lebih mudah menciptakan aneka desain grafis yang cantik, estetik dan sarat akan makna.

Apa sajakah penjelasan dari masing-masing prinsip desain tersebut? Berikut ini adalah jawabannya, dicatat baik-baik ya!

1. Keseimbangan (Balance)

Prinsip desain grafis pertama adalah keseimbangan atau balance. Keseimbangan dari sebuah karya seni menjadi faktor yang paling mudah dinilai oleh setiap designer profesional. Bahkan dalam sekali pAndang pun, seorang desainer profesional dapat menilai apakah karya seni desain grafis Anda sudah memiliki keseimbangan yang tepat.

Keseimbangan yang dimaksud di sini adalah bobot dari setiap elemen dalam sebuah desain grafis. Elemen-elemen tersebut bisa berupa warna, ukuran, tekstur dan bentuk-bentuk yang digunakan dalam  karya desain grafis. Setiap elemen tersebut selalu memiliki peran dan bobotnya masing-masing dalam semua karya seni.

balance 7 prinsip desain grafis

Jadi, pelajaran pertama Anda sebagai seorang desainer grafis pemula adalah mempelajari keseimbangan suatu desain grafis. Cari tahu bagaimana cara terbaik untuk menempatkan setiap elemen desain agar tampak seimbang ketika dikombinasikan menjadi satu.

Hindari penempatan elemen-elemen seni secara sembarangan seperti menempatkan setiap elemen di satu titik saja dan mengabaikan ruang-ruang kosong yang lain. Hal ini akan menjadikan karya seni Anda tampak berat sebelah.

Jadi, Anda harus menempatkan seluruh elemen seni desain grafis dengan pertimbangan yang matang dan baik. Otomatis, karya seni Anda pun nantinya akan terlihat memiliki satu kesatuan elemen yang utuh dan estetik.

Contoh kesalahan penempatan elemen desain grafis yang sering dilakukan oleh desainer grafis pemula adalah memaksakan penempatan elemen-elemen berbobot tinggi pada satu titik ruang dalam karya desainnya.

Ketika elemen-elemen berat atau berbobot tinggi ini terfokus pada satu titik dalam kanvas design, maka karya seni Anda akan memiliki kesan yang negatif. Kesan tersebut tak lain adalah Anda menganggap area lain dalam desain tidak penting, sebab, semua elemen berbobot tinggi dikumpulkan di suatu titik.

Lalu apa efek nyata dari pelanggaran prinsip desain yang satu ini? Jawabannya bisa bermacam-macam. Namun satu yang pasti adalah karya seni desain Anda menimbulkan penilaian yang negatif dari siapapun yang melihatnya.

Penilaian negatif ini dapat berupa kebingungan dalam benak pemirsa, rasa tidak fokus terhadap desain grafis yang dibuat, hingga merasa tidak nyaman ketika mengamati karya seni Anda. Sekali lagi, agar karya seni desain grafis Anda dapat dengan mudah dan nyaman untuk dipahami oleh audiens, maka karya tersebut harus memenuhi prinsip desain balance (keseimbangan) ini.

Catatan penting untuk Anda: prinsip keseimbangan dalam ilmu desain grafis sesungguhnya tidak bisa diukur secara pasti seperti menggunakan rumus matematika. Prinsip keseimbangan ini hanya dapat dirasakan oleh para designer menggunakan jiwa seni mereka.

Intinya, keseimbangan sebuah karya seni akan terwujud ketika karya seni tersebut dapat memberikan kesan kepada Anda sebagai satu kesatuan produk yang utuh, tidak ada ada elemen yang membebani satu sama lain, dan tidak ada ruang-ruang kosong yang menimbulkan kesan diabaikan.

Terdapat dua pendekatan dasar dalam prinsip keseimbangan desain grafis, yakni keseimbangan simetris dan keseimbangan asimetris. Perbedaan keduanya adalah sebagai berikut:

a. Keseimbangan Simetris

Keseimbangan simetris adalah sebuah rangkaian susunan elemen-elemen seni yang dimulai dari titik pusat, lalu bergerak disusun sedemikian rupa agar merata di sisi kiri dan kanan kanvas design.

Prinsip keseimbangan simetris ini menekankan pada kesetaraan posisi proporsi dan peletakan elemen-elemen seni dalam desain grafis. Adapun hasil akhir dari desain yang simetris ini akan menimbulkan keseimbangan pada karya seni, melalui peletakan elemen-elemen desain yang berbobot sama atau setara dan secara sejajar di kedua sisi serta garis tengah gambar.

b. Keseimbangan Asimetris

Selanjutnya adalah keseimbangan asimetris, yang pada dasarnya berkebalikan dari konsep keseimbangan simetris. Di keseimbangan asimetris, elemen yang memiliki bobot sama diatur dalam cara-cara yang berbeda.

Dengan menggunakan sistem keseimbangan asimetris, Anda bisa mengatur setiap elemen berbobot sama secara lebih fleksibel pada sisi-sisi halaman kanvas. Untuk menyeimbangkan karya seni desain grafis ini, Anda bisa memakai unsur-unsur penyeimbang yakni warna, ukuran, bentuk serta tekstur desain.

7 prinsip desain grafis

Semisal Anda menggunakan bobot elemen secara berlawanan di karya seni yang sedang dikerjakan. Pengaplikasian elemen secara berlawanan ini dilakukan dengan cara mengontraskan satu elemen berbobot besar dengan sejumlah elemen yang bobotnya lebih kecil.

Alhasil, walaupun komposisi bobot elemen tidak merata secara simetris, namun setiap audiens yang melihat karya seni Anda masih bisa merasakan keseimbangan yang dipancarkan oleh karya.

Jika disimpulkan, prinsip desain keseimbangan simetris memang tampak lebih menyenangkan dan mudah. Meskipun, karya seni keseimbangan simetris dapat membuat desain terlihat membosankan, khususnya jika audience sering melihat karya seni Anda.

Sementara prinsip desain asimetris tampak lebih berani dan fleksibel saat dikerjakan. Namun Anda akan dituntut untuk mengerahkan seluruh fokus dan kehati-hatian ekstra saat menyusun elemen-elemen yang berbeda bobotnya dengan metode keseimbangan asimetris.

Artikel terkait  14 Aplikasi Desain Taman Untuk Pemula (Gratis)

2. Penekanan (Emphasis)

Selanjutnya adalah prinsip penekanan atau emphasis. Prinsip penekanan (emphasis) ini mengacu pada pemberian fokus untuk satu elemen tertentu dalam sebuah desain grafis. Seperti apa penekanan yang dimaksud?

Mari ambil contoh sebagai berikut. Semisal Anda diminta untuk mendesain sebuah poster bagi sebuah acara seminar. Tentunya dalam poster tersebut, Anda akan memasukkan sejumlah informasi penting agar para pembaca poster bisa menangkap informasi-informasi esensial tentang seminar. Pun kemudian poster tersebut dapat digunakan sebagai media untuk menarik rasa penasaran audiens.

Sebelum Anda membuat desain grafis poster seminar itu, maka Anda perlu menyusun beberapa bagian desain dalam bentuk pertanyaan terlebih dahulu seperti:

Informasi apa yang pertama kali wajib untuk diketahui oleh orang yang melihat poster tersebut?

Apakah judul atau topik dari seminar?

Apakah nama pembicara dalam seminar tersebut?

Ataukah harga tiket masuk seminar?

Apakah prioritas Anda terletak pada manfaat yang bisa didapat oleh audience jika mengikuti seminar?

Ataukah Anda ingin menonjolkan tempat dan waktu berlangsungnya acara seminar?

Pada intinya, prinsip emphasis mengarah pada hal-hal dalam desain yang perlu untuk ditekankan atau ditonjolkan. Dengan begini, pesan yang terkandung dalam desain Anda dapat dengan lebih mudah serta kuat untuk disalurkan ke pemahaman audiens.

Lalu bagaimana caranya agar Anda bisa dengan mudah menentukan penekanan (emphasis) dalam sebuah desain? Jawabannya ternyata sederhana, Anda cukup membuat garis besar dan memilih unsur apa yang lebih penting untuk ditonjolkan. Selanjutnya, Anda bisa mengatur susunan informasi tersebut pada sebuah layout desain.

Jika Anda perhatikan sebuah poster pada umumnya, informasi yang ditonjolkan akan dibuat dalam ukuran yang besar dan se-eye catching mungkin. Sementara informasi-informasi yang bersifat minor atau detil pelengkap akan dibuat lebih kecil dan tidak terlalu mencolok perhatian.

Kembali pada contoh kasus di atas saat membuat poster. Dapatkah kini Anda memperkirakan bagaimana susunan isi poster yang akan Anda desain? Jika menurut Anda nama pembicara seminar adalah informasi yang paling penting, semisal Anda hendak mengundang presiden atau influencer  paling terfavorit di kota tempat tinggal Anda, maka sudah sepantasnya Anda meletakkan nama pemateri tersebut di bagian tengah atau atas poster.

Dengan begitu, Anda sudah memberikan penekanan khusus pada elemen nama pemateri seminar, sekaligus menjadikannya sebagai elemen dengan bobot paling besar dalam desain.

Selain itu, Anda juga perlu menggunakan kombinasi warna yang menarik atau mencolok agar informasi terpenting dalam desain poster Anda dapat terlihat lebih menonjol. Untuk mempercantik desain, Anda bisa menambahkan foto dari sosok narasumber dalam Seminar. Penggunaan foto sering kali menjadi strategi penekanan desain yang efektif untuk menarik perhatian audiens.

Prinsip penekanan (Emphasis) terdiri dari beberapa jenis, di antaranya:

a. Hierarki

Jenis emphasis yang pertama adalah hierarki. Anda dapat memasukkan sejumlah unsur dalam desain menggunakan jenis penekanan hierarki. Sesuai namanya, hierarki berarti jenis penekanan yang ditentukan berdasarkan urutan atau susunan.

Semisal pada desain poster seminar tadi, penulisan nama narasumber sebagai informasi utama dalam poster dapat dilakukan dengan memberikan warna tulisan yang berbeda atau bentuk font yang ditebalkan secara khusus.

Setiap informasi utama dalam sistem penekanan hierarki pasti akan lebih ditonjolkan dibandingkan informasi-informasi lainnya yang dirasa kurang penting. Contoh lain dari pengaplikasian metode emphasis hierarki adalah menuliskan pesan utama dalam desain poster dengan menempatkan posisinya di bagian teratas poster.

Anda juga bisa memakai bingkai khusus di sekitar informasi utama tersebut. Metode penekanan hierarki ini mampu menonjolkan informasi penting dan menarik mata siapapun yang melihat poster Anda. Dengan demikian, pandangan masyarakat bisa langsung tertuju ke pesan utama yang telah ditandai khusus.

b. Skala dan Proporsi

prinsip-design-3 7 prinsip desain grafis

Selanjutnya adalah sistem basis berdasarkan skala dan proporsi. Contoh pengaplikasian metode ini adalah dengan meletakkan dua elemen yang bobotnya saling berlawanan seperti besar dan kecil di halaman desain yang sama.

Dengan metode desain penekanan skala dan proporsi ini, Anda bisa menonjolkan informasi utama dengan ukuran font yang lebih besar atau memakan space desain yang lebih banyak dibandingkan informasi-informasi pendukung lain.

Kembali pada contoh desain poster di atas. Ketika Anda memutuskan bahwa nama pemateri seminar adalah informasi terpenting untuk ditonjolkan, maka sudah pasti Anda akan memperbesar ukuran nama sang pemateri dibandingkan informasi harga tiket masuk seminar yang menjadi di informasi pendukung poster. Inilah contoh nyata dari pengaplikasian sistem penekanan skala dan proporsi.

Anda juga bisa menonjolkan informasi penting melalui metode pengombinasian pilihan warna dalam desain. Sehingga elemen-elemen terpenting dapat terlihat menonjol.

Semisal Anda memberikan warna putih di bagian nama pemateri seminar, tempat, waktu dan harga tiket. Sedangkan elemen desain lainnya diberikan warna yang berbeda, alhasil bagian desain tulisan putih dapat terlihat menonjol.

c. Kontras

Jenis penekanan (emphasis) berikutnya pada prinsip desain grafis adalah kontras. Metode penekanan menggunakan prinsip kontras sangat sering diaplikasikan oleh banyak designer grafis profesional. Hal ini dikarenakan metode kontras sangat mudah untuk diaplikasikan.

Metode penekanan desain dengan cara kontras memungkinkan Anda untuk menempatkan dua unsur desain yang saling bertentangan satu dengan yang lainnya dalam satu frame design. Dengan metode kontrasepsi ini pun, elemen desain yang saling bertentangan pun dapat tampak selaras dan menciptakan satu desain yang utuh dan baik.

Contohnya seperti ini. Semisal desain poster seminar Anda memakai komposisi warna gelap dan terang, atau hitam dan putih. Kita semua tahu bahwa warna-warna gelap dan terang adalah dua komponen yang kontras alias bertolak belakang.

Namun penggunaan warna-warna yang kontras untuk memberikan penekanan dalam desain akan membuat pesan yang terkandung dalam desain poster lebih mudah untuk disampaikan serta ditangkap oleh audiens.

Anda pun bisa lebih mudah mengatur komposisi desain agar tampak lebih menarik. Bahkan tak sedikit desainer yang menghindari penggunaan warna-warna senada dalam karya desainnya, sebab cara ini akan membuat desain grafis Anda menjadi tidak jelas maksud serta maknanya.

Bayangkan desain poster Anda menggunakan warna-warna yang senada seperti merah muda, merah tua, merah jambu, dan warna ungu. Warna-warna yang senada ini tidak dapat menonjolkan pesan atau maksud yang tertuang dalam desain poster Anda. Jangankan berhasil menangkap pesan yang disampaikan oleh poster, mayoritas audiens sudah tidak tertarik untuk melihat poster ketika memandangnya saja

Prinsip penekanan desain melalui metode kontras jauh lebih memudahkan Anda untuk mengarahkan audiens melihat desain yang dipasang. Warna-warni yang kontras dapat langsung menangkap sorot pandang masyarakat ke arah desain dalam satu kali lirikan saja. Alhasil pesan yang dikandung dalam desain tersebut pun dapat tersampaikan dengan baik.

Artikel terkait  Penyedia Layanan Jasa Desain Web Terbaik di Indonesia

3. Pengulangan (Repetition)

Prinsip desain grafis ketiga adalah pengulangan (repetition). Prinsip pengulangan adalah prinsip desain grafis yang digunakan untuk memperkuat tampilan keseluruhan dari sebuah desain grafis itu sendiri.

Prinsip pengulangan ini pun sekilas tampak mirip dengan prinsip penekanan, di mana kedua prinsip ini sama-sama bertujuan untuk memperkuat tampilan dari desain grafis ke audiens.

Bedanya, prinsip pengulangan lebih menghubungkan berbagai elemen yang berbeda dalam desain grafis Anda agar dapat terlihat lebih teratur dan konsisten. Terdapat 3 jenis prinsip pengulangan dalam desain grafis yaitu regular, mengalir, dan progresif atau gradual. Penjelasan ketiganya antara lain:

a. Regular

Prinsip desain grafis pengulangan regular adalah pola-pola pengulangan dalam bentuk yang simetris. Ada juga yang mendefinisikan prinsip desain grafis pengurangan regular sebagai suatu pola pengulangan yang dilakukan dalam bentuk elemen dan jarak yang sama. Pengaplikasian dari pola pengulangan regular ini sering digunakan pada desain-desain bingkai foto.

Itulah mengapa kita seringkali melihat desain-desain bingkai foto tampak rapi, dan memiliki pola-pola repetitif atau pengulangan yang seimbang.

b. Flowing (Mengalir)

Pola pengulangan yang kedua dalam desain grafis adalah pola mengalir atau flowing. Pola pengulangan mengalir atau flowing, sesuai namanya, ditujukan untuk menciptakan kesan gambar yang bergerak secara dinamis dan rapi.

Adapun contoh nyata dari pengaplikasian pola pengulangan flowing atau mengalir ini dapat Anda temukan pada gambar garis, spiral, kurva, dan bentuk-bentuk lingkaran. Bentuk-bentuk tersebut mampu memberikan kesan atau efek visual ke audiens sebagai gambar yang bergerak secara dinamis.

c. Progresif (Gradual)

Bentuk pola pengulangan yang terakhir adalah pengulangan progresif atau gradual. Pola pengulangan progresif atau gradual adalah pola-pola repetitif dalam desain yang menyertai setiap perubahan bentuk yang terjadi dalam desain.

Alhasil, pola pengulangan yang dibentuk secara progresif menjadikan karya desain tampak lebih estetik. Dengan sistem progresif, Anda seolah-olah diajak melihat sebuah desain yang berkembang dari satu tahap ke tahap berikutnya.

4. Ritme (rhythm)

Selain prinsip pengulangan, terdapat pula prinsip yang tak kalah penting yaitu prinsip ritme (rhythm). Prinsip ritme pada dasarnya sama seperti prinsip pengulangan. Bedanya, prinsip ritme digunakan untuk mengatur pengulangan sehingga menjadi lebih terstruktur. Sebagai hasil akhirnya, desain yang dibuat menggunakan prinsip ritme akan menjadi lebih memiliki nilai seni.

Beberapa jenis dan contoh ritme yang biasa digunakan oleh para desainer profesional yaitu ritme linear, ritme bergantian, ritme gradasi ataupun bentuk yang lebih rumit. Sesuai dengan nama masing-masing, ritme linear disusun secara sejajar; ritme bergantian dibuat secara berselang-seling; sedangkan ritme gradasi memberikan karya desain sebuah efek gradasi khusus saat dibuat.

5. Gerakan (Movement)

Salah satu dari 7 prinsip desain grafis selanjutnya adalah gerakan (movement). Adapun prinsip gerakan atau movement ini merupakan bentuk pengendalian elemen dalam sebuah komposisi desain grafis.

Kegunaan dari komponen gerakan ini adalah menjadikan setiap orang yang melihat karya seni Anda merasa seolah-olah “diarahkan” untuk berpindah dari satu elemen seni ke elemen seni lainnya.

Dengan cara seperti ini, setiap pesan atau informasi yang ingin Anda sampaikan lewat karya seni desain grafis dapat tersampaikan secara utuh dan lebih tepat sasaran. Hal ini dikarenakan setiap audiens menikmati karya seni desain grafis Anda secara keseluruhan. Melalui prinsip gerakan, setiap orang mendapat tuntunan lengkap untuk memahami setiap detil dari karya desain grafis Anda.

Prinsip gerakan ini juga dapat menciptakan suatu “cerita” dan “narasi” tersendiri dari karya seni desain grafis. Jadi, pesan dalam karya desain grafis Anda pun dapat tersampaikan dan ditangkap dengan lebih mudah oleh masyarakat umum.

Mari kembali ambil contoh pada desain poster seminar yang hendak Anda buat tadi. Ketika menerapkan prinsip desain gerakan atau movement, maka Anda akan menyusun informasi dalam poster dengan suatu alur khusus yang mudah untuk dibaca masyarakat.

Semisal poster acara seminar Anda harus memuat banyak informasi seperti nama pemateri, tempat dan waktu seminar, biaya pendaftaran dan judul serta topik dari seminar yang akan dilangsungkan.

Untuk memudahkan dicerna oleh masyarakat, informasi-informasi tersebut akan Anda susun secara seksama mulai dari informasi yang paling penting, kemudian disambung oleh informasi pendukung lainnya. Rangkaian arus informasi pada desain grafis poster Anda akan dibuat dengan alur menurun: mulai dari yang paling penting hingga yang paling tidak penting.

Alur tak kasat mata inilah yang nantinya akan menuntun pandangan setiap orang yang membaca poster Anda untuk memahami setiap informasi yang terkandung dalam desain grafis. Jadi tidak akan ada satupun detil informasi yang terlewatkan oleh masyarakat.

Prinsip gerakan atau movement ini memang selalu diterapkan pada karya desain grafis yang memuat banyak informasi, seperti poster, brosur, flyer, baliho dan lain-lain.

Sebab, apabila Anda mendesain produk-produk tersebut tanpa mempertimbangkan prinsip desain grafis gerakan, maka desain Anda akan terlihat sangat berantakan serta acak-acakan. Efeknya, masyarakat tidak dapat menangkap secara jelas apa inti informasi yang hendak Anda sampaikan ke mereka.

Ketidakrapian susunan informasi dalam desain grafis Anda hanya akan membuat masyarakat bingung mencerna pesan. Mereka pun pada akhirnya akan mengabaikan desain pamflet yang telah Anda buat dengan susah payah. Tentunya Anda tidak ingin hal ini terjadi, bukan?

6. Kesatuan (Unity)

prinsip-design-1 7 prinsip desain grafis

Prinsip penting dalam desain grafis berikutnya yang perlu dipahami dan dipelajari dengan baik oleh desainer grafis pemula adalah prinsip kesatuan (unity). Prinsip desain kesatuan atau unity ini dapat diartikan sebagai sebuah mekanisme pengaturan beragam elemen desain secara tepat pada frame design.

Prinsip kesatuan atau unity memiliki peranan penting agar desain Anda mampu menjadi sebuah karya yang utuh. Selain itu, prinsip kesatuan atau unity mampu memberi efek selaras serta keseluruhan pada desain grafis yang Anda buat.

Dengan kata lain, seluruh elemen dan komponen yang berbeda bobotnya dalam karya desain grafis Anda dapat terlihat saling berhubungan, selaras dan saling mengisi satu sama lain.

Selain itu prinsip kesatuan bisa membantu mewujudkan kepaduan karya seni dan menguatkan tema yang diusung oleh karya tersebut. Tujuan utama dari kesatuan atau unity dalam karya seni desain grafis umumnya mencakup konsistensi, kohesi, keutuhan dan ketunggalan komposisi karya.

Perlu dipahami baik-baik bahwa ketika semua elemen karya visual design Anda saling terkait erat atau bersatu, hal tersebut akan membawa dampak positif dalam benak audiens yang melihat karya Anda.

Mereka akan menilai karya desain grafis Anda mempunyai komposisi yang rapi, tidak membingungkan, lebih terorganisir dan berkualitas. Selain itu, pesan yang terkandung di dalam desain dapat dengan lebih mudah ditangkap serta dicerna oleh mereka.

Ada 4 jenis prinsip dalam unsur kesatuan atau unity, yakni kedekatan, kesinambungan, kesamaan, dan perataan. Penjelasan masing-masing dari keempat prinsip tersebut antara lain:

a. Kedekatan (Closure)

Pertama adalah prinsip kesatuan dari segi kedekatan. Prinsip desain kedekatan atau closure dapat membantu Anda untuk menciptakan hubungan yang kuat antara unsur-unsur desain yang serupa, sekaligus saling berkaitan.

Anda tidak perlu repot melakukan pengelompokan khusus bagi unsur-unsur desain yang tampak serupa ini. Cukup dengan menerapkan prinsip kedekatan saja, maka Anda sudah bisa mengaitkan unsur-unsur desain yang sama sehingga saling bersinergi.

Contoh pengaplikasian prinsip kedekatan adalah menghubungkan setiap unsur desain memakai jenis font, warna dan ukuran yang serupa. Alhasil desain Anda pun dapat tampak sebagai sebuah satu kesatuan visual yang utuh.

b. Kesinambungan (Continuity)

Selanjutnya adalah unsur kesinambungan (continuity). Untuk menciptakan sebuah karya desain grafis yang saling berkesinambungan, Anda harus mengarahkan mata audiens ke bagian tertentu dalam desain grafis Anda, sebelum ke bagian yang lain.

Jadi, saat mendesain, Anda tidak akan sekadar membuat sebuah karya dengan mengandalkan gambar latar belakang kemudian menyelaraskan semua elemen lain ke elemen pusat. Cara desain ini dinilai tidak efektif dan menjadikan karya seni Anda agak susah untuk dipahami audiens.

c. Kesamaan (Similarity)

Unsur kesatuan yang ketiga adalah kesamaan atau similarity dari setiap elemen. Sebuah karya desain grafis bisa memiliki unsur-unsur yang serupa atau sama, baik dari segi proporsi, bentuk, warna dan lainnya. Kesamaan bentuk proporsi, warna serta font yang dipakai dalam desain dapat menciptakan kesan tampilan gambar yang menyatu serta harmonis. Selain itu, tampilan desain menjadi lebih enak untuk dilihat.

Jika Anda sempat mengamati karya-karya desain grafis profesional, tentunya akan sangat mudah untuk mengenali karakteristik yang satu ini. Pengaplikasian prinsip kesamaan atau similarity dapat menguatkan nuansa serta tema yang diusung oleh karya seni desain tersebut.

d. Perataan (Alignment)

Prinsip kesatuan yang terakhir adalah perataan atau alignment. Adapun prinsip desain kesatuan yang satu ini mempunyai peranan penting guna menciptakan tampilan visual yang utuh serta saling terkait dengan setiap elemen dalam desain.

Selain itu, prinsip desain perataan berguna untuk menjadikan tampilan desain yang Anda buat tampak lebih terstruktur dan rapi.

7. Ruang (Space)

Prinsip desain grafis terakhir yang perlu dipahami dan dipelajari oleh desainer grafis pemula adalah prinsip ruang atau space. Prinsip desain grafis ini tak lain berarti sebagai sebuah ruang kosong dalam karya seni desain.

Adapun “ruang kosong” yang dimaksud merujuk pada jarak dan area tertentu dalam sebuah komposisi desain. Ada empat bagian ruang kosong dalam karya seni desain grafis, yaitu sebagai berikut:

a. Ruang Negatif (Negative Space)

Ruang negatif adalah area kosong dalam desain. Area kosong ini biasanya mengelilingi subjek dalam sebuah desain grafis. Oleh sebab itu, prinsip desain ruang kosong selalu lebih pasif dibandingkan ruang-ruang lainnya.

Ada juga yang yang mendefinisikan ruang negatif dalam desain grafis sebagai tepi dari ruang positif. Tepi tersebut terdapat di sekitar ruang kosong negatif itu sendiri.

b. Ruang Positif (Positif Space)

Selanjutnya adalah ruang positif yang berkebalikan dari ruang negatif. Ruang positif adalah sebuah area yang menjadi lokasi titik fokus bagi subjek utama dalam sebuah komposisi desain. Kehadiran ruang positif ini pun turut membangun desain yang utuh.

c. Ruang Tiga Dimensi (3D)

Ruang tiga dimensi adalah area bagi subjek dalam desain grafis untuk mendapat sentuhan kedalaman secara khusus, sehingga subjek seolah-olah memiliki volumenya tersendiri. Adapun sentuhan yang dimaksud dapat berupa warna-warna terang atau gelap yang dikhususkan untuk mempertajam subjek. Semisal Anda memberikan arsiran warna-warna terang dan gelap untuk menciptakan kesan subjek tiga dimensi, sekaligus menonjolkan posisi subjek dalam desain.

d. Ruang Dua Dimensi (2D)

Tipe ruang yang terakhir adalah ruang dua dimensi. Berkebalikan dengan ruang tiga dimensi, ruang dua dimensi merupakan area khusus di mana subjek visual desain tampak datar, tidak memiliki kedalaman khusus seperti ruang kosong tiga dimensi.

Jadi para audiens hanya dapat melihat subjek desain dalam versi panjang dan lebarnya saja

Demikianlah pembahasan kali ini terkait 7 prinsip utama dalam desain grafis. Ketujuh prinsip di atas tidak bersifat mutlak atau kaku saat diimplementasikan.

Anda masih bebas untuk berkarya sesuai gaya dan kreativitas masing-masing. Namun diharapkan prinsip-prinsip desain grafis di atas dapat membantu memudahkan Anda untuk menuangkan ide-ide seni ke media kanvas.

Selamat mencoba bereksplorasi desain grafis menggunakan ke tujuh prinsip yang telah kami jelaskan di atas! Semoga juga artikel kali ini dapat bermanfaat menambah wawasan Anda, ya. Sampai jumpa di artikel menarik informatif lainnya dari kami.


Jasa Pembuatan Aplikasi, Website dan Internet Marketing | PT APPKEY
PT APPKEY adalah perusahaan IT yang khusus membuat aplikasi Android, iOS dan mengembangkan sistem website. Kami juga memiliki pengetahuan dan wawasan dalam menjalankan pemasaran online sehingga diharapkan dapat membantu menyelesaikan permasalahan Anda.

Jasa Pembuatan Aplikasi

Jasa Pembuatan Website

Paket Aplikasi Android dan iOS

Pasang iklan

- Advertisement -

Mau posting artikel iklan?

Yuk klik dan ikuti ketentuan layanan dari kami, dapatkan penawaran paket dengan harga terbaik!

Subscribe Sekarang

Dapatkan beragam informasi menarik tentang IT, Bisnis, Ekonomi, Berita Domestik dan Global langsung melalui email Anda. Subscribe sekarang dan raih kesuksesan bersama kami!

Kategori

Blog Post Ranking 10

7 Jenis Font Paling Sering Digunakan Oleh Para Profesional Dalam Desain Grafis

Anda seorang desainer grafis? Atau, Anda baru hendak terjun kedalam dunia desain grafis? Pekerjaan membuat desain, meski terlihat mudah,...

11 Aplikasi Desain Jersey Android Terbaik yang bisa Anda coba!

Anda sedang mencari inspirasi bisnis? Mengapa tidak mencoba merintis bisnis jersey tim sepak bola kenamaan saja? Mari mencobanya dengan...

Startup Repair Adalah? Penyebab dan Cara Mengatasinya

Startup repair adalah salah satu jenis problem yang sering ditemukan pada PC, hal ini menyebabkan PC sering gagal booting. Saat...

Cara Mengedit Aplikasi Android Dengan Apk Editor

Pernahkah Anda berpikir untuk mengedit aplikasi Android? Jika pernah, ada banyak sekali pilihan aplikasi untuk mengedit aplikasi Android yang...

10 Contoh Iklan Penawaran Jasa dan Produk Paling Menarik!

Seperti apa contoh-contoh iklan penawaran yang menarik konsumen? Buat Anda yang sering bingung menyusun kata-kata iklan penawaran, jangan lewatkan...

25 Tempat Jual Beli Online Terbaik dan Terpercaya di Indonesia

Dewasa ini, berkembangnya teknologi di Indonesia memunculkan beragam startup e-commerce berkonsep tempat jual beli online yang menjual produk lengkap...

HOST ID dan NETWORK ID | Pengertian dan Contohnya

Perangkat komputer yang biasa kita gunakan sehari-hari, ternyata memiliki jaringan yang rumit dan juga kompleks. Sebab, hingga saat ini...

Standar Biaya Pembuatan Aplikasi Android dan IOS

Hal yang membedakan standar biaya pembuatan aplikasi Appkey adalah perangkat yang dibutuhkan dan support aplikasi untuk keperluan development. Seperti...

Cara Cepat Belajar IT Secara Otodidak untuk Pemula

Belajar IT atau coding bisa dibilang hal yang tidak mudah apalagi bagi pemula. Karenanya memang butuh beberapa tahun untuk...

Pemasaran Internasional Adalah ? | Fungsi, Tujuan & Contoh

  Salah satu topik bahasan wajib dalam dunia bisnis dan ekonomi adalah pemasaran. Kita memang tidak akan pernah terlepas dari...

Website

WordPress

Maintenance

Server / Hosting

Domain

Front end

Backend

Laravel

Web programming

Teknologi web

Biaya pembuatan website

Aplikasi

Aplikasi Game

Aplikasi Android

Aplikasi iOS

Mobile Programming

Cross-platform

Biaya pembuatan aplikasi

Desain

Design Web

Design App

Design UI

Designer tools

Paling Sering dibaca
Mungkin Anda Menyukainya