Strategi digital marketing harus selalu disesuaikan dengan target konsumen Anda. Inilah sejumlah kiat marketing yang terbukti disukai pembeli Gen Z.
Apa yang terlintas di benak Anda ketika membayangkan sosok pemuda usia produktif? Sebagian besar orang akan menjawab dengan menyebut “Milenial” yang sedang aktif dan lincah.
Asumsi tersebut salah besar. Faktanya, para pemuda usia produktif (kelahiran 1995-2010) tersebut adalah bagian dari Gen Z, bukan Milenial seperti yang sering disebut-sebut. Garis kelahiran Milenial justru sebelum Gen Z dari 1977-1994!
Oleh sebab itu, strategi pemasaran untuk calon konsumen Gen Z tidak bisa disamakan dengan Milenial. Namun tidak perlu cemas, karena masih belum terlambat untuk memperbaiki cara pendekatan ke konsumen Gen Z.
Berikut ini kami sudah siapkan 3 kunci utama dari strategi digital marketing khusus target konsumen Gen Z. Yuk langsung kita simak penjelasan selengkapnya berikut ini!
Daftar Isi
Strategi Digital Marketing : Karakteristik Gen Z
Poin pertama yang wajib dipahami dari komunitas gen Z adalah karakteristik mereka.
Sejumlah penelitian terhadap pemuda di Amerika Serikat menunjukkan bahwa kelompok masyarakat ini memiliki gaya hidup yang lebih luas dan beragam. Poin tersebut berlaku untuk kelahiran Gen Z di berbagai belahan negara lainnya, termasuk Indonesia.
Keunikan gaya hidup Gen Z jauh lebih personal, individu, dan kompleks, bahkan melebihi ciri khas dari kelompok Milenial. Terdapat tiga cara umum bagi Gen Z untuk mengekspresikan diri mereka ke publik:
- Gen Z tidak melabeli dirinya berdasarkan ras, suku, maupun warna kulit. Mereka lebih senang mengeksplorasi diri dan identitas mereka dengan cara unik masing-masing.
- Secara individu, Gen Z lebih terbuka dan mampu menerima perubahan di sekitar mereka (open minded). 15% populasi Gen Z sengaja menggunakan lebih dari 1 suku dan ras untuk mendeskripsikan diri, asal keluarga, dan garis keturunan mereka.
- Muda-mudi Gen Z lebih terbuka dengan identitas dan perubahan gender seseorang. Menurut hasil penelitian dari Pew Research, lebih dari 50% pemuda Gen Z memiliki kerabat transgender.
Contoh Pemanfaatan Strategi Digital Marketing
Lalu apa yang bisa kita petik dari penjelasan karakter Gen Z ini? Anda dapat menonjolkan “ekspresi diri yang lebih personal” dalam branding, nilai, serta cara pelayanan konsumen.
Keberagaman citra, tema dan karakter ekspresi diri ala Gen Z harus tercermin dalam strategi digital marketing Anda. Tujuannya supaya konsumen merasa ada persamaan antara sifat mereka dengan brand.
Pendekatan yang personal juga menambah nilai plus dalam penilaian pembeli. Mereka akan merasa lebih diperhatikan dan dipahami kebutuhannya. Lambat laun sikap ini bisa memupuk rasa loyalitas terhadap merek.
Pun tak dapat dipungkiri bahwa Gen Z adalah kelompok yang kritis. Mereka menjunjung tinggi nilai keberagaman, dan menolak mendukung brand yang diskriminatif.
Strategi Digital Marketing Gen Z : Pola Interaksi Konsumen
Gen Z memiliki pola interaksi yang unik. Mereka suka memerhatikan banyak merek di berbagai platform, tapi harus “didorong” agar mau berinteraksi dengan konten yang disuguhkan.
Sekitar satu dekade yang lalu, saat kelompok Milenial masih berusia 18-29 tahun, ada 57% orang yang menggunakan lebih dari 1 platform sosmed. Namun 96% Gen Z dalam rentang usia yang sama (18-29 tahun) menggunakan minimal 5 sosial media per orang.
Facebook adalah jejaring sosial media terpopuler untuk Milenial, tetapi platform ini tidak begitu diminati oleh Gen Z. Komunitas ini lebih mengutamakan YouTube (peringkat 1), TikTok dan Snapchat (peringkat 2), baru kemudian Facebook (peringkat 3).
Tidak hanya pola penggunaan media sosial yang berbeda, tetapi juga cara Gen Z berinteraksi dengan brand online. Baik Gen Z dan Milenial sama-sama memfollow beragam akun brand terkenal. Tetapi, hal ini cuma terjadi di platform sosmed mainstream saja.
Selain itu, user Gen Z lebih pasif, tidak mau berinteraksi pada konten dari akun brand yang difollow. Kita tidak akan tahu siapa saja Gen Z yang menyimak iklan, karena mereka bertindak selayaknya “silent reader”. Sedangkan Milenial lebih aktif meninggalkan engagement.
Fenomena ini sangat mudah diamati di Facebook. Meski terkenal, platform sosmed buatan Mark Zuckenberg dipandang “tidak keren” oleh para muda-mudi Gen Z. Instagram dan YouTube juga mulai dipandang sebagai sesuatu yang “biasa” dan “membosankan”.
Berbeda dengan TikTok, yang sengaja mendesain fitur-fiturnya seefektif mungkin untuk mendulang engagement penonton Gen Z. Akibatnya, konten-konten TikTok berhasil menerima lebih banyak interaksi dibandingkan 3 aplikasi sebelumnya.
Contoh Pemanfaatan Strategi Marketing Digital
Dari penjelasan di atas kita belajar bahwa mendekati Gen Z adalah hal yang susah-susah gampang. Dibutuhkan strategi marketing digital yang bersifat multi-platform untuk mencapai goals pemasaran di kalangan Gen Z.
Supaya iklan Anda tidak di-skip Gen Z, usahakan untuk menggabungkan inovasi dan trend konten dengan nilai unik khas sosial media. Cari tahu apa saja keunggulan dan nilai utama fitur sosmed pilihan, dan dari sana Anda akan mendapat inspirasi cara pemasaran terbaik.
Strategi Digital Marketing Gen Z : Ekspektasi dan Dukungan pada Brand
Poin penting yang terakhir, Gen Z punya banyak ekspektasi terhadap brand-brand di sekitar mereka.
Gen Z menginginkan dan menyukai brand yang tegas sekaligus solutif atas masalah. Mereka lebih bersedia mendukung perusahaan dengan nilai idealis tersendiri.
Jadi, brand tidak hanya “dituntut” untuk menyediakan produk/jasa sesuai kebutuhan, tetapi juga ikut andil memecahkan masalah sosial di masyarakat. Sikap ini dikenal juga dengan sebutan ‘aktivis brand’ (brand activism).
Ekspektasi tersebut sejalan dengan sistem penguatan hasil (reinforcement) yang dilakukan oleh brand. Studi dari peneliti bernama Gartner menjumpai hasil di mana konsumen Gen Z memberi dukungan dengan membeli produk/jasa dari brand yang peduli atas isu sosial.
Begitu juga sebaliknya. Mereka dapat menolak, menyetop, dan memboikot sebuah produk sebagai bentuk protes. Aksi massa seperti ini juga pernah terjadi beberapa kali di Indonesia, bukan hanya luar negeri saja.
Contoh Pemanfaatan Strategi Digital Marketing
Konten media sosial brand Anda harus fokus pada masalah, isu, dan nilai-nilai yang dianggap paling penting bagi Gen Z. Kisah aktivisme sosial brand Anda adalah cara ampuh untuk mengajak konsumen terlibat demi mencapai tujuan bersama.
Demikianlah pembahasan seputar aneka strategi digital marketing untuk konsumen Gen Z. Sekarang Anda sudah siap untuk menghadapi target konsumen dari kelompok Gen Z!
Meskipun Gen Z memiliki banyak keunikan tersendiri, tetap ingat bahwa mereka adalah kelompok masyarakat usia muda. Muda-mudi Gen Z masih dalam fase “transisi” dari anak-anak ke dewasa, sehingga mereka tetap mempunyai kelebihan dan kekurangan tersendiri.
Anda dapat memahami lebih dalam seputar karakter Gen Z dengan melakukan lebih banyak riset dan pengamatan. Jangan lupa untuk turut mempertimbangkan faktor lain seperti budaya, sosial, dan teknologi saat ini supaya strategi marketing Anda tetap relevan.
Yuk jadi lebih up to date dengan dunia digital marketing bersama MARKEY! Sekarang Anda bisa baca gratis ratusan artikel kaya wawasan di https://markey.id/ atau via MARKEY APP. Sampai bertemu lagi!
Jasa Pembuatan Aplikasi, Website dan Internet Marketing | PT APPKEY
PT APPKEY adalah perusahaan IT yang khusus membuat aplikasi Android, iOS dan mengembangkan sistem website. Kami juga memiliki pengetahuan dan wawasan dalam menjalankan pemasaran online sehingga diharapkan dapat membantu menyelesaikan permasalahan Anda.