Media Bisnis Online | by APPKEY

BisnisModel bisnis5 Teknologi Yang Terinspirasi Dari Tumbuhan

5 Teknologi Yang Terinspirasi Dari Tumbuhan

-

Last Updated on October 23, 2019 by

Apa teknologi yang terinspirasi dari tumbuhan yang sudah Anda ketahui? Rupanya sampai sekarang telah tercatat ada cukup banyak teknologi-teknologi yang inovasinya terinspirasi oleh tumbuhan, terutama struktur jaringan tumbuhan.

Teknologi yang dimaksud bukan hanya berkutat pada mesin saja. Tetapi juga beberapa alat terapan yang bersifat seperti pesawat sederhana. Jadi alat-alat ini akan dapat membantu manusia dalam memudahkan pekerjaan mereka.

Teknologi memang sewajarnya terus berkembang setiap saat, hal ini berkesinambungan dengan kecerdasan manusia yang juga meningkat. Semakin banyaknya teknologi yang telah rilis dan diproduksi, semakin mudah pula aktivitas manusia.

Rasa keingintahuan para peneliti pun juga semakin besar di samping keuntungan yang didapat dengan memproduksi sebuah teknologi. Dengan hal ini, berbagai inspirasi bisa mereka dapatkan dari mana saja. Siapa yang menyangka sebelumnya kalau tumbuhan bisa memberikan sebuah inovasi bagi para peneliti untuk membuat sebuah teknologi?

Pada artikel kali ini kami akan membahas apa saja teknologi yang terinspirasi dari tumbuhan. Berikut adalah 5 teknologi yang dimaksud, dimana tentu ada ahli dan ilmuan yang terlibat dalam proses pembuatannya.

Teknologi yang Terinspirasi dari Tumbuhan : Velcro

Artikel terkait  Teknologi Nano : Pengertian, Keunggulan dan Perkembangannya

 

Jika Anda belum begitu tahu, velcro adalah nama lain dari perekat. Ya, perekat yang biasa ditempelkan pada kain, topi, dan material lain yang digunakan untuk merekatkan. Velcro dipasang secara berlawanan pada kulit, karena untuk menyatukan dua kain yang arahnya berbeda.

Hal dari tumbuhan apa yang menginspirasi manusia memproduksi sebuah velcro? Rupanya, velcro ini telah dibuat sejak waktu yang silam dengan terinspirasi oleh duri tumbuhan. Masih ingatkah Anda bagaimana tekstur velcro itu sendiri?

Di sisi lain berupa duri-duri yang cukup tajam sedangkan sisi lainnya berupa material halus. Dua tekstur material berbeda ini bisa bekerja berkesinambungan dan bisa saling melekat.

Velcro dapat ditempelkan di dipisahkan. Saat dipisahkan, velcro akan mengeluarkan bunyi keras yang sangat khas.  Lalu bagaimana bisa velcro ini terinspirasi oleh duri tumbuhan? Dan bagaimana filosofinya? Tak perlu khawatir karena Anda juga akan mengetahuinya.

Teknologi yang berupa perekat tempel-pisah ini tadinya terinspirasi oleh suatu keadaan dimana duri tumbuhan menempel pada bulu anjing. Sama halnya dengan velcro itu sendiri bukan? Di sisi lain berupa duri dan di sisi lain berupa benang permukaan halus.

Dialah seorang insinyur listrik bernama George de Mestral yang mendapatkan inspirasi membuat teknologi ini. Saat itu George de Mestral telah menemukan velcro pada tahun 1948. Tak langsung dipatenkan, George de Mestral harus menunggu hingga 1955 untuk dipatenkannya teknologi yang dibuatnya.

Apa yang membuat George de Mestral ini terinspirasi oleh duri dan bulu anjing? Pada tahun 1941 silam, ia sedang meneliti sebuah duri-duri yang menempel pada pakaian dan rambut. Hal ini diamati menggunakan mikroskop.

Velcro sendiri berasal dari kata velours yang artinya beludru dan crochet yang artinya kait. Dua istilah ini diambil dari Bahasa Perancis. Saat ini, hampir semua produk fashion menggunakan velcro.

Banyak nama lain dari velcro di berbagai daerah, misalnya keretan atau kretekan. Intinya, memang velcro dapat menimbulkan bunyi “kretek” ketika dilepas antara satu sisi dengan sisi lainnya.

Meskipun tampak sederhana, proses pembuatan velcro di awal inisiatif ilmuwan George de Mestral memang tidak mudah. George de Mestral menggunakan berbagai bahan yang memiliki sifat dapat melekat secara sempurna antara satu sisi dengan sisi lainnya. Hal ini penting mengingat fungsi utama velcro adalah untuk melekatkan dua sisi.

Lalu, pada alat apa saja velcro biasa ditemukan? Yang pertama adalah sepatu tanpa tali. Sepatu tanpa tali selalu direkatkan dengan dua komponen, antara magnet atau velcro. Sepatu jeni ini memang memiliki sisi kerekatan sendiri sehingga cocok digunakan oleh anak-anak.

Selain pada sepatu, baju dan tas juga banyak yang menggunakan velcro. Bahkan saat ini banyak juga media pembelajaran yang memakai bahan velcro untuk anak-anak hingga Anak Berkebutuhan Khusus (ABK) jenis autisme untuk pembelajaran Picture Exchange Communication System (PECS).

Caranya adalah dengan melekatkan gambar-gambar dengan velcro yang kasar. Lalu di papan flanel atau yang sudah ditempeli oleh velcro halus gambar tersebut digunakan untuk berkomunikasi. Anak autis akan dapat menyamakan gambar, menyampaikan perasaan dan mengetahui jadwal dengan bantuan velcro pada media pembelajarannya. Sangat bermanfaat bukan?

Teknologi yang Terinspirasi dari Tumbuhan : Pemurni Udara Andrea

Artikel terkait  Teknologi Augmented Reality | Pengertian & Perkembangannya

Fungsi utama tumbuhan yang sangat membantu manusia adalah mampu menjernihkan atau membersihkan udara sehingga lebih aman dihirup oleh manusia. Fungsi inilah yang membuat manusia berbondong-bondong menanam pohon atau tumbuhan, baik itu di jalanan kota, taman, bahkan ditaruh di dalam ruangan.

Meskipun tumbuhan telah diciptakan dengan fungsi yang sedemikian rupa, tetapi tetap saja manusia mampu berinovasi untuk membuat sebuah teknologi yang semakin membuat manusia nyaman.

Teknologi terapan ini adalah sebuah alat yang mampu mempercepat kinerja tanaman bernama Andrea Air Purifier. Tidak sia-sia untuk diproduksi, fungsi dari teknologi ini sama dengan fungsi tumbuhan, hanya saja prosesnya menjadi lebih cepat.

Teknologi yang terinspirasi dari tumbuhan ini bersifat sederhana namun impactnya luar biasa. Ya, dengan pemurni udara Andrea orang bisa menaruh tumbuhan di dalam ruangan dengan mengambil manfaat yang lebih.

Cara menggunakan pemurni udara Andrea ini sangatlah mudah, setelah mendapatkannya Anda hanya tinggal menaruh tanaman di dalamnya. Bahkan, tanaman yang dipilih pun bisa bebas, tanaman apa saja bisa.

Tanaman yang ditaruh di dalam pemurni udara Andrea ini akan bekerja seperti biasa. Yaitu mengolah udara yang buruk untuk menjadi udara yang lebih bersih, dan teknologi ini akan mempercepat prosesnya.

Pemurni Udara Andrea didesain seperti toples makanan yang mana nantinya udara yang terisi bakteri dan virus akan menempel pada sisi atas, setelah diolah oleh tumbuhan yang ada didalamnya, udara bersih akan segera dikeluarkan melalui bagian bawah teknologi ini.

Adanya kipas yang ditaruh di bagian bawah membuat udara bersih bisa cepat keluar dan segera terdistribusikan. Menarik bukan? Teknologi yang telah terinspirasi dari tumbuhan ini memang mampu bekerja secara luar biasa dan memberikan manfaat yang tak main-main.

Intinya, udara memang merupakan suatu hal yang primer bagi kehidupan manusia. Apabila alat ini diproduksi secara massal, maka akan banyak keuntungan bisa diperoleh.

 

Organ manusia sangat dipengaruhi dengan murninya udara. Mengapa demikian? Karena dengan meningkatnya kadar oksigen di dalam tubuh maka sel-sel organ akan dapat memperoleh makanan yang lengkap. Bukan hanya itu, metabolisme juga akan semakin lancar.

Oleh karenanya, sangat disarankan bagi pihak-pihak yang memiliki kewenangan untuk membuat alat ini dalam memperbanyaknya. Jadi, kedepan akan banyak titik yang difiltrasi udaranya secara maksimal.

Hal ini akan membantu dalam mengurangi polusi udara juga. Karena dengan adanya mesin penyaring udara maka akan dapat memaksimalkan jumlah udara bersih yang mengandung oksigen di berbagai tempat.

Teknologi yang Terinspirasi dari Tumbuhan : Biophotovoltaic Moss Table

Sesaat setelah mendengar nama teknologi ini, bisakah Anda menebak seperti apa wujud dan fungsi teknologi ini? Pastinya akan sulit untuk menebaknya bukan? Tetapi kita diberi kata kunci table yang mana bisa kita artikan sebagai teknologi yang berwujud sebuah meja.

Teknologi yang mengusung tema bioelektrik ini juga sama pentingnya dengan beberapa teknologi yang terinspirasi dari tumbuhan sebelumnya. Teknologi bioelektrik pada Biophotovoltaic Moss Table mampu mengubah senyawa kimia yang dihasilkan dari fotosintesis menjadi energi listrik.

Ya, proses fotosintesis memang menghasilkan udara yang bersih seperti oksigen. Namun juga menghasilkan berbagai senyawa kimia yang penting untuk tumbuhan itu sendiri.

Artikel terkait  Big Data; Perkembangan, Contoh, dan Manfaatnya di Indonesia

Tanpa membuat tanaman rusak atau mati, Biophotovoltaic Moss Table mampu memanfaatkan energi kimia yang dihasilkan proses fotosintesis ini menjadi sebuah energi listrik yang cukup untuk mengisi energi listrik pada alat kecil, misalnya jam digital.

Berwujud seperti meja, tanaman akan ditaruh di atasnya dan teknologi ini bisa langsung bekerja. Namun demikian, tidak semua jenis tanaman bisa ditumpangkan ke Biophotovoltaic Moss Table.

Teknologi ini juga tak serta merta berupa alat, diperlukan alga seperti cyanobacteria serta tumbuhan dengan vaskular yang bisa membuat teknologi ini bekerja.

Peneliti telah memprediksi bahwa di masa depan penggunaan teknologi ini akan semakin besar dan tersebar di dunia. Sehingga diprediksi pula produksi dari Biophotovoltaic Moss Table akan meningkat.

Dengan adanya penemuan ini, maka jumlah energi yang terbarukan akan dapat meningkat. Saat ini kita ketahui bahwa jumlah sumber energi yang tak terbarukan makin menipis di Indonesia. Jadi, energi alternatif ini sangat dapat membantu banyak orang untuk dapat bekerja secara maksimal.

Tanpa adanya energi alternatif, maka akan muncul berbagai masalah baru. Selain kehabisan sumber daya, banyak orang akan merasakan efek samping berupa limbah dan polusi dari hasil pembakaran baik secara personal maupun ketika mesin-mesin berbahan bakar dimanfaatkan pabrik.

Inilah yang kerap menjadi masalah dari negara-negara maju di dunia. Jadi, dengan adanya Biophotovoltaic Moss Table maka jumlah tumbuhan bisa diperbanyak dan energi listrik dapat diperbanyak dari berbagai alternatif.

Teknologi yang Terinspirasi dari Tumbuhan : Electree

Electee adalah teknologi yang berupa charger tenaga surya yang juga terinspirasi oleh tumbuhan, tepatnya pohon bonsai. Ya, Electree berbentuk seperti pohon bonsai, hanya saja benda ini adalah sebuah teknologi yang juga memudahkan aktivitas manusia.

Lalu bagian mana dari pohon bonsai tepatnya yang menginspirasi peneliti akan teknologi ini? Jawabannya adalah pada bentuknya. Berbentuk mirip dengan pohon bonsai, tetapi Electree ini terinspirasi juga oleh proses fotosintesis pada tumbuhan.

Sama halnya dengan Biophotovoltaic Moss Table yang juga terinspirasi oleh proses fotosintesis. Kalau Anda bertanya siapa yang menemukan inovasi ini, jawabannya adalah Vivien Muller.

Vivien telah mendesain teknologi ini dengan sebanyak 27 daun sel surya. Setiap daun sel surya yang ada dibekali dengan amorphous-silicon dengan kualitas tinggi guna menghasilkan manfaat dari teknologi ini sendiri.

Artikel terkait  Cara Cepat Belajar IT Secara Otodidak untuk Pemula

Ukuran masing-masing daun pada Electree adalah 3,7 inci persegi, atau sekitar sepuluh sentimeter. Karena didesain mirip dengan pohon bonsai, daun-daun yang berupa sel surya ini dibuat menjulur ke atas atau vertikal dengan sebuah lengkungan kecil di setiap dahannya.

Apakah Anda juga bertanya-tanya jumlah kapasitas dari Electree ini? Tentu Anda juga akan mengetahuinya. Dalam satu paket Electree, ada sebanyak 14.000 mAh energi yang bisa disimpan. Menarik bukan? Jumlah energi ini cukup untuk mengisi penuh handphone iPhone 5.

Jumlah energi  tersebut juga penuh untuk mengisi daya handphone iPhone 5 tak hanya sekali, melainkan sembilan kali.  Karena bersangkutan dengan pengecharge-an handphone, maka Electree dibekali dengan perangkat lain berupa port USB.

Ada sebanyak dua port USB yang bisa untuk semua jenis slot smartphone. Beberapa smartphone canggih masa kini bisa menambahkan fitur wireless charging, dan hal ini bisa terjawab sudah oleh Electree.

Electree juga memberikan fitur wireless charging bagi smartphone yang juga mendukung fitur ini. Kedepannya, alat yang terinspirasi dari tanaman ini diharapkan dapat diterapkan pula pada mobil listrik.

Namun, tentunya dibutuhkan tenaga ekstra dengan energi listrik yang besar untuk mengisi daya dari alat-alat rumah tangga bahkan mobil listrik. Dengan adanya Electree, maka inovasi ini juga akan dapat semakin membantu peradaban serta mobilitas manusia.

Di era digital seperti saat ini, banyak orang yang membutuhkan alat-alat portable. Karena Electree adalah salah satu alat yang ukurannya tidak terlalu berat, maka tentu alat ini sangat dapat digunakan untuk berbagai keperluan.

Teknologi yang Terinspirasi dari Tumbuhan : Teater Esplanade

Sampai sejauh ini, teater apa yang membuat Anda kagum karena bentuknya? Keong Emas di Jakarta atau justru teater lain di luar negeri? Sebuah gedung teater biasa berbentuk basic, namun tak berlaku di Teater Esplanade.

Teater Esplanade adalah salah satu teater yang bentuknya terinspirasi oleh buah durian. Terdengar unik bukan? Lalu, apakah Anda sudah membayangkan bagaimana bentuk dari gedung yang desainnya mengadaptasi dari buah berduri tersebut?

Teater yang didesain seperti buah durian ini berada di negara tetangga kita, yaitu Singapura. Sengaja didirikan di tepi laut Marina Bay dan tepi sungai. Bangunan yang berdiri di atas lahan seluar enam hektar ini dibangun dengan tujuan sebagai pertunjukan seni bagi negara itu sendiri.

Teater Esplanade telah dibangun oleh dua firma yang berbeda yang mana berbasis MWP (London Michael Wild Ford & Partners). Tak serta merta biasa disebut-sebut sebagai Teater Esplanade, bahkan banyak juga yang menyebut bangunan ini sebagai Shell Durian, terkadang juga disebut sebagai The Big Durian.

Mengapa durian menjadi salah satu inspirasi dari pembangunan gedung teater tersebut? Usut punya usut, ternyata durian memiliki kulit yang tebal dan bentuk yang jika dikonversikan ke dalam desain gedung maka akan dapat memaksimalkan suara.

Sama halnya seperti gedung di Sydney yang bentuknya menyerupai hewan, gedung yang menyerupai tumbuhan ini juga didesain secara fungsional. Banyak nilai fungsional yang dimiliki oleh bangunan yang satu ini.

Meskipun demikian, karena bentuknya unik maka tidak menutup kemungkinan gedung tersebut juga sangat bermanfaat untuk wisata. Karena tentu banyak orang yang ingin tahu bagaimana bentuk gedung yang menyerupai durian. Meskipun mungkin mereka tidak tahu banyak tentang pertunjukan teater.

Jadi, apakah Anda berminat untuk pergi ke sana? Jika ya, maka jangan lupa untuk mengabadikan momen tersebut dalam sebuah foto. Karena, setiap teknologi tentu selalu berkembang dan dalam beberapa tahun ke depan ada kemungkinan gedung tersebut bisa direnovasi hingga nilai fungsionalnya pun semakin meningkat.

Teknologi yang terinspirasi dari tumbuhan ini tak hanya menawarkan konsep eksterior yang seperti buah durian. Jika masuk ke dalamnya akan banyak ditemui berbagai fasilitas yang lengkap dan profesional. Anda bisa menemukan ruang seni, tempat pertemuan, hingga ruang gaya hidup yang juga menarik.

[business-about]


Jasa Pembuatan Aplikasi, Website dan Internet Marketing | PT APPKEY
PT APPKEY adalah perusahaan IT yang khusus membuat aplikasi Android, iOS dan mengembangkan sistem website. Kami juga memiliki pengetahuan dan wawasan dalam menjalankan pemasaran online sehingga diharapkan dapat membantu menyelesaikan permasalahan Anda.

Jasa Pembuatan Aplikasi

Jasa Pembuatan Website

Paket Aplikasi Android dan iOS

Pasang iklan

- Advertisement -

Mau posting artikel iklan?

Yuk klik dan ikuti ketentuan layanan dari kami, dapatkan penawaran paket dengan harga terbaik!

Subscribe Sekarang

Dapatkan beragam informasi menarik tentang IT, Bisnis, Ekonomi, Berita Domestik dan Global langsung melalui email Anda. Subscribe sekarang dan raih kesuksesan bersama kami!

Kategori

Blog Post Ranking 10

7 Jenis Font Paling Sering Digunakan Oleh Para Profesional Dalam Desain Grafis

Anda seorang desainer grafis? Atau, Anda baru hendak terjun kedalam dunia desain grafis? Pekerjaan membuat desain, meski terlihat mudah,...

11 Aplikasi Desain Jersey Android Terbaik yang bisa Anda coba!

Anda sedang mencari inspirasi bisnis? Mengapa tidak mencoba merintis bisnis jersey tim sepak bola kenamaan saja? Mari mencobanya dengan...

Cara Mengedit Aplikasi Android Dengan Apk Editor

Pernahkah Anda berpikir untuk mengedit aplikasi Android? Jika pernah, ada banyak sekali pilihan aplikasi untuk mengedit aplikasi Android yang...

Startup Repair Adalah? Penyebab dan Cara Mengatasinya

Startup repair adalah salah satu jenis problem yang sering ditemukan pada PC, hal ini menyebabkan PC sering gagal booting. Saat...

10 Contoh Iklan Penawaran Jasa dan Produk Paling Menarik!

Seperti apa contoh-contoh iklan penawaran yang menarik konsumen? Buat Anda yang sering bingung menyusun kata-kata iklan penawaran, jangan lewatkan...

7 Prinsip Desain Grafis yang Perlu Kamu Ketahui & Pelajari

Pernahkah Anda melihat sebuah film animasi atau sebuah gambar dengan desain grafis yang cantik, estetik dan menarik? Pernahkah Anda...

25 Tempat Jual Beli Online Terbaik dan Terpercaya di Indonesia

Dewasa ini, berkembangnya teknologi di Indonesia memunculkan beragam startup e-commerce berkonsep tempat jual beli online yang menjual produk lengkap...

HOST ID dan NETWORK ID | Pengertian dan Contohnya

Perangkat komputer yang biasa kita gunakan sehari-hari, ternyata memiliki jaringan yang rumit dan juga kompleks. Sebab, hingga saat ini...

Cara Cepat Belajar IT Secara Otodidak untuk Pemula

Belajar IT atau coding bisa dibilang hal yang tidak mudah apalagi bagi pemula. Karenanya memang butuh beberapa tahun untuk...

Standar Biaya Pembuatan Aplikasi Android dan IOS

Hal yang membedakan standar biaya pembuatan aplikasi Appkey adalah perangkat yang dibutuhkan dan support aplikasi untuk keperluan development. Seperti...

Website

WordPress

Maintenance

Server / Hosting

Domain

Front end

Backend

Laravel

Web programming

Teknologi web

Biaya pembuatan website

Aplikasi

Aplikasi Game

Aplikasi Android

Aplikasi iOS

Mobile Programming

Cross-platform

Biaya pembuatan aplikasi

Desain

Design Web

Design App

Design UI

Designer tools

Paling Sering dibaca
Mungkin Anda Menyukainya