Last Updated on May 6, 2020 by
Menentukan harga produk merupakan hal yang sangat penting sehingga harus dilakukan dengan tepat dan pas. Bagi pengusaha baru memang menjadi hal yang cukup sulit untuk menentukan harga produknya. Jika memberikan harga terlalu rendah atau terlalu tinggi akan berpengaruh bagi perkembangan usaha. Namun memang ada dua factor yang akan membuat produk tetap laku meski harganya mahal, yaitu kualitas dan popularitas.
Di dalam masyarakat maupun lingkungan bisnis, sudah menjadi rahasia umum bahwa dengan popularitas tinggi, produk dengan harga selangitpun akan tetap terjual sebab memiliki pengaruh besar bagi pelanggan. Sehingga meski harus mengorbankan lebih banyak uang dari biasanya pada saat membeli produk sejenis, pelanggan tidak akan keberaratan. Contohnya saja usaha kedai kopi, Starbucks.
Namun, masalahnya ialah bagaimana jika Anda seorang pengusaha yang baru merintis usaha dan bukan orang terkenal? Anda juga belum membuktikan dipasaran kualitas produk Anda. Penentuan harga jual tentunya harus Anda lakukan dengan hati-hati dan tepat. Oleh karena itu, yuk simak artikel terkait cara menentukan harga jual produk yang akan sangat membantu Anda dalam menentukan bagaimana cara menentukan harga jual produk yang tepat dan pas.
Daftar Isi
Cara Menentukan Harga Jual Produk
1. Mark-up Pricing
Markup Pricing merupakan metode untuk menetapkan harga jual produk dengan cara menambah beberapa persen harga berdasarkan pembelian bahan baku. Artinya, Anda harus menghitung terlebih dahulu berapa biaya yang Anda butuhkan sebelum mendapatkan berapa markup pricing-nya. Persentase yang Anda dapatkan nanti merupakan keuntungan yang bisa Anda dapatkan dari penjualan produk. Rumus untuk menghitungnya ialah:
Harga Jual = Bahan Baku Modal + (Bahan Baku Modal x Mark-up)
Misalnya Anda seorang penjual minuman. Setelah Anda hitung secara mendetail mulai dari harga es batu, serbuk rasa, air, dan lain-lain, biaya bahan baku yang Anda keluarkan untuk satu produk adalah Rp10 ribu. Lalu Anda menginginkan markup atau keuntungan 30% dari satu produk. Maka di dapat:
Harga jual = 10.000 + (10.000 x 30%)
Harga jual = Rp.13.000/porsi
Jadi, dari usaha minuman Anda, Anda akan memperoleh keuntungan Rp3 ribu apabila menetapkan markup sebesar 30%.
2. Margin Pricing
Cara menentukan harga jual produk berikutnya ialah kebalikan dari metode sebelumnya yang menggunakan persentase untuk menentukan keuntungan yang ingin di dapatkan. Dengan margin pricing, Anda harus menentukan terlebih dahulu berapa besar produk yang akan Anda pasarkan atau jual. Rumusnya ialah sebagai berikut:
Margin = (Harga Jual – Harga Modal)/Harga Jual
Setelah menentukan besar produk yang akan dijual, Anda dapat memasukkan berapa harga yang Anda inginkan ke dalam rumus di atas untuk menentukan apakah besarnya keuntungan atau profit yang Anda inginkan terlalu tinggi atau terlalu rendah.
Misalnya Anda merupakan penjual makanan yang modal perporsinya adalah Rp20 ribu untuk setiap porsinya. Anda berkeinginan menjual makanan tersebut dengan harga Rp50 ribu per porsi. Untuk mengetahui apakah harganya terlalu mahal atau terlalu murah, Anda dapat menghitung dengan rumus di atas, hasilnya sebagai berikut:
Margin = (50.000 – 20.000)/50.000
Margin = 0.6 atau 60%
Jika menurut Anda dengan keuntungan sebesar 60% terlalu tinggi, maka Anda dapat menurunkan harganya hingga mencapai 40% atau 50% dari harga awal atau modal. Untuk diketahui, profit normal untuk sebuah produk harusnya tidak melebihi 50% dari modal awal.
3. Value Based Pricing
Value Based Pricing merupakan bagaimana cara menentukan harga jual yang cukup unik. Hal ini karena metode ini menetapkan harga jual produk diberikan sesuai dengan nilai yang didapatkan oleh konsumen. Dengan kata lain, konsumenlah yang berhak menentukan seberapa mahal atau murah suatu produk atau disebut juga Willing to Pay (WTP). Kesulitannya ialah karena setiap orang atau dalam hal ini pelanggan pasti memiliki penilaian berbeda untuk WTP. Apa yang harus Anda lakukan untuk menentukan bagaimana cara menentukan harga jual produk jika demikian?
Cara yang satu ini memang sangat sulit dilakukan oleh pelaku bisnis. Namun, ada dua cara yang dapat Anda lakukan. Pertama, melakukan riset terdapap beberapa orang responden. Responden bertugas untuk memberikan penilaian dan juga harga produk yang dirilis. Cara kedua yaitu dengan langsung memberikan harga tinggi untuk produk yang tengah dirilis tersebut.
Pelanggan biasanya tidak keberatan membayar dengan harga tinggi asalkan produk tersebut memiliki kualitas baik, popularitas, serta kelangkaan. Ini merupakan alasan beberapa brand lebih sering memproduksi produk secara terbatas atau limited. Semakin langka sebuah produk, semakin mahal harga yang dapat Anda berikan.
4. Manufacturer Suggested Retail Price
MSRP adalah cara menentukan harga jual produk yang di mana penjual biasanya telah menyarankan harga jual kepada pembeli. Biasanya Anda akan menemukan tipe penjual yang menggunakan metode ini dengan tanda sebuah tulisan “harga eceran yang disetarakan” pada produk. Metode ini kebanyakan digunakan oleh perusahaan manufacturing, seperti otomotif atau kendaraan bermotor. Pertanyaannya, apakah MSRP suatu produk dapat diubah meski telah ditentukan?
Dalam sejumlah kasus, memang terdapat retailer yang sengaja menaikkan harga produk walaupun telah terpasang label penanda MSRP. Hal ini karena memang tidak ada aturan yang melarang harga tersebut diubah. Terlebih keadaan pasar yang sering berubah-ubah, seperti permintaan pasar yang sedang tinggi namun penawarannya rendah atau produknya terbatas. Begitu juga sebaliknya, harga akan lebih murah ketika penawaran akan produk tinggi sementara permintaan pasar tetap stabil atau rendah.
5. Keystone Pricing
Cara menentukan harga jual produk yang satu ini dilakukan oleh seorang retailer untuk melipatgandakan harga modal dari suatu produk yang akan dijual kepada konsumen. Misalnya saja Anda adalah seorang retailer baju. Anda membeli baju tersebut dengan modal Rp100 ribu lalu menjual dengan margin keuntungan 100% atau setara dengan Rp200 ribu. Mengejutkan bukan? Namun ternyata cara ini adalah cara kuno yang telah digunakan bahkan oleh toko-toko retailer terkemuka di seluruh dunia. Bahkan hingga saat ini masih banyak digunakan karena profit yang diberikan sangat banyak.
Jika Anda tertarik menggunakan metode ini sebagai cara menentukan harga jual, ada beberapa hal yang harus Anda perhatikan. Salah satu hal penting tersebut adalah kualitas produk Anda. Anda harus memastikan kualitas produk yang Anda jual memenuhi standar kualitas dan kelayakan. Sebab, konsumen tidak akan mau membayar dengan harga mahal sebuah produk yang kualitasnya sama dengan produk di tempat lain dan memberikan harga yang lebih murah. Oleh karena itu, perlu Anda perhatikan produk apa saja yang dapat dan tidak dapat untuk dijual dengan menerapkan metode keystone pricing.
6. Break Even Pricing
Cara menentukan harga jual produk dengan metode ini didasarkan pada permintaan pasar dengan mempertimbangkan biaya yang dikeluarkan untuk memproduksi produk. Usaha dapat dikatakan sednag dalam kondisi break-even apabila penghasilan yang diterima sama dengan ongkos atau biaya yang Anda keluarkan untuk melakukan prouksi, dengan ketentuan harga jualnya sudah Anda tentukan.
Berdasarkan cara ini, usaha Anda dapat dikatakan mendapatkan laba apabila penjualan yang Anda capai berada di atas titik break even. Sebaliknya, Anda dikatakan mengalami kerugian apabila penjualan berada di bawah titik break even. Metode ini akan efektif apabila syarat berikut terpenuhi, yaitu:
- Seluruh produk yang diproduksi yakin atau sudah pasti terjual
- Biaya variable untuk setiap unitnya tetap
- Seluruh biaya sebagain besar digolongkan pada biaya variable secara dominan, biaya tetap merupakan sisanya.
Misalnya Anda merupakan pemilik usaha jajanan atau cemilan kripik singkong. Biaya tetap yang Anda keluarkan untuk setiap produksi adalah Rp.500 ribu, sementara biaya variable untuk setiap unit produk adalah Rp1000. Anda memutukan untuk menjual produk tersebut dengan harga Rp1.500 per unit. Untuk menghitung berapa produksi yang harus dilakukan untuk mencapai break even, kita misalkan jumlahnya ialah Q. Maka biaya variablenya adalah 1.000Q. Lalu biaya total produksi didapat dari menambahkan biaya tetap dengan biaya variable. ialah 500.000 + 1.000Q. Sementara penerimaan total adalah harga jual dikalikan jumlah barang, maka sama dengan 1.500Q.
Break even adalah keadaan di mana biaya yang dikeluarkan untuk produksi sama dengan jumlah hasil penjualan seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, maka:
1.500Q = 500.000 + 1.000Q
1.500Q – 1.000Q = 500.000 (menggunakan metode subtitusi
500Q = 500.000
Q = 1.000
Maka, dari hasil mengetahui jumlah produk yang harus diproduksi agar mencapai BEP di atas, maka Anda harus memproduksi lebih dari 1.000 bungkus kripik untuk mendapatkan keuntungan. Jika Anda memproduksi di bawah 1.000 produk maka dipastikan Anda akan mengalami kerugian.
Nah, sekian pembahasan mengenaik bagaimana cara menentukan harga jual produk yang harus Anda ketahui sebelum menentukan harga jual produk agar usaha Anda dapat berjalan lancar. Pilihlah metode yang sesuai dengan Anda dan telah Anda pahami dengan baik. Semoga membantu!
[marketing-about]
Jasa Pembuatan Aplikasi, Website dan Internet Marketing | PT APPKEY
PT APPKEY adalah perusahaan IT yang khusus membuat aplikasi Android, iOS dan mengembangkan sistem website. Kami juga memiliki pengetahuan dan wawasan dalam menjalankan pemasaran online sehingga diharapkan dapat membantu menyelesaikan permasalahan Anda.